SKOR.id - Kecelakaan horor Francesco 'Pecco' Bagnaia dalam balapan MotoGP Catalunya akhir pekan lalu mengingatkan pada sejumlah insiden lain yang sayangnya tidak berakhir sebaik bintang Ducati.
Dua tahun lalu crash fatal terjadi saat sesi Moto3 Italia di Sirkuit Mugello, di mana rider Jason Dupasquier terjatuh dari motornya dan ditabrak Ayumu Sasaki yang tak bisa menghindar.
Dua hari setelah insiden, pemuda Swiss tersebut tidak mampu bertahan akibat terluka parah. Dupasquier meninggal dunia saat usianya belum genap 20 tahun.
Di Sirkuit Misano, lokasi Grand Prix San Marino yang akan digelar akhir pekan ini, momen gelap terjadi pada musim 2010. Ketika itu talenta Jepang Shoya Tomizawa meregang nyawa.
Ia terjatuh di tengah lintasan usai crash dalam balapan Moto2. Alex De Angelis dan Scott Redding, yang melaju kencang tidak sempat menghindar, menabraknya. Ia wafat pada usia 20 tahun.
Namun, yang paling membekas di benak semua penggemar MotoGP mungkin adalah kecelakaan parah yang menewaskan Marco Simoncelli di Sirkuit Sepang pada 2011.
Pembalap Italia yang disebut-sebut berpotensi menjadi juara dunia kelas premier itu kecelakaan saat race MotoGP Malaysia. Sialnya, ia lalu tertabrak Colin Edwards dan Valentino Rossi.
Rekaman sang ayah, Paolo Simoncelli, yang khawatir berdiri di medical center menunggu kabar dan berharap nyawa putranya tertolong, tak akan pernah hilang dari ingatan fans MotoGP.
Setelah kematian tragis Marco Simoncelli, Paolo mengundurkan diri dari dunia balap sepeda motor, mengorganisasi sebuah yayasan, sebelum kembali dan membentuk tim yang didedikasikan untuk sang putra, Sic58 Squadra Corse.
Tim yang dipimpin langsung Paolo Simoncelli tersebut bersaing di kelas Moto3, dengan Kaito Toba dan Riccardo Rossi sebagai rider. Usai race GP Catalunya, ia berbagi opini soal dua crash yang terjadi selepas start.
Menurut Paolo, kesalahan yang dilakukan pembalap Ducati Lenovo Team Enea Bastianini, yang mencoba menyalip di tikungan pertama, secara tak langsung telah menyelamatkan Pecco Bagnaia.
Seperti diketahui, manuver Bastianini menyebabkan dirinya dan empat pembalap lain: Johannn Zarco (Pramac Racing), Marco Bezzecchi (VR46 Racing) serta duo Gresini Racing Alex Marquez dan Fabio Di Giannantonio, terjatuh.
Hanya berjarak beberapa meter, tepatnya di pintu keluar Tikungan 2, Bagnaia mengalami highside dann terjatuh di tengah trek saat memimpin. Brad Binder (Red Bull KTM Factory Racing), yang tak dapat menghindar, melindas kakinya.
Dengan insiden di Tikungan 1 di mana Bastianini jatuh dan menyeret empat pembalap lain, ini mencegah lebih banyak pembalap tiba di pintu keluar T2 dengan kecepatan penuh, tanpa tahu apa yang ada di sana. Secara tidak langsung membuat Bagnaia terhindar dari insiden yang lebih fatal.
"Menurut pandangan saya, kita harus berterima kasih atas kesalahan Enea Bastianini, sebab fakta bahwa Pecco Bagnaia bisa keluar dari kecelakaan mengerikan itu tanpa cedera," kata Paolo Simoncelli.
"Mungkin ini aneh bagi Anda, tetapi pikirkan lagi, apabila Enea tak terjatuh dan terpisah dari grup depan yang dipimpin Pecco, risiko ia ditabrak lebih banyak pembalap akan meningkat. Untungnya, tidak terjadi dan saya mengirim pelukan untuk mereka dan berharap keduanya cepat pulih lagi."
Paolo Simoncelli juga tak ingin menyalahkan Enea Bastianini atas kekeliruannya, karena itu bisa menimpa siapa saja. Terpenting, pembalap belajar dari situ dan berusaha tak mengulanginya.
"Kita semua tahu bahwa di mana ada kecepatan maka di situ ada bahaya. Tetapi balapan motor adalah passion dan Anda tidak dapat menghentikannya," kata pria Italia tersebut.