- Skandal korupsi menjerat pejabat Olimpide Tokyo 2020.
- Anggota dewan Olimpiade ditangkap atas dugaan suap.
- Tiga lainnya ditangkap selain Haruyuki Takahashi.
SKOR.id - Skandal menjerat pejabat Olimpide Tokyo 2020. Jaksa di Jepang menangkap mantan anggota dewan Olimpiade Haruyuki Takahashi atas dugaan suap.
Menurut surat kabar Asahi Shimbun, Takahashi ditangkap karena dicurigai menerima suap senilai ratusan miliar yen dari Aoki Holdings, pengecer jas dan sponsor Olimpiade yang diadakan tahun lalu, kata Asahi Shimbun.
Selain Takahashi, jaksa menangkap Hironori Aoki, mantan ketua Aoki Holdings, dan dua orang lainnya yang belum disebutkan namanya sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita Kyodo.
Pada akhir Juli, penyelidik menggerebek rumah Takahashi dan kantor raksasa periklanan Jepang Dentsu Group di mana Takahashi adalah mantan eksekutif Dentsu Inc.
Laporan pada saat penggerebekan menuduh Takahashi dibayar lebih dari $1 juta oleh Aoki Holdings di atas pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan yang sudah diselidiki oleh jaksa di Tokyo.
Surat kabar harian bisnis Nikkei mengatakan bahwa Aoki membayar sekitar 230 juta yen Jepang ($1,7 juta) kepada anak perusahaan Dentsu pada tahun 2017, dengan uang tersebut kemudian ditransfer ke perusahaan yang dioperasikan oleh Takahashi.
Puluhan juta yen benar ditransfer ke duo organisasi olahraga, tetapi perusahaan Takahashi menyimpan 150 juta yen ($ 1,1 juta), klaim Nikkei.
Outlet yang sama juga melaporkan bagaimana Takahashi dan Aoki bersikeras bahwa tidak ada yang ilegal tentang uang itu, yang menurut surat kabar Yomiuri dengan pembayaran awal 250 juta yen ($1,9 juta).
Mengutip sebuah sumber, Nikkei menjelaskan bagaimana Takahashi mengatakan kepada jaksa bahwa uang itu dibayarkan kepadanya sebagai imbalan atas pekerjaan konsultasi yang dilakukan sejak 2009, dan bukan untuk apa pun yang dia lakukan saat bertindak sebagai Direktur Komite Penyelenggara Tokyo 2020.
Ketika penggerebekan terjadi, jaksa sedang menyelidiki pembayaran yang diduga tidak pantas sebesar 45 juta yen ($ 340.000) yang dilakukan kepada Takahashi dengan Dentsu dikatakan bekerja sama dalam penyelidikan.
Pada Maret 2020, Reuters mengklaim bahwa Takahashi menerima lebih dari $8 juta dari panitia lelang Olimpiade Tokyo 2020 untuk kegiatan yang dirahasiakan pada 2013 dan 2014.
Takahashi kemudian mengatakan kepada outlet itu bahwa ini termasuk melobi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC). Presiden IOC Thomas Bach bersikeras bahwa pembayaran itu tidak melanggar aturannya.
Takahashi juga menyatakan tidak ada yang tidak pantas tentang pembayaran atau cara dia menggunakannya. Namun skandal dan penangkapannya minggu ini semakin menodai warisan Tokyo 2020.*
Berita Kemenpora lainnya:
Menpora Buka Suara soal Momen Angkat Trofi di Piala AFF U-16 2022, MC Jadi Alasan
Menpora Zainudin Amali Sebut 2 Kunci Kesuksesan ASEAN Para Games 2022 di Solo
Kabar Gembira, 193 Atlet Difabel dan Non-Difabel Diangkat Jadi PNS Kemenpora