- Pilar timnas Indonesia U-16 jebolan Liga Topskor, Resa Aditya, pernah mengalami sindrom pemain bintang.
- Sindrom tersebut membuatnya besar kepala dan merasa hebat sendiri, terutama bagi pemain muda.
- Beruntung, pilar timnas Indonesia U-16 ini diingatkan oleh ayahnya agar tidak terlarut dalam sindrom pemain bintang.
SKOR.id – Kesuksesan tentu akan terasa sangat manis jika diraih setelah menjalani kerja keras. Hal tersebut tentunya layak dirayakan.
Akan tetapi, setelah sukses bukan berarti boleh bertingkah sombong terhadap orang lain. Sebab, hal tersebut nantinya akan menjadi bumerang bagi diri sendiri.
Itulah yang sempat dialami oleh pemain timnas Indonesia U-16, Resa Aditya.
Resa Aditya merupakan pemain timnas Indonesia U-16 jebolan kompetisi usia dini, Liga Topskor. Sebelum menjadi langganan di timnas usia muda, dia belajar di SSB Imran Soccer Academy (ISA).
Berita Timnas Indonesia Lain: 11 Pemain Terbaik Timnas Indonesia Versi Putu Gede Dwi Santoso
Sukses tampil bagus untuk SSB ISA, Resa tidak hanya bermain untuk timnas U-16, tetapi juga mendapatkan kontrak dari Persija Jakarta U-16.
Kerja kerasnya selama berlatih dan belajar di SSB IS akhirnya membuahkan hasil bagus.
Baca Juga: Cedera Parah Sembuh, Winger Pembobol Gawang Timnas Indonesia Tak Jadi Pensiun Dini
Resa ternyata sempat mengalami sindrom pemain bintang atas catatan bagus untuk kariernya sebagai pesepak bola muda.
Itu dia alami saat membela tim Topskor Indonesia pada Gothia Cup Cina 2018.
Hal tersebut diutarakan Resa saat mengisi program Head To Head (H2H) pada channel Youtube Liga Topskor, Selasa (21/4/2020). dia mengaku sindrom pemain bintang membuatnya malas latihan.
“Saya dulu pernah merasakan yang namanya star syndrome (sindrom pemain bintang). Itu membuat performa saya menurun,” ucap Resa Aditya yang mendapatkan pertanyaan tersebut dari pengikut akun Instagram Liga Topskor.
Baca Juga: 8 Pelatih Asing Persebaya Sampai 2020, Satu Nama Hanya Kerja Sebulan
Beruntung, sebelum terlarut dalam sindrom pemain bintang, Resa mendapatkan nasehat dari ayahnya, Wiji Rohadi.
Sikap sindrom pemain bintang adalah kesalahan fatal yang dilakukan oleh pesepak bola, bahkan mereka yang sudah menyandang gelar pemain terhebat di dunia.
“Tetapi, ayah menasehati dan saya sadar untuk bangkit kembali,” kata Resa lebih lanjut.
Sindrom pemain bintang sendiri membuat seseorang merasa paling hebat sendiri. Kesombongan mulai muncul dalam hati seseorang dan itu tak layak dijadikan contoh.
Baca Juga: John Cofie, Wonderkid Manchester United Rekan Paul Pogba yang Terdampar di Liga Filipina
Setelah tersadar dari sindrom pemain bintang, Resa akhirnya berhasil menemukan performa terbaiknya.
Dia lolos seleksi timnas Indonesia U-16, kemudian sukses mengantar PS Tira Persikabo menjadi juara Elite Pro Academy Liga 1 U-16 pada 2019.