SKOR.id – Pada 12 Mei 1974, peluit akhir wasit Panzino dibunyikan dan menandakan Scudetto bersejarah pertama bagi S.S Lazio. Tim tersebut, yang berhasil mencapai prestasi luar biasa dengan mengalahkan tim-tim besar dari utara.
Terdiri dari sekelompok pria yang relatif tidak dikenal yang dipimpin oleh Tommaso “The Maestro” Mastrelli, dan pencapaian mereka jelas merupakan penanda besar dalam sejarah klub.
Kini, 50 tahun kemudian, klub dan sponsor teknis Mizuno menghormati warisan mereka dengan kaus edisi khusus.
Desain kausnya menampilkan nama seluruh skuad dan nama pelatih Tommaso Mastrelli yang dicetak dengan garis-garis vertikal di seluruh tubuh.
Tepi lebar pada kerah dan lengan diberi garis retro berwarna putih, sedangkan di punggung atas, di bawah kerah, terdapat bendera Italia yang mengingatkan pada kemenangan Scudetto.
Pada bagian depan kaus, di sebelah kanan, di bawah lambang klub, terdapat spanduk emas dan tulisan 73-74 sebagai referensi jelas atas musim saat trofi Scudetto diraih. Di bawah angka-angka itu terdapat tulisan Campioni D’Italia (Juara Italia).
Fitting kemeja spesial ini hadir dalam kotak mewah istimewa yang dibuat dengan detail embos premium.
Peluncuran Special 50th Anniversary Kit ini akan disertai dengan koleksi kapsul pakaian santai dan aksesoris yang terdiri dari track jacket, t-shirt, topi, dan tas punggung. Putih dan biru langit Lazio adalah warna perayaan dari seragam yang sangat mencolok ini.
Società Sportiva Lazio S.p.A. didirikan pada 9 Januari 1900 dengan nama awal Societa Podistica Lazio. Berkandang di Stadion Olimpico, Roma, Italia, Lazio tercatat dua kali memenangi Liga Italia (Serie A) masing-masing pada 1973-1974 dan 1999-2000.
Lazio juga tujuh kali merebut gelar Piala Italia (Coppa Italia) masing-masing pada 1958, 1997-1998, 1999-2000, 2003-2004, 2008-2009, 2012-2013, dan 2018-2019. Lima Piala Super Italia juga mereka kantongi (1998, 2000, 2009, 2017, 2019) dan satu gelar Serie B pada 1968-1969.
Musim lalu, Lazio finis di peringkat kedua Liga Italia. Namun, saat ini klub yang dilatih Igor Tudor itu masih tertahan di perngkat ketujuh dengan lima pertandingan tersisa.