SKOR.id – Musik bukan hanya menjadi media hiburan bagi manusia. Melainkan juga bisa dijadikan alat terapi untuk kesehatan mental.
Baik itu dilakukan dengan cara memainkannya, maupun dengan hanya mendengarkan alunannya. Bahkan, terapi musik dipercaya bisa mencerdaskan otak anak.
Banyak calon ibu sengaja memperdengarkan musik klasik kepada bayinya yang masih berada di dalam perut, agar sang ibu melahirkan anak yang cerdas.
Terapi musik menggabungkan teknik seperti mendengarkan, merenungkan, dan membuat musik untuk meningkatkan kesehatan seseorang.
Terapi ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi, atau sekadar menemukan pelepasan emosi.
Dikutip dari Halodoc, membenamkan orang dalam musik dapat membuat mereka lebih mudah mengekspresikan diri, mengidentifikasi, dan memproses pengalaman yang sulit.
Namun, jika Anda melakukan terapi musik, perawatan ini selayaknya dilakukan oleh terapis musik bersertifikat dan dapat dilakukan dalam pengaturan individu atau kelompok.
Terapi musik juga sering digunakan dalam kombinasi dengan terapi atau pengobatan lain.
Terapi musik dapat digunakan untuk berbagai kondisi, dan untuk orang dewasa atau anak-anak.
Latihan ini dapat membantu orang yang merasakan kecemasan, depresi, dan trauma untuk menerangi atau mengungkapkan sumber peristiwa trauma yang mendasarinya.
Mereka dengan autisme juga bisa meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi melalui pengaturan, aktivitas, dan hubungan yang terstruktur dari terapi musik.
Terapi ini juga dipraktikkan dengan pasien di fasilitas psikiatri dan di rumah sakit, serta dengan pengasuhnya.
Musik Religi
Musik sendiri terdiri dari berbagai macam genre. Salah satunya adalah musik religi, yang banyak kita dengarkan selama Ramadan hingga Lebaran ini.
Beberapa penelitian yang dilakukan di kampus-kampus membuktikan musik religi juga bisa digunakan untuk terapi kesehatan.
Sebuah penelitian oleh mahasiswa Akademi Keperawatan Pelni di RS Pelni Jakarta menyebutkan, musik religi membantu menurunkan intensitas nyeri bagi pasien fraktur pasca-operasi.
Rasa nyeri menurun dari skala 5 menjadi skala 2 setelah perawatan. Hal ini menunjukkan terapi musik religi efektif dalam menurunkan intensitas nyeri.
Sedangkan hasil penelitian lainnya dari Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan mengungkapkan terapi musik religi efektif mengontrol tekanan darah pada lansia.
Bagian Terapi Mental
Dikutip dari Halodoc, menurut American Music Therapy Association, terapi musik modern dimulai setelah Perang Dunia II.
Ketika musisi komunitas mengunjungi rumah sakit untuk tampil untuk para veteran, para prajurit tampak membaik secara fisik maupun emosional.
Sehingga akhirnya mendorong institusi tersebut untuk mempekerjakan para profesional untuk pekerjaan itu.
Terapi musik terus dipraktikkan di rumah sakit, menambah langkah terapeutik untuk pasien yang dirawat di rumah sakit karena sakit atau cedera.
Ini dapat membantu pasien mengatasi trauma emosional dan rasa sakit fisik atau merasa lebih percaya diri, gembira, dan terhubung.
Selain terapi, semua orang masih dapat menikmati manfaat ini, karena musik dapat membangkitkan emosi, mendorong diskusi, memfasilitasi ekspresi, dan menurunkan stres.