SKOR.id - Permasalahan soal tidak dilepasnya pemain ke timnas U-23 Indonesia dinilai perlu dimusyawarahkan untuk penyelesaiannya.
Seperti diketahui, pemain yang tidak dilepas klub ke tim nasional telah menjadi persoalan dan bagai bola panas yang terus bergerak liar.
Terkait polemik tersebut, pengamat sepak bola, Effendi Gazali menilai masalah itu harus segera dimusyawarahkan hingga tuntas.
"Setuju juga untuk dibuat aturan yang mengikat setelah adanya musyawarah," Effendi menambahkan di Jakarta, Kamis (17/8/2023).
Lebih lanjut menurutnya, Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-78 yang tepat pada hari ini bisa dijadikan momentum.
"Apa tujuan kemerdekaan RI? Ya meletakkan kepentingan nasional di atas semua kepentingan pribadi atau kelompok," kata Effendi.
"Dan saya yakin seluruh putra-putri terbaik bangsa pasti selalu bangga menambah caps untuk membela timnas di lapangan hijau."
"Pada sisi tertentu, sepak bola termasuk salah satu olahraga pemersatu bangsa, bersama dengan badminton dan aneka olahraga lain."
"Bayangkan kegembiraan dan persatuan bangsa ketika kita kembali mendapat medali emas SEA Games, setelah 32 tahun pulang dengan tangan hampa."

Lelaki yang menjadi wartawan olahraga di tahun 1980-an hingga 1990-an itu pun menekankan pentingnya menyadari tanggung jawab dan kewajiban berbagai pihak.
"Jangan hanya pelatih asing yang ditekan. Semua pihak perlu merenung kenapa terjadi fenomena ini?," ucap Effendi Gazali.
"Pertama, tentu sumber-sumber pemain timnas harus dari semua level liga. Maka bukan hanya Liga 1 yang harus maju! Semua level liga harus diperlakukan adil dan didukung."
"Kedua, penyelenggara berbagai turnamen ASEAN itu, harus selalu berdiskusi serius dengan memperhatikan jadwal internasional."
"Di ASEAN kan ada turnamen AFF, SEA Games, Champion Asia, Piala Asia, Piala Dunia, dan babak penyisihan-penyisihannya dan sebagainya."
"Ya sedapat mungkin disesuaikan agar jangan juga terus-menerus ada turnamen yang di sisi lain bisa merugikan klub. Para pelatih kan dituntut mencapai target prestasi tertentu."
"Bisa juga ada kegiatan Asia Tenggara yang formatnya disesuaikan menjadi rangkaian beberapa pertandingan, di sela-sela jeda internasional, lalu ada finalnya," Effendi memaparkan.
Soal adanya aturan wajib melepas pemain ke timnas, ia merasa pemain memang masih membutuhkan pengalaman internasional, untuk menjadikan tim Garuda semakin kuat.
"Pada tataran mikro, akan menyakitkan juga melihat Vietnam dan tuan rumah Thailand di Piala AFF U-23 tahun ini misalnya," ujar Effendi.
"Barangkali (keduanya) akan sedikit mudah balas dendam kekalahannya di SEA Games, hanya karena absennya banyak pemain timnas (Indonesia) yang tidak dilepas para pelatih," ia memungkasi.