- MSG atau yang banyak dikenal dengan sebutan micin adalah bagian tak terpisahkan dengan makanan di negeri ini.
- Pemakaian micin atau MSG ini sering menimbulkan banyak pertanyaan.
- Ada sejumlah pendapat soal MSG mulai dari pemakaian hingga efek sampingnya.
SKOR.id - Monosodium Glutamat atau MSG dan sering disebut micin tentu sangat akrab bagi orang Indonesia, sebab ini terkait dengan masakan yang dikonsumsi.
Lantas, apa sebenarnya MSG atau micin ini. Skor.id menyajikan tulisan soal MSG yang dikutip dari Lifepack dan telah ditinjau oleh ahli gizi mereka, Kelvin Halim, S.Gz.
Pemakaian MSG dalam pembuatan makanan sangat umum di negeri ini. Tak sedikit orang yang mengatakan, makanan tanpa micin bakal kurang sedap.
Pertama, kami mencoba menyajikan pemahaman terkait apa itu MSG?
MSG merupakan zat aditif yang umum ditambahkan dalam makanan dan minuman untuk memperkaya rasanya.
Adanya kandungan micin dalam makanan, maka akan bisa menikmati cita rasa umami dari makanan tersebut.
Zat aditif ini berbentuk bubuk kristal putih, yang mana hampir menyerupai garam dapur dan gula. Kandungan MSG ini terdiri dari sodium dan asam glutamat.
Asam glutamat yang terkandung di dalamnya, terbuat dari tepung pati yang difermentasikan, tetapi sama sekali tak memiliki perbedaan struktur kimiawi dengan asam glutamat pada makanan non olahan.
Meski tak memiliki perbedaan struktur kimiawi, asam glutamat yang terkandung dalam micin ini terbilang lebih mudah untuk diserap oleh tubuh.
Penggunaan micin terbilang begitu populer dalam proses pembuatan makanan di Asia. Sedangkan di negara barat, micin sering digunakan dalam pembuatan produk makanan olahan.
Lantas, berapa takaran normal yang disarankan untuk pemakaian MSG dalam makanan?
Disebutkan dalam tulisan Lifepack itu, kontroversi mengenai penggunaan zat aditif pada makanan ini masih terus bergulir hingga sekarang.
Banyak anggapan yang menyebutkan bahwa pengonsumsiannya akan berdampak buruk pada kesehatan.
Hanya saja, sebenarnya selama penggunaannya masih dalam takaran yang wajar, pengonsumsian zat aditif pada makanan satu ini masih tergolong aman.
Ukuran konsumsi MSG yang dianggap aman adalah sebanyak 10 miligram per kilo berat badan.
Jika misalnya berat badan adalah 50 kilogram, maka takaran MSG yang aman untuk dikonsumsi adalah sebanyak 500 miligram atau sekitar 1 sendok teh per harinya.
Takaran ini berlaku baik untuk orang dewasa maupun anak-anak.
Ada pula gejala kompleks dari pemakaian MSG.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, penggunaan micin ini masih menjadi kontroversi hingga sekarang ini.
Pengonsumsiannya banyak dikaitkan dengan munculnya kondisi seperti gatal di permukaan kulit, hiperaktif, sakit kepala, serta munculnya bengkak di lidah dan tenggorokan.
Deretan gejala ini disebut juga sebagai gejala kompleks MSG. Pengobatan kala gejala kompleks ini muncul, disesuaikan dengan tingkat keparahan dari gejalanya tersebut.
Jika gejalanya masih terbilang ringan, pasien akan direkomendasikan untuk istirahat, banyak minum air putih untuk tetap terhidrasi, dan mengonsumsi teh jahe untuk mengurangi rasa mual.
Pengonsumsian obat pengurang rasa sakit juga dianjurkan agar sakit kepala hilang. Tetapi jika gejala yang muncul terbilang berat, pengobatan lebih kompleks.
Pengobatan yang diberikan biasanya berupa pengonsumsian obat antihistamin untuk gangguan pernapasan, wajah yang membengkak, serta detak jantung tak normal.
Saat kondisinya sudah mengancam nyawa, suntikan epinefrin pun tak jarang juga diberikan pada pasien.
Follow dan subscribe akun media sosial Skor.id di Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, LinkedIn, TikTok, dan Helo.
GIVEAWAY JERSI J.LEAGUE!
Skor Indonesia bekerja sama dengan @J_League_En memberikan kesempatan bagi fans Liga Jepang untuk mendapatkan jersi ikonik dari tim-tim di J.League!
Caranya mudah ???? pic.twitter.com/vB1u1ZfvvK— SKOR.id (@skorindonesia) August 8, 2021
Berita Kebugaran Lainnya: