SKOR.id – Juara dunia bertahan Formula E Stoffel Vandoorne bersiap kembali balapan dalam Jakarta ePrix awal Juni nanti. Namun tahun ini ia tidak lagi datang bersama tim Mercedes-EQ, tetapi dengan DS Penske.
Pada Formula E musim lalu, Vandoorne sukses meraih gelar juara dunia setelah tampil konsisten bersama Mercedes, yang dibelanya sejak 2019.
Setelah pabrikan Jerman itu memutuskan keluar dari kejuaraan dunia balap mobil listrik akhir 2022, ia gabung DS Penske, tim yang telah tampil di Formula E sejak musim perdana.
Namun, tahun pertamanya dengan Penske tidak berjalan mulus. Dalam sembilan race Formula E 2022-2023, Stoffel Vandoorne belum mampu mencapai podium. Finis terbaiknya adalah P6 di Sao Paulo ePrix.
Pembalap yang sekarang masih menempati posisi ke-11 dalam klasemen sementara ini mengaku banyak hal memengaruhi performanya, termasuk proses adaptasi dengan tim anyar serta GEN3, mobil generasi terbaru Formula E.
“Awal musim ini memang cukup sulit. Hasilnya tidak seperti yang saya harapkan. Ekspektasi kami adalah berada di Top 5 atau lebih jauh di depan. Tapi di saat yang sama, banyak hal berubah dari tahun lalu, tim yang berbeda, juga mobil generasi baru,” ujar Vandoorne kepada wartawan via Zoom, Jumat (19/5/2023).
“Saya kira kualifikasi cukup bagus baru-baru ini. Saya dapat pole position di Sao Paulo, sayangnya gagal mengonversinya jadi hasil bagus. Tapi kami meningkat balapan demi balapan.”
Stoffel Vandoorne juga menjelaskan lebih jauh soal bagaimana transisinya dari Mercedes ke DS Penske. Ia mengakui itu bukan proses yang mudah.
“Berganti tim selalu merupakan proses yang sedikit sulit karena seperti Anda tahu saya bersama Mercedes selama empat tahun. Anda jelas merasa nyaman dengan orang-orang yang bekerja dengan Anda, tim teknis dan staf Anda, cara Anda berkomunikasi dalam tim,” ujar Vandoorne menjawab pertanyaan Skor.id.
“Kemudian ketika Anda berganti tim, itu seperti Anda mulai dari nol lagi, meski saya sudah punya banyak pengalaman balapan. Awalnya butuh waktu untuk memahami bagaimana tim beroperasi, di mana mereka menempatkan fokusnya, prosedur kerja, hingga hal-hal detail seperti setir atau informasi di dashboard.”
“Bisa dikatakan semuanya berbeda dari apa yang biasa saya hadapi. Jadi, ya pastinya awal tahun agak sulit untuk membiasakan diri. Tapi balapan demi balapan saya makin nyaman dengan keadaan.”
“Saya mencoba mengimplementasikan beberapa hal baru yang saya suka. Ini seperti sebuah hubungan terbuka yang Anda jalani dengan orang-orang baru,” pembalap asal Belgia itu menyimpulkan