- Pandemi Covid-19 berpotensi membuat Audisi Umum 2020 hanya bergulir di Kudus, Jawa Tengah.
- Sebelumnya PB Djarum berencana menggelar ajang pencarian bibit bulu tangkis di lima kota.
- Jika memungkinan, PB Djarum akan melangsungkan Audisi Umum 2020 di lebih dari satu kota.
SKOR.id – Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum Kudus terus berupaya melanjutkan tradisi dalam pencarian bibit atlet potensial melalui Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, tak menampik bahwa pandemi virus corona (Covid-19) telah mengganggu rencana Audisi Umum tahun ini.
Bahkan, pandemi virus corona yang masih terus menghantam Indonesia juga berpotensi membuat Audisi Umum 2020 hanya akan bergulir di satu kota.
Berita Bulu Tangkis Lainnya: Incar Emas Olimpiade 2020, Ganda Putri Terbaik Jepang Butuh Motivasi Baru
Hal ini diungkapkan Yoppy Rosimin di sela-sela acara penyerahan bonus untuk juara ganda campuran All England 2020 Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang digelar virtual.
“Untuk Audisi Umum kami targetkan paling tidak satu kali di Kudus (Jawa Tengah) pada Oktober atau November,” ujar Yoppy Rosimin kepada wartawan, Kamis (11/6/2020).
“Kalau memungkinan bisa lebih dari satu kota. Kami akan lihat situasi dan kondisi lebih dulu. Kami juga bakal berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 di daerah masing-masing.”
Sebelumnya, PB Djarum telah berencana menggelar Audisi Umum 2020 di lima kota. Tiga di antaranya dijadwalkan di Pulau Jawa. Selain Kudus, yakni Purwokerto dan Yogyakarta.
“Sementara dua lainnya akan berlangsung di luar Pulau Jawa, masing-masing di Manado (Sulawesi Utara), dan Pekanbaru (Riau),” kata Yoppy Rosimin kepada Skor.id, Februari lalu.
“Rencananya kami akan memulai (Audisi Umum) pada semeter kedua tahun ini, sekitar Juli 2020,” Yoppy Rosimin menuturkan.
Berita Bulu Tangkis Lainnya: Tahun Depan, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior Bisa Bergulir Dua Kali
Adapun untuk kategori umur, PB Djarum berencana mencari atlet berusia 11 dan 13 tahun. Namun pandemi virus corona membuat agenda tersebut berpotensi berubah.
Tahun lalu, ajang pencarian bibit atlet muda ini sempat mendapat kecaman dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menganggap ada unsur eksploitasi anak.
Namun pada akhirnya, permasalahan tersebut selesai setelah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memfasilitasi kedua belah pihak untuk bertemu.