SKOR.id - Omar Marmoush punya banyak cerita, mulai dari Ryan Giggs hingga bagaimana ia sukses di Eintracht Frankfurt. Simak kisah selengkapnya dalam artikel Skor Special berikut ini.
(Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Nama Omar Marmoush tiba-tiba mendunia.
Ia jadi rekrutan ketiga Manchester City musim ini yang harus merogoh kocek hingga 59 juta poundsterling untuk memboyongnya dari Eintracht Frankfurt.
Dengan dana transfer yang bombastis, tak sedikit yang bertanya-tanya, siapa sebenarnya penyerang berusia 25 tahun ini?
Omar Marmoush, Perjalanan Awal
Omar Marmoush lahir di Kairo, Mesir. Tempat ia tumbuh besar dan kemudian menimba ilmu di klub lokal, Wadi Degla.
Perjalanan kariernya berubah drastis disebabkan oleh legenda Manchester United, Ryan Giggs.
Giggs yang saat itu bekerja sebagai analis untuk UEFA, melihat Marmoush bermain di sebuah kompetisi U-17 di Dubai. Giggs yang terkesima langsung memberi tahu seorang agen pemain tentang keberadaan Marmoush.
Sang agen ini yang kemudian memberi tahu Marmoush kepada Kepala Pencari Bakat Wolfsburg, Pierre Littbarski.
"Marmoush sangat cepat saat itu, mengambil banyak risiko, kuat secara teknik, dan melakukan hal-hal mengejutkan. Dia seperti berlian yang belum terasah," ujar Littbarski.
"Bayangkan, dia pergi dari Kairo menuju Wolfsburg, dua tempat yang benar-benar berbeda. Dia hanya ingin bermain sepak bola. Dia seperti pesepak bola jalanan, jadi soal bermain dalam sistem yang mengedepankan umpan, tak mudah untuknya."
Hal ini pula yang menghiasi awal-awal karier Marmoush di Liga Jerman.
Ia seperti tak bisa mengeluarkan permainan terbaiknya bersama tim Wolfsburg II di kasta keempat, begitu juga saat dipinjamkan ke St Pauli maupun VfB Stuttgart.
Semua berubah saat ia hengkang secara gratis dari Wolfsburg menuju Frankfurt pada musim panas 2023.
Frankfurt dan Kutukan
Pelatih Dino Toppmoller mulai menangani Frankfurt pada musim panas 2023, ia adalah mantan asisten pelatih Julian Nagelsmann di Bayern Munchen.
Salah satu hal pertama yang ia sadari di Frankfurt adalah bagaimana Marmoush tak digunakan di posisi terbaik dengan kemampuan yang ia miliki di klub-klub sebelumnya.
Karena bisa bermain di berbagai posisi, Marmoush kerap dimainkan di posisi sayap maupun di posisi no 10. Toppmoller sadar bahwa posisi terbaik Marmoush adalah sebagai striker.
Musim lalu, ia adalah striker tunggal Frankfurt di lini depan. Musim ini, ia kerap berduet dengan Hugo Ekitike sebagai duo ujung tombak tim dalam formasi yang berbeda.
Dalam dua sistem ini, Marmoush tampil luar biasa. Ia mencatatkan 37 gol dan 20 assist dalam 67 laga, dengan khusus musim ini Marmoush berkontribusi total 34 gol dan assist dalam 26 laga di semua ajang.
Ketajaman inilah yang dibutuhkan oleh Manchester City saat ini, yang hanya punya Erling Haaland di depan sepeninggal Julian Alvarez.
Erling Haaland memang luar biasa, tetapi ia tercatat terlalu banyak bermain dengan tak ada pengganti sepadan di bangku cadangan.
Marmoush bisa menggantikan Haaland di depan, maupun berduet dengannya, seperti yang ia tunjukkan di Frankfurt, tergantung taktik yang akan diturunkan oleh Pep Guardiola.
Akan tetapi, Guardiola wajib hati-hati dengan kutukan para mantan striker Frankfurt.
Banyak striker yang dijual Frankfurt tak bisa tampil apik di klub baru mereka.
Randal Kolo Muani diboyong PSG dari Frankfurt dengan mahar 81 juta poundsterling pada 2023 dan kini justru sudah dipinjamkan ke Juventus.
Luka Jovic dibeli Real Madrid pada 2019 dengan harga 50 juta poundsterling, tetapi juga gagal bersinar dan kini kesulitan mendapatkan tempat di AC Milan.
Begitu juga dengan Sebastian Haller yang hanya 18 bulan bertahan di West Ham United usai diboyong dengan mahar 45 juta pounds, mencetak 14 gol dalam 54 penampilan.
Kini, apakah Marmoush akan bersinar di Manchester City?