- Cate Campbell membuka sisi gelap dunia atlet renang putri Australia lewat buku berjudul Sister Secrets: Life Lessons from Pool to the Podium.
- Peraih empat medali emas Olimpiade tersebut mengatakan bahwa para pelatih sering melakukan body shamming kepada atlet putri.
- Cate Campbell juga buka-bukaan mengenai kesehatan mental yang dialaminya sejak tahun lalu.
SKOR.id - Salah satu perenang kenamaan Australia, Cate Campbell, buka-bukaan mengenai body shamming para atlet putri di negaranya lewat sebuah buku.
Selasa (9/11/2021), Cate Campbell bersama dengan saudarinya, Bronte Cambell, merilis buku dengan judul Sister Secrets: Life Lessons from Pool to the Podium.
Buku terbitan Sunday Telegraph tersebut berisi perjalanan karier Campbell Bersaudara sebagai perenang profesional.
Selain prestasi, Campbell juga mengupas borok di dalam kontingen renang Australia mengenai body shamming.
Peraih empat medali emas Olimpiade tersebut menulis bahwa para pelatih pria di tempatnya sangat terobsesi dengan berat badan para perenang putri.
Para pelatih tersebut, menurut Campbell, terang-terangan mengkritisi bentuk badan atlet putri yang bertambah berat badan.
Mereka juga meminta para atlet putri untuk makan malam dengan piring yang lebih kecil agar tidak kebanyakan makan, dan menggemuk.
"Berat badan dari dulu hingga sekarang selalu menjadi topik pembicaraan di kolam renang atau di dalam tim renang," kata Campbell dilansir dari The Guardian.
"Semua atlet putri secara terang-terangan disuruh untuk memilih piring dengan ukuran lebih kecil saat makan malam agar tidak makan kebanyakan."
"Secara umum para pelatih pria berpendapat bahwa semakin kurus (atlet putri) maka semakin baik. Beberapa pola pikir ini menular kepada saya."
Ini bukan kali pertama, Campbell buka suara mengenai dapur sebagai seorang perenang profesional.
View this post on Instagram
Pada Oktober kemarin, perenang 29 tahun tersebut mengungkapkan bahwa dirinya mengalami gangguan kesehatan mental sejak tahun lalu dan sejak sebelum Olimpiade Tokyo dalam pengawasan medis.
Melalui Instagramnya, Campbell menceritakan perjuangannya menghadapi kondisi gangguan kesehatan mental yang diidapnya.
"Pada Juli 2020 saya didiagnosa dengan depresi. Pada Juni 2021, empat minggu sebelum Olimpiade Tokyo bergulir, saya akhirnya mengakui bahwa saya butuh bantuan medis. Saya bersyukur telah mendapatkannya."
"Kesehatan mental bukan pertanda kelemahan. Itu bukan diskriminasi. Kesehatan mental itu sangat nyata dan sebagian besar dari kita semua akan menghadapinya dalam hidup," tulis Campbell.
VIDEO: 3 Gol Terbaik Akademi Barcelona, La Masia Bulan Ini https://t.co/Ag2PosMAVC— SKOR.id (@skorindonesia) November 14, 2021
Berita Renang Lainnya:
Pelecehan Seksual di Dunia Olahraga Terjadi Lagi, Kali Ini Menyeret Eks Pelatih Renang Australia
Aflah Fadlan Prawira Makin Percaya Diri Usai Olimpiade Tokyo, Incar Medali Asian Games