SKOR.id - Selain Erling Haaland, timnas Spanyol juga harus mewaspadai sosok pelatih timnas Norwegia, Stale Solbakken.
Dialah yang membawa Norwegia mencatat rapor positif dengan meraih kemenangan di empat laga terakhir secara beruntun, tiga di antaranya di ajang kualifikasi Euro 2024.
Timnas Norwegia akan menjamu timnas Spanyol dalam lanjutan kualifikasi Euro 2024 Grup A, Minggu (15/10/2023) ini atau Senin dini hari WIB.
Laga Norwegia vs Spanyol penting bagi kedua tim untuk menjaga peluang mereka lolos langsung ke Jerman, tempat digelarnya Euro 2024 pada Juni 2024 nanti.
Norwegia ada di posisi ketiga klasemen dengan mengoleksi 10 poin, atau hanya tertinggal dua poin dari Spanyol yang di peringkat kedua dengan 12 poin.
Norwegia memiliki mesin gol Erling Haaland yang membuat hampir semua bek di dunia akan selalu mewaspadai pergerakan bintang Manchester City tersebut.
Namun, mereka juga memiliki pelatih bertangan dingin yaitu Stale Solbakken. Diangkat sebagai pelatih timnas Norwegia pada 7 Desember 2020, pria berkepala plontos ini membawa timnya tampil dalam 29 laga dengan meraih 16 kemenangan, 6 kali imbang, dan mengalami 7 kekalahan.
Sosok Stale Solbakken menarik karena dapat dikatakan dia pria yang lahir "dua kali". Pertama, tentu saja lahir pada 27 Februari 1968 di Kongsvinger, sebuah kota di timur Norwegia.
Sedangkan "kelahiran keduanya" terjadi pada 13 Maret 2001, di Copenhagen, Swedia. Hari ketika dia hidup kembali setelah secara medis dinyatakan telah meninggal dunia.
Saat itu, Stale Solbakken merupakan pemain FC Kobenhaven yang ketika itu di bawah asuhan pelatih asal Inggris, Roy Hodgson.
Stale Solbakken ketika itu pula dikenal sebagai gelandang yang kuat dengan postur atau tinggi mencapai 190 sentimeter. Kondisinya pun dinyatakan sebagai pemain yang tidak memiliki masalah kesehatan.
Namun, pada hari itulah, Stale Solbakken tiba-tiba kolaps jatuh di lapangan dengan jantung yang tidak lagi berdetak setelah tim medis memeriksanya.
"Mereka mengatakan jantung saya berhenti berdetak. Ketika itu, saya secara medis sudah dinyatakan mati selama lebih dari tujuh menit," kata Stale Solbakken, bercerita seperti yang diberitakan as.com, jelang laga ini.
Stale Solbakken pun mendapatkan cerita dari para rekan setimnya bahwa saat dirinya sudah dinyatakan secara medis meninggal, semua yang ada di ruangan menangis.
"Namun beruntung bagi saya. Mereka kemudian langsung membawa saya menggunakan ambulan ketika akhirnya mengetahui bahwa jantung saya kembali berdetak."
Meski demikian, situasi saat itu tidak langsung membuat Stale Solbakken sadar sepenuhnya karena kemudian dia masih dalam keadaan koma.
"Saya dalam kondisi koma yang menurut catatan medis selama lebih dari 30 jam dan saya berada di rumah sakit selama 14 hari," kata Stale Solbakken lagi.
Dalam usia 33 tahun ketika itulah, Stale Solbakken "terlahir kembali". Dia pulih dan hidup normal. Peristiwa ketika dirinya colaps dinyatakan bahwa dia terkena serangan jantung.
Karena momen tersebut kemudian dokter saat itu menyatakan bahwa dirinya tidak boleh lagi bermain sepak bola.
Stale Solbakken tidak dapat meninggalkan sepak bola. Karena itulah kemudian dia memutuskan untuk menjadi pelatih.
Dimulai dengan Hamarkameratene pada 2002 hingga 2005, lalu dipercaya menangani mantan klubnya, FC Kobenhaven, berlanjut dengan FC Koln, ke Liga Inggris melatih Wolverhampton Wanderers, kembali ke FC Kobenhaven, dan kini sejak 2020 menangani timnas Norwegia.
Kariernya sebagai pelatih ditandai dengan sukses membawa FC Kobenhaven juara Liga Denmark delapan kali. Piala Denmark pada 2008-2009, atau sebelumnya Royal League pada 2005-2006.