SKOR.id – Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia pada Selasa (3/9/2024) hingga Jumat (6/9/2024). Pesawat Paus Fransiskus sendiri sudah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Selasa pukul 11.26 WIB.
Ini menjadi kali kedua seorang Pemimpin Gereja Katolik Dunia menyambangi Indonesia. Sekira 35 tahun silam, tepatnya 8-12 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II juga pernah berkunjung ke Indonesia.
Adapun bagi Paus Fransiskus, Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjunginya dalam rangkaian kunjungannya ke Asia. Usai Indonesia, ia akan melawat ke Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Berasal dari Argentina, Paus Fransiskus – yang diangkat menjadi Pemimpin Gereja Katolik Dunia dan Kepala Negara Vatikan pada 13 Maret 2013 – ternyata juga dikenal menyukai olahraga, termasuk yang berisiko tinggi, balapan.
Pada pertengahan April 2018, Paus Fransiskus menyambut sejumlah pembalap terpilih yang berkompetisi di Kejuaraan Formula E ABB FIA di kediamannya di Santa Marta menjelang E-Prix pertama di sirkuit jalan raya Roma, Italia.
Selain pembalap, saat itu juga hadir mewakili FIA adalah Wakil Presiden Dewan Olahraga Motor Dunia dan Presiden ACI Angelo Sticchi Damiani bersama pendiri dan CEO Formula E Alejandro Agag, dan perwakilan tim.
Dalam kesempatan itu, Paus Fransiskus juga memberikan Berkat Apostolik pribadi untuk salah satu mobil balap, sebagai salah satu simbol dukungannya terhadap balap mobil ramah lingkungan.
Lebih dari separuh grid dan mobil Formula E yang sepenuhnya listrik melakukan perjalanan singkat ke Kota Vatikan, sebelum balapan perdana di ibu kota Italia itu untuk E-Prix Roma, yang saat itu menjadi putaran ketujuh Kejuaraan Formula E ABB FIA 2017-2018.
Pada akhir Agustus 2018 silam, menjelang digelarnya Grand Prix San Marino 2018 di Misano World Circuit Marco Simoncelli, lima pembalap motor di Kejuaraan Dunia MotoGP mendapatkan kesempatan spesial menemui Paus Fransiskus di Vatican City berkat peran penyelenggara balapan dan Federasi Sepeda Motor Italia ( Italian Motorcycling Federation).
Marc Marquez, yang saat itu masih membela Tim Repsol Honda, datang bersama rekan setimnya Dani Pedrosa, Danilo Petrucci dan Jack Miller (Alma Pramac Racing), serta Andrea Iannone (Team Suzuki Ecstar), serta sejumlah bos Dorna Sports dan petinggi tim, berbincang akrab dengan Paus Fransiskus.
Sebelum acara berlangsung, setiap pembalap memberikan Paus Fransiskus salah satu helm balap mereka sebagai hadiah.
Berbicara kepada para pembalap MotoGP, Paus Fransiskus mengatakan olahraga merupakan sarana pendidikan yang tidak tergantikan, khususnya bagi generasi muda.
Paus Fransiskus menjelaskan, olahraga mampu menstimulasi transendensi diri yang sehat dan egoisme, mengajarkan semangat pengorbanan. Lebih dari itu, jika dilakukan dengan baik mampu menginspirasi kesetiaan dalam hubungan antarpribadi, persahabatan, dan menghormati aturan.
Paus Fransiskus juga merefleksikan dua konsep terkait olahraga: gairah dan apa artinya menjadi seorang juara. “Dunia membutuhkan semangat agar orang-orang hidup dengan semangat, dan bukan seperti mereka yang membiarkan hidup membebani mereka,” ucapnya.
Paus Fransiskus juga mengatakan “juara dalam hidup” yang sebenarnya adalah orang yang hidup dengan penuh semangat.
“Penting bagi orang-orang yang terlibat dalam olahraga di berbagai tingkatan untuk mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dan Kristiani yang merupakan akar dari masyarakat yang adil dan saling mendukung,” ujar Paus Fransiskus.
Paus mengatakan olahraga mempromosikan persahabatan dan dialog, karena olahraga diungkapkan dalam bahasa universal yang melampaui batas, bahasa, ras, agama, dan ideologi.
Tidak hanya para pembalap Formula E dan MotoGP, Antonio Giovinazzi juga merasakan keramahan Paus Fransiskus saat dirinya berkunjung pada Februari 2020, sebelum musim balap Formula 1 dimulai.
Giovinazzi, yang saat itu membela Tim Alfa Romeo Racing, disambut Paus pada 1 Februari 2020, sebelum misa umum digelar di Vatikan.
Saat Giovinazzi menyerahkan helmnya kepada Paus Fransiskus, Yang Mulia mengingatkan pembalap asal Italia itu akan pentingnya olahraga bagi kaum muda.
“Itu pengalaman yang luar biasa dan emosional karena memiliki kesempatan untuk mengenal Paus secara pribadi dan dapat berbicara dengannya adalah sesuatu yang tidak dapat digambarkan,” kata pembalap yang kini berusia 30 tahun itu.
“Kami (saat itu) berbicara tentang pentingnya olahraga bagi kaum muda karena olahraga mewakili pusat kebugaran tidak hanya untuk tubuh tetapi juga untuk pikiran, dan tentang pentingnya tumbuh dengan nilai-nilai yang kuat,” tutur Giovinazzi yang meninggalkan F1 pada akhir 2021 dan kini turun di Kejuaraan Dunia Balap Mobil Ketahanan (FIA World Endurance Championship).