SKOR.id - Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) bersama para pemain Kalteng Putra melakukan pertemuan dan konferensi pers menjelaskan polemik yang sedang terjadi terkait penunggakan gaji, Jumat (2/2/2024).
Pada pembahasannya tersebut, para pemain Kalteng Putra berharap Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, membantu penyelesaian konflik yang terjadi.
Bahkan sampai saat ini, masalah tak berhenti di tunggakan gaji pemain saja melainkan manajeman klub sudah melakukan laporan ke pihak kepolisian dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Kapten sekaligus penjaga gawang Kalteng Putra, Shahar Ginanjar, berharap Erick Thohir bisa menjembatani persoalan ini.
"Harapan saya supaya PSSI bisa menindak klub yang sudah menunggak gaji kami. Ini melanggar aturan," ujar Shahar Ginanjar di kantor APPI, Jakarta Pusat, Jumat (2/2/2024).
"Kami pemain sebagai pelaku utama sepak bola tidak menginginkan hal seperti ini. Kami juga sudah menagih hak sesuai prosedur, tetapi mereka selalu mangkir dan tidak bisa komunikasi dengan baik dengan kami. Akhirnya kami mengambil langkah," ucap eks kiper Persija Jakarta itu.
Masalah tersebut membuat para pemain Kalteng Putra mogok main (walkout) saat melawan PSCS Cilacap pada pekan kelima babak play-off Liga 2 2023-2024, 27 Januari 2024.
Kesepakatan mogok bertanding yang ditulis dalam selembar kertas kemudian diunggah oleh para pemain Kalteng Putra di media sosial.
Unggahan ini tidak bisa diterima manajeman Kalteng Putra. Mereka menilai ini pencemaran nama baik dan melaporkan para pemain ke Polda Kalimantan Tengah.
Selain kerugian dan hukuman yang sedang membayangi para pemain Kalteng Putra ini, mereka juga sudah dipanggil ke dalam sidang Komdis pada Rabu (31/1/2024) dan Kamis (1/2/2024).
Terkait hal tersebut, Shahar juga berharap Komdis PSSI bisa menilai dengan bijak dan melihat kondisi yang terjadi sebenarnya.
"Masalah Komdis, saya berharap PSSI melihat lebih adil, dari sudut mana pemain tidak bisa melaksanakan pertandingan. Tidak serta merta kita mogok begitu ada tunggakan," ucap Shahar.
"Semua ada alasannya. Semoga Komdis PSSI bisa menyaring apa yang pemain ceritakan. Jangan hanya menyaring dari pihak klub," kata Shahar memungkasi.
Sementara itu, Legal Officer APPI, Agus Riza Hufaida, sangat menyayangkan kejadian penunggakan gaji di sepak bola Indonesia kembali terulang.
"Jelas ini masalah klasik yang terus berulang. Prinsipnya PSSI dan PT LIB yang menjalankan kompetisi ini harus lebih serius dan lebih ketat lagi dalam memverifikasi klub sehingga kasus gaji pemain ini tidak terjadi lagi," ujar Riza Hudaifa.
"Kami sayangkan ini tahun 2024 kompetisi sudah bagus, prestasi timnas sudah bagus, tapi masih diganggu kasus seperti ini. Ini yang disayangkan," Riza Hufaida menuturkan.