- Gaji Enea Bastianini akan naik tiga kali lipat bila menembus tiga besar klasemen MotoGP 2023.
- Pembalap Italia itu juga masih akan mendapatkan bonus dari para sponsor.
- Ini jelas bukan kabar bagus buat juara dunia Francesco “Pecco” Bagnaia.
SKOR.id – Enea Bastianini ditarik ke tim pabrikan Ducati Lenovo setelah pada akhir musim Kejuaraan Dunia MotoGP 2022 berhasil menempati peringkat ketiga.
Performa La Bestia (The Beast dalam bahasa Inggris) – julukan Bastianini – bersama Tim Gresini Racing pada MotoGP musim 2022 lalu memang luar biasa.
Turun dengan motor lawas (tahun 2021), Ducati Desmosedici GP21, Bastianini berhasil merebut enam finis podium yang empat di antaranya menang (dua lainnya P2). Hebatnya, itu semua dilakukan Bastianini hanya pada musim keduanya di kelas premier, MotoGP.
Hasil impresif itulah yang membuat tim pabrikan Ducati Lenovo menarik juara dunia Moto2 2020 tersebut untuk menggantikan Jack Miller yang pindah ke Tim Red Bull KTM Factory Racing.
Pada musim ketiganya di MotoGP, tahun ini, Bastianini akan mendampingi juara dunia Francesco “Pecco” Bagnaia. Tahun lalu, Bagnaia berhasil mengakhiri penantian panjang Ducati dengan merebut gelar juara dunia pembalap MotoGP setelah Casey Stoner pada 2007.
Dengan torehan itu, rasanya sudah wajar jika Bagnaia akan menjadi pembalap nomor satu di tim pabrikan Ducati. Namun, Bastianini sudah menunjukkan tahun lalu bila dirinya tidak akan menerima pembagian peran seperti itu di Ducati, tanpa persaingan.
The Beast jelas berambisi ingin merebut gelar juara dunia dari Bagnaia pada MotoGP 2023 nanti. Menariknya, ia pun juga memiliki alasan finansial terkait motivasinya untuk menguasai MotoGP. Hal itu diungkapkan Carlo Pernat, manajer Bastianini.
“Kontrak (Bastianini di Ducati) akan habis pada akhir musim 2024. Jika ia mampu finis pertama, kedua atau ketiga, gajinya akan naik tiga kali lipat,” tutur Pernat seperti dikutip GPOne.com.
“Bukan hanya dari Ducati, pendapatan Bastianini juga datang dari para sponsor seperti Alpinestars, KYT, dan masih banyak lagi, yang akan memberikan bonus.
“Bastianini juga akan menjadi brand ambassador Tissot (merek jam) untuk tiga tahun ke depan. Yang pasti, ada perbedaan besar (jumlah bonus) antara posisi pertama dan kedua.”
Bastianini saat ini memang memiliki segalanya untuk merebut gelar juara dunia. Usianya baru 25 tahun, turun dengan motor yang sangat kompetitif, dan tentu saja dukungan dari tim yang kuat.
Kondisi ini jelas menjadi kabar buruk bagi Bagnaia. Lawan terberat pertama pembalap asal Italia itu ternyata justru akan datang dari rekan setim sekaligus kompatriotnya, Bastianini.
“Persaingan di antara keduanya dibangun secara tidak sadar oleh Ducati,” kata Pernat menggambarkan situasi tahun lalu.
“Pada titik tertentu, ada pembicaraan tentang kerja tim. Namun, Bastianini akan fight untuk merebut gelar juara dunia (MotoGP), atau setidaknya untuk 3 besar karena secara finansial itu sangat berharga.
“Saya bertanya kepada Ducati beberapa kali apakah mereka dapat menjamin bonus untuk kami jika merebut tempat ketiga. Tetapi, keputusan itu terus-menerus ditunda.”
Karakter dan sifat Enea Bastianini tersebut dinilai tidak memperhitungkan kepekaan para manajer Ducati.
“Bastianini tipe pria tangguh. Ia tidak akan ambil bagian dalam permainan tim,” kata Pernat menegaskan.
“Di sini kita bicara tentang dua pembalap yang sangat berbeda: Bagnaia sangat cepat dan konsisten. Bastianini lebih seperti Casey Stoner: pejalan kaki di atas tali. Ia tak hanya mampu menyalip lawan dengan bersih, tapi juga melakukannya di saat-saat yang lebih sulit.”
Berita MotoGP Lainnya:
Ducati Akui Lebih Mudah Menang dengan Tenaga Motor Besar
Franco Morbidelli Tertekan Satu Tim MotoGP dengan Fabio Quartararo