SKOR.id – Saat ini, tidak terlalu banyak seniman yang menjadikan kaus sepak bola sebagai kanvas. Itulah yang membuat pemasok segala hal yang berhubungan dengan sepak bola dan seni, OOF, mengadakan pameran bertajuk Tops Off: A Century of Football Shirt Art (Tops Off: Satu Abad Seni Kaus Sepak Bola).
Seiring berkembangnya dunia budaya sepak bola kreatif, sepak bola dan seni menjadi semakin dekat. Salah satu area hal ini terlihat jelas adalah melalui kaus yang dikenakan.
“Simbol, penanda, baju besi, fesyen: kaus sepak bola ada di mana-mana, dan bisa berarti apa saja,” kata OOF saat mereka mengumumkan pameran baru yang merayakan semakin eratnya hubungan intrinsik antara kedua dunia.
Acara ini bertujuan untuk melihat bagaimana para seniman mengeksplorasi kekuatan, keberadaan, dan pengenalan kaus sepak bola selama 100 tahun.
Dari konstruktivisme pada era 1920-an hingga konseptualisme pada 2020-an, pameran ini akan merayakan satu abad kaus sepak bola yang digunakan untuk mengkomunikasikan ide-ide komunitas, rasa memiliki, dan estetika.
Pameran ini akan menampilkan beberapa karya familiar seperti dari Diana Al-Shammari, alias The Football Gal, yang baru-baru ini kembali mencuat karena karyanya dengan Jules Kounde (bek FC Barcelona) , dan juga satu-satunya kaus emas spesial Messi Argentina yang dibuat oleh Fokohaela.
Dalam rilis resminya, OOF menyatakan bila lukisan dengan kanvas kaus tim sepak bola ini dimulai dengan desain eksperimental dan radikal dari Varvara Stepanova untuk perlengkapan sepak bola di awal era Uni Soviet.
Adapun pameran Tops Off: A Century of Football Shirt Art ini berlanjut dengan melihat peran kaus sepak bola dalam penciptaan identitas nasional di Kroasia dan Ghana, sebagai ekspresi bias, kemarahan dan perpecahan dalam karya Rachel Maclean dan Trackie McLeod.
Juga sebagai kanvas portabel yang dapat dikenakan, seperti dalam karya Christian Jeffery, Martin Kazanietz, dan Diana Al-Shammari.
Bahkan sejumlah tim diketahui mengambil inspirasi dari para seniman. Sebut saja kaus ketiga OGC Nice yang mendapatkan sentuhan biru dari seniman lokal Yves Klein.
Atau, seragam Walthamstow FC karya William Morris, strip bermotif dari Paolozzi untuk Leith Athletic, dan kolaborasi AFC Ajax dengan Van Gogh yang jelas bukan bajakan.
Bukan hanya kaus, di pameran nanti ada juga karya seni seperti video psikedelik Rhys Coren yang didasarkan pada pola seragam klasik era 1990-an serta Leo Fitzmaurice yang membuat wallpaper origami dengan melipat bungkus rokok menjadi kaus sepak bola mini.
Ada juga karya Jil Mandeng yang mengeksplorasi warisan campurannya dalam lukisan yang memadukan topeng Afrika dengan kaus Eropa. Sementara, bendera karya Jonathan Monk menunjukkan dominasi global merek-merek olahraga besar.
Pameran seni Tops Off: A Century of Football Shirt Art ini akan berlangsung mulai 12 Juni sampai 28 September di OOF Gallery yang berlokasi di Warmington House di Tottenham Hotspur Stadium, London N17, Inggris. Pengunjung bisa menyaksikannya secara gratis.