SKOR.id – Juara dunia bertahan Formula E Stoffel Vandoorne sudah bersiap menghadapi double-header Jakarta ePrix, pada 3-4 Juni 2023. Ia memperkirakan balapan di ibu kota Indonesia tidak akan mudah.
Vandoorne sukses merengkuh gelar Formula E 2021-2022 bersama tim Mercedes-EQ. Ia finis kelima dalam event debut kejuaraan dunia balap mobil listrik itu di Sirkuit Jakarta International ePrix, Juni tahun lalu.
Kali ini akan berbeda. Selain diplot sebagai double-header (balapan ganda), Stoffel Vandoorne juga datang ke Jakarta ePrix, ronde ke-10 dan 11 Formula E 2022-2023, dengan tim barunya, DS Penske, usai Mercedes keluar dari kejuaraan, dan mobil Gen3.
Dua pekan sebelum double-header di Indonesia, Vandoorne memberikan pandangannya mengenai Sirkuit Jakarta International ePrix dan juga tantangan-tantangan yang menanti para pembalap di ibu kota nanti.
“Jakarta, sirkuitnya sangat menantang. Kami akan memiliki sektor lurus yang panjang, di main straight. Dan kemudian beberapa tikungan yang cukup cepat juga di trek,” ujar Vandoorne menjawab pertanyaan dari Skor.id via Zoom, akhir pekan lalu.
“Dengan sektor lurus sangat panjang, juga treknya yang lebar, menyalip sangat mungkin dilakukan. Saya rasa pasti akan ada banyak overtaking dan kembali menjadi balapan yang sulit dalam hal energi dan strategi, bagaimana mengaturnya.”
“Saya bisa bilang itu akan menjadi balapan yang menantang bagi semua orang, karena suhunya, terkadang kondisi cuaca pun sulit. Tahun lalu kami cukup beruntung sebab kering seharian, tapi tak ada garansi tahun ini juga akan sama. Jadi kita lihat nanti.”
Selain itu, dua balapan juga tentu bakal membuat Jakarta ePrix 2023 menjadi lebih rumit Vandoorne dan DS Penske. Namun, pembalap asal Belgia itu meyakini hal yang sama berlaku untuk rival-rival mereka.
“Tahun ini kami memiliki dua balapan (di Jakarta). Akan sangat menantang secara fisik untuk kedua hari karena suhu sangat panas dan tidak ada jalan keluar dari itu, terutama di dalam mobil,” tutur Vandoorne.
“Dan ini bakal menjadi pertama kalinya dengan mobil baru (Gen3), jadi sedikit asing untuk kembali ke sana. Tentu kami punya ide dari musim lalu seperti apa lombanya nanti. Secara umum kami harus open minded dan beradaptasi dengan kondisi berbeda.”
Setelah sembilan balapan Formula E dijalani musim ini, Stoffel Vandoorne belum mampu meraih hasil yang diharapkan bersama DS Penske. Pencapaian terbaiknya adalah pole position dan finis P6 di Sao Paulo ePrix.
Upaya untuk bisa mempertahankan gelar pun tampaknya sudah cukup sulit bagi Vandoorne. Pembalap 31 tahun ini sekarang menempati posisi ke-11 di klasemen, terpaut 93 poin dari sang pemuncak, Nick Cassidy (Envision Racing).
“Pada awalnya membutuhkan sedikit waktu memahami bagaimana tim beroperasi, bagaimana prosedur bekerjad dalam tim dan bahkan untuk mengatur kemudi, semua tombol dan informasi di dasbor,” ungkap Vandoorne.
“Bisa dikatakan semuanya berbeda dari apa yang biasa saya kerjakan. Jadi, ya pasti awal musim agak sulit untuk membiasakan diri. Tapi balapan demi balapan saya menemukan ritme, saya makin nyaman dengan keadaannya.”