- Plt. Sesmenpora Jonni Mardizal menyebut dasar pertimbangan DBON adalah perlunya kebijakan jangka panjang pembinaan dan pengembangan olahraga nasional.
- DBON bisa berjalan lancar dan konsisten dengan adanya dukungan semua pihak.
- Kemenpora melanjutkan sosialisasi Perpres Nomor 86 Tahun 2021 tentang DBON di Ballroom InterContinental Hotel, Jakarta, hari ini.
SKOR.id - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melanjutkan sosialisasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Terbaru adalah kegiatan yang berlangsung di Ballroom InterContinental Hotel, Jakarta, Rabu (10/11/2021).
DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi yang masuk sentra pembinaan olahraga nasional seperti dalam DBON.
Plt. Sesmenpora Jonni Mardizal menyebut dasar pertimbangan DBON adalah perlunya kebijakan jangka panjang.
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan sistem keolahragaan nasional yang terintegrasi dan kolaboratif.
Menurutnya, dengan DBON, Indonesia akan bisa meningkatkan daya saing dalam bidang keolahragaan.
"DBON terbit pada hari bersejarah bagi insan olahraga, yaitu Haornas 2021. Ini hasil diskusi antara pemerintah pusat, daerah, guru besar, praktisi serta stakeholder olahraga," katanya.
Jonni Madrizal menegaskan, DBON merupakan dokumen rencana induk yang berisikan arah kebijakan pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional.
Yang dilakukan secara efektif, efisien, unggul, terukur, sistematis, akuntabel, dan berkelanjutan dalam lingkup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, dan industri olahraga.
"Jadi, DBON ini sama-sama kita harapkan tahun 2045 nanti masyarakat kita aktif berolahraga dan menciptakan masyarakat yang bugar," ujarnya.
"Serta kita menargetkan Olimpiade dan Paralimpiade kedepan kita bisa berada diperingkat lima besar,” Jonni Madrizal menambahkan.
Dia pun optimistis target yang tertuang dalam DBON bisa tercapai. Dengan catatan, semua pihak terkait bisa bersinergi dan konsisten.
Tak sekadar pembinaan, memajukan perekonomian nasional dengan berbasis olahraga juga masuk dalam target DBON.
"Desain besar olahraga nasional, juga terdapat didalamnya 14 cabang olahraga unggulan Olimpiade berdasarkan prestasi dan peluang medali," katanya.
"Sedangkan untuk Paralimpiade, ada lima cabor. Nah, untuk penetapan cabor unggulan, tentu sudah melalui tahapan kajian dan pertimbangan," tambahnya.
Jonni Madrizal menegaskan, bukan berarti cabor unggulan tersebut bakal aman. Dengan kata lain, akan ada evaluasi hingga degradasi dan promosi.
Maka, pengurus cabor tak bisa bersantai. "Dengan ini, kami berharap olahraga nasional bisa terus berprestasi," ia menambahkan.
Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta, menyebut pemilihan cabor unggulan Olimpiade dan Paralimpiade dilihat dari beberapa aspek.
"Kita juga melihat SDM, bibit-bibitnya, kompetisinya, hingga konflik. Jadi, yang dirasa sudah baik untuk potensi medali di ajang olimpiade ataupun paralimpik," ucapnya.
"Hanya, memang dari 14 cabor unggulan olimpiade dan 5 paralimpik ini juga bisa berubah karena dalam DBON itu menggunakan sistem promosi degradasi."
Sosialisasi Perpres Nomor 86 Tahun 2021 juga dihadiri jajaran Eselon I dan II Kemenpora, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jakarta Achmad Firdaus, Rektor Universitas Negeri Jakarta Prof Komarudin, dan stakeholder olahraga.
10 Aturan Baru Xavi Hernandez di Barcelona yang Pantang Dilanggar https://t.co/vyfj3J4c5x— SKOR.id (@skorindonesia) November 10, 2021
Berita Kemenpora Lainnya:
Peringati Hari Pahlawan, Kemenpora Ajak Masyarakat Nyalakan Semangat Kepahlawanan
Menpora: Banyak Rekor Tercipta di Peparnas, Bukti Atlet Disabilitas Tidak Kalah Hebat