- NOC Indonesia mengusulkan kebijakan diskresi karantina kepada para pelaku olahraga.
- Masa karantina dinilai mempengaruhi stamina dan performa atlet.
- Dalam waktu dekat, NOC Indonesia akan mengadakan pertemuan dengan BNPB dan Kementerian Kesehatan untuk mendiskusikan masalah tersebut.
SKOR.id - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) meminta kepada pemerintah untuk memberlakukan diskresi karantina kepada para pelaku olahraga yang berlaga dalam turnamen-turnamen di luar negeri.
Masa karantina yang memakan waktu dinilai mempengaruhi stamina dan performa atlet karena membatasi akses latihan sehingga atlet tidak bisa berlatih secara optimal.
Usulan tersebut disampaikan Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari saat melakukan pertemuan dengan Menpora Zainudin Amali, Senin (17/1/2022).
“NOC Indonesia melihat masa karantina sangat berdampak terhadap kebugaran atlet. Kami menerima masukan dari federasi nasional yang sempat menjalani karantina, akses mereka terbatas dan tidak bisa berlatih optimal. Selain karena tidak boleh keluar kamar, belum tentu di hotel karantina memiliki fasilitas latihan.”
Menilik dari permasalahan ini, Okto sapaan akrab Raja Sapta Oktohari mengusulkan karantina dengan sistem bubble atau gelembung kepada para pelaku olahraga.
Sistem ini juga telah digunakan dalam beberapa event olahraga, seperti rangkaian Indonesia Badminton Festival di Bali yang juga dapat diadopsi di Indonesia.
“Kami menyampaikan kepada Menpora untuk adanya diskresi. Mereka tetap karantina, tetapi mungkin dengan sistem bubble." ujar Okto.
"Jadi atlet yang baru pulang dari pertandingan di luar negeri mereka bisa berlatih untuk menjaga kebugarannya karena tidak mungkin atlet tidak latihan berhari-hari,” ujarnya menambahkan.
“Diskresi karantina juga dibutuhkan bagi pelaku olahraga yang akan terlibat di event internasional, baik atlet, pelatih, official. Baik secara persiapan, maupun ketika games times. Kondisi tersebut juga memerlukan diskresi. Alhamdullilah Menpora menyambut baik usulan kami.”
Tahun ini, Indonesia memiliki agenda olahraga yang padat, baik single event seperti Piala Davis, MotoGP, IESF 14th Esports World Championships, salah satu seri Piala Dunia Panjat Tebing, serta turnamen bulu tangkis yang telah masuk kalender BWF seperti Indonesia Master dan Indonesia Open.
Sedangkan untuk multi event, Indonesia rencananya mengikuti lima agenda yaitu SEA Games Hanoi (12-23 Mei), Children of Asia (27 Juli-8 Agustus), Islamic Solidarity Games Konya (9-18 Agustus), Asian Games Hangzhou (10-25 September), serta Asian Youth Games Shantou (20-28 Desember).
Indonesia juga berencana menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2022 serta ANOC World Beach Games 2023.
Menanggapi usulan tersebut, Menpora Zainudin Amali dalam waktu dekat akan memfasilitasi pertemuan NOC Indonesia dengan BNPB dan Kementerian Kesehatan untuk mendiskusikan masalah tersebut.
“Kami mengerti apa yang disampaikan NOC Indonesia. Kami akan mengatur pertemuan untuk membicarakan hal ini lebih lanjut,” kata Menpora Zainudin.
3 Pemain Pilihan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di FIFA Awards 2021
Klik link untuk baca https://t.co/Etgh8OwfpO— SKOR.id (@skorindonesia) January 18, 2022
Baca Berita Lainnya:
NOC Indonesia Minta Induk Olahraga Nasional Tak Hanya Fokus Multievent 2022
NOC Indonesia Sukses Gaet IJF, Kirim Atlet Judo untuk Latih Tanding ke Indonesia