SKOR.id - Liga Italia 2024-2025 memasuki tahap yang sangat sengit, dengan enam tim teratas (peringkat 1 hingga 6) hanya terpaut jarak dua poin setelah pekan ke 12.Melihat klasemen Liga Italia hingga pekan ke-12 ini terlihat jarak yang sangat ketat di antara keenam tim teratas tersebut.Napoli 26 poin, Atalanta 25 poin, Fiorentina 25 poin, Inter Milan 25 poin, Lazio 25 poin, dan Juventus 24 poin.Situasi ini tercipta setelah laga Inter Milan dan Napoli yang berakhir imbang 1-1 pada Senin (11/11/2024) dini hari WIB lalu.Dalam laga yang digelar di Stadion Giuseppe Meazza tersebut, Napoli berjuang keras untuk tidak kehilangan poin dan mereka berhasil mencuri satu poin tersebut.Meski tidak meraih kemenangan namun satu poin itu sangat berharga bagi I Partenopei asuhan Antonio Conte.Hasil imbang ini memperbaiki rapor Napoli dalam head to head menghadapi rival scudetto setelah di laga sebelumnya, pekan ke-11, Napoli kalah telak 0-3 dari Atalanta.Apalagi, kekalahan tersebut terjadi di kandang mereka, Stadion Diego Armando Maradona.Sementara itu, bagi Inter Milan, hasil imbang tersebut memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka di kandang menjadi lima pertandingan.Simone Inzaghi tahu betul, menjaga hasil dalam laga kandang merupakan salah satu kunci jika ingin mempertahankan gelar Liga Italia yang mereka raih pada 2023-2024.Inter Milan, yang kini berada di posisi keempat dengan 25 poin, tercatat tak terkalahkan dalam 10 pertandingan terakhir di semua kompetisi.Sejak kalah dari AC Milan dalam Derby della Madonnina, Inter Milan tidak pernah lagi mengalami kekalahan.I Nerazzurri meraih lima kemenangan dan dua kali imbang di Liga Italia 2024-2025 setelah kekalahan tersebut.Sedangkan di Liga Champions 2024-2025, mereka meraih kemenangan di tiga laga terakhir fase liga Liga Liga Champions.Namun demikian, meski memiliki catatan bagus dalam 10 laga terakhir tersebut, hasil lawan Napoli pekan lalu tetap dinilai sebagai kesempatan yang terbuang untuk meraih posisi puncak klasemen.Laga tersebut memang pertandingan yang strategis bagi Inter Milan untuk merebut posisi pertama klasemen sementara, namun mereka gagal setelah hanya imbang 1-1.Kini, Inter Milan dan Napoli hingga pekan ke-12 ini tidak sendirian dalam perburuan gelar Liga Italia 2024-2025.Hanya ada jarak dua poin antara peringkat ke-1 dan ke-6 memperlihatkan Liga Italia 2024-2025 ini menciptakan peta persaingan yang sangat ketat.Dalam sejarah Liga Italia, sejak 1994-1995 atau sejak diberlakukannya format 3 poin bagi pemenang, tidak pernah terjadi jarak yang sedekat atau seketat ini antara posisi ke-1 dan ke-6.Berikut Ini Jarak Terdekat yang Pernah Terjadi antara Posisi 1 dan 6 hingga Pekan Ke-12 Liga Italia sejak 1994-1995:Liga Italia 2024-2025 hingga Pekan Ke-12 Posisi 1-6: Jarak 2 poin1. Napoli 26 2. Atalanta 25 3. Fiorentina 25 4. Inter Milan 25 5. Lazio 25 6. Juventus 24Juara di akhir musim:?Liga Italia 2020-2021 hingga Pekan Ke-12 Posisi 1-6: Jarak 5 Poin1. AC Milan 28 2. Inter Milan 27 3. Juventus 24 4. Napoli 24 5. AS Roma 24 6. Sassuolo 23Juara di akhir musim: Inter MilanLiga Italia 2011-2012 hingga Pekan Ke-12 Posisi 1-6: Jarak 5 Poin1. Juventus 24 2. AC Milan 24 3. Lazio 23 4. Udinese 23 5. AS Roma 20 6. Napoli 19Juara di akhir musim: JuventusLiga Italia 2002-2003 hingga Pekan Ke-12 Posisi 1-6: Jarak 5 Poin1. Lazio 27 2. Juventus 26 3. AC Milan 26 4. Inter Milan 26 5. Chievo 22 6. Bologna 22Juara di akhir musim: JuventusLiga Italia 1999-2000 hingga Pekan Ke-12 Posisi 1-6: Jarak 5 Poin1. Juventus 25 2. AS Roma 25 3. Lazio 25 4. Inter Milan 23 5. Parma 21 6. AC Milan 20Juara di akhir musim: LazioLiga Italia 1994-1995 hingga Pekan Ke-12 Posisi 1-6: Jarak 5 Poin1. Parma 27 2. Juventus 26 3. AS Roma 23 4. Fiorentina 22 5. Lazio 22 6. Bari 22Juara di akhir musim: JuventusLiga Italia 2008-2009 hingga Pekan Ke-12 Posisi 1-6: Jarak 6 Poin1. Inter Milan 27 2. AC Milan 26 3. Juventus 24 4. Napoli 23 5. Lazio 22 6. Udinese 21 7. Catania 21Juara di akhir musim: Inter Milan*Artikel ini dibuat oleh Riziq Daffa, mahasiswa Uhamka yang menjalani magang di Skor.id<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/fylOVwCGX9M?si=dHeUYNn_2ksUQ68G" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Persaingan gelar Liga Italia 2024-2025 antara Napoli dan Inter Milan di pekan ke-12 diramaikan oleh klub seperti Atalanta, Fiorentina, Lazio, dan Juventus.

Liga Italia

Liga Italia 2024-2025: Ketat di 6 Besar, Hanya Berjarak 2 Poin di Pekan Ke-12

SKOR.id - Kepak sayap Daichi Kamada membuatnya mampu terbang tinggi menjelajahi Eropa serta melayang bersama Timnas Jepang.Daichi Kamada kecil lahir di Iyo, sebuah kota kecil di Prefektur Ehime di Pulau Shikoku, kota yang kini hanya berpenduduk 35 ribu orang saja.Meski begitu, hal ini tak menghalangi Daichi Kamada untuk kini bisa terbang tinggi, menjadi salah satu pemain andalan Samurai Biru di lini tengah.Salah satu hal unik yang mengiringi perjalanan kariernya adalah soal sayap klub-klub yang ia bela.Setiap klub yang ia perkuat, selalu memiliki logo burung bersayap. Tak hanya di level klub, hal ini juga terjadi bersama Timnas Jepang.Bagaimana kisahnya? Simak selengkapnya dalam artikel Skor Special berikut ini.(Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).Sagan Tosu 80 penampilan, 16 golUsai tampil apik untuk tim lokal saat masih SD, Daichi Kamada direkrut oleh tim besar J1 League, Gamba Osaka, kala masuk usia SMP.Akan tetapi, cedera membuatnya harus rela dilepas oleh akademi Gamba Osaka, membuatnya memilih bergabung bersama SMA Higashiyama.Daichi Kamada lalu membuktikan lagi dirinya, penampilan apik bersama SMA Higashiyama membuat setidaknya lima klub J.League tertarik merekrutnya.Kamada lalu memilih Sagan Tosu sebagai klub profesional pertamanya, bergabung dengan tim ini pada awal musim 2015.Ia sempat dipinjamkan ke tim J.League U-22 yang bermain di kasta ketiga sebelum dipanggil kembali ke Sagan Tosu.Kamada langsung mencetak gol dalam laga debutnya di J1 League, saat melawan Matsumoto Yamaga.Dalam tiga musim membela Sagan Tosu, Kamada bermain 80 kali dan mencetak 16 gol, sebelum Eropa datang memanggilnya.Logo Sagan Tosu adalah burung Eurasian magpie (Pica pica), burung resmi Prefektur Saga tempat klub ini bermain. Kepak sayap pertama Daichi Kamada.Sint-Truiden 36 penampilan, 16 golPada musim panas 2017, Daichi Kamada direkrut oleh tim Liga Jerman, Eintracht Frankfurt.Akan tetapi, di musim pertamanya, ia belum mendapat banyak kesempatan, membuatnya harus hijrah ke Liga Belgia untuk mendapatkan menit bermain.Musim 2018-2019, Daichi Kamada memutuskan untuk pindah ke Sint-Truiden, langsung mencetak gol dalam laga debutntya melawan Gent.Sint-Truiden jadi tujuan paling masuk akal bagi Kamada, karena klub ini dimiliki perusahaan Jepang, DMM, dan mempunyai banyak pemain Jepang di skuad mereka.Hal ini membuat Kamada bisa lebih cepat beradaptasi dengan sepak bola Eropa.Buktinya, musim itu, Kamada jadi andalan tak tergantikan di lini tengah maupun depan Sint-Truiden, mencetak 16 gol dalam 36 laga di semua ajang.Logo Sint-Truiden adalah burung biru berkepala dua, menunjukkan hubungan mereka dengan kota Sint-Truiden yang punya lambang elang sekaligus menunjukkan julukan klub, De Kanaries (Si Burung Kanari). Kepak sayap kedua Daichi Kamada.Eintracht Frankfurt 179 penampilan, 40 golSemusim di Liga Belgia, Daichi Kamanda kembali ke Frankfurt dengan kepercayaan diri yang baru.Ia jadi pemain penting dalam skema tim, bermain sebagai second striker, mencatat 40 gol dalam 179 penampilan di semua ajang.Tak hanya itu, ia mampu membawa Frankfurt jadi juara DFB-Pokal 2017-2018 (sebelum dipinjamkan ke Sint-Truiden), serta membawa klub juara Liga europa 2021-2022.Pada periode ini juga ia mulai dipanggil ke Timnas Jepang dan jadi salah satu pemain paling bersinar di Eropa.Meski banyak dihubung-hubungkan dengan tim-tim besar Eropa saat kontraknya habis, Daichi Kamada memutuskan hijrah ke Liga Italia bersama Lazio.Logo Eintracht Frankfurt diambil dari logo Kota Frankfurt, seekor Elang Imperial yang sudah jadi lambang kota ini sejak didirikan pada 1245. Ini juga yang jadi sebab klub ini dijuluki Die Adler alias Si Elang. Kepak sayap ketiga Daichi Kamada.Lazio 38 penampilan, 2 golBersama Lazio, Kamada tak tampil cemerlang.Salah satu penyebabnya adalah pelatih Maurizio Sarri memainkan Kamada di posisi sayap, posisi yang tak biasa untuk Kamada.Selain itu, ia juga kerap bermain sebagai pemain pengganti, membuatnya hanya satu musim membela klub Ibu Kota Italia ini.Lazio dijuluki Le Aquile alias Si Elang. Logo Lazio memang memiliki burung elang di bagian atas, sebuah simbol kebesaran militer Romawi dan juga simbol Kaisar Romawi. Kepak sayap keempat Daichi Kamada.Crystal Palace 14 penampilan, 2 gol (musim masih berjalan)Musim ini, Kamada memilih hijrah ke Liga Inggris bergabung bersama Crystal Palace, kembali reuni dengan Oliver Glasner, pelatihnya semasa di Frankfurt.Ia jadi pemain Jepang pertama di klub ini dan kini sedang berjuang untuk bisa terbang tinggi di Premier League.Crystal Palace juga punya julukan The Eagle alias Si elang. Logo Crystal Palace adalah burung elang yang menggenggam bola, terinspirasi dari logo klub Benfica. Burung ini terbang di atas istana Crystal Palace di London. Kepak sayap kelima Daichi Kamada.Timnas Jepang 36 penampilan, 8 golSetelah tampil untuk timnas kelompok umur, Daichi Kamada dipanggil ke Timnas Jepang senior pada Maret 2019.Ia menjalani debut saat masuk menggantikan Takumi Minamino pada laga persahabatan kontra Kolombia, 22 Maret 2019.Kamada mencetak gol pertamanya untuk Samurai Biru kala Jepang menang 6-0 lawan Mongolia di Kualifikasi Piala Dunia 2022.Kamada masuk dalam skuad Timnas Jepang di Piala Dunia 2022. Ia jadi starter saat mereka menang 2-1 lawan Jerman dan Spanyol.Meski begitu, ia mengaku kecewa dengan penampilannya sendiri, karena ia jadi pemain lini depan Timnas Jepang di Piala Dunia 2022 yang jadi starter tetapi tak mencatat assist maupun gol.Kini, ia sudah mencetak delapan gol, termasuk satu gol ke gawang Arab Saudi di Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.Logo Timnas Jepang adalah burung Yataragasu, burung gagak berkaki tiga dari cerita mitologi Jepang kuno, menggenggam bola merah seperti matahari di bendera Jepang. Kepak sayap keenam Daichi Kamada.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/ehZk2dZ2_W0?si=CiBHGk-Pt3XGM_vk" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Daichi Kamada menjadi salah satu pemain Timnas Jepang paling bersinar di Eropa saat ini, mengepakkan sayapnya terbang tinggi.

Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage situs Skor.id.

SKOR SPECIAL

Kepak Sayap Daichi Kamada: Jelajahi Eropa hingga Timnas Jepang

SKOR.id - Mees Hilgers kembali dipercaya sebagai starter saat FC Twente menjamu Lazio dalam lanjutan Liga Europa 2024-2025 di Stadion De Grolsch Veste, Belanda, Jumat (25/10/2024) dini hari WIB.Dalam laga itu, Mees Hilgers kembali ditempatkan sebagai salah satu andalan bek tengah di sisi kanan. Dia pun bermain penuh dan tak tergantikan di laga ini.Sayangnya, FC Twente gagal meraih poin dalam laga ini. Itu setelah, tim asuhan Joseph Oosting tersebut kalah dengan skor 0-2.Pada laga ini, FC Twente sudah harus bermain dengan 10 pemain usai kiper Lars Unnerstall terkena kartu merah pada menit ke-11.Kalah jumlah pemain, FC twente baru kebobolan pada menit ke-35. Adalah Pedro Rodriguez Ledesma yang berhasil membobol gawang FC Twente, untuk menutup babak pertama dengan skor 1-0.Pada babak kedua, Lazio yang praktis menguasai pertandingan sebenarnya kesulitan untuk mencetak gol lagi.Mereka baru bisa mencetak gol kembali pada menit ke-87 melalui aksi pemain pengganti Gustav Isaksen. Skor 2-0, pun menutup pertandingan ini.Kemenangan ini membuat Lazio memuncaki klasemen sementara Liga Europa 2024-2025 dengan sembilan poin dari tiga laga yang telah dijalani. Ini membuka peluang mereka untuk lolos ke babak 16 besar.Sebaliknya, kekalahan ini membuat FC Twente menempati posisi ke-28 alias zona eliminasi. Itu lantaran mereka baru meraih dua poin dari tiga pertandingan yang telah dilakoni.Setelah ini, Mees Hilgers dan kawan-kawan bakal langsung fokus menatap lanjutan Eredivisie (kompetisi kasta tertinggi Liga Belanda) 2024-2025. Pasalnya, mereka sudah harus bermain kembali melawan Heracles di Stadion De Grolsch Veste, Belanda , Minggu (27/10/2024).Untuk Eredivisie musim ini, FC Twente bisa dibilang termasuk salah satu tim papan atas. Mereka kini berada di posisi keenam dengan 15 poin dari sembilan pertandingan yang telah dijalani. Itu hasil dari empat kali menang, tiga kali imbang, dan menderita dua kekalahan.Bisa dibilang, Mees Hilgers pun tidak tergantikan posisinya sebagai starter di lini pertahanan FC Twente. Bek berusia 23 tahun ini total sudah bermain dalam 13 pertandingan dan mencetak satu gol plus satu assist di semua ajang bersama FC Twente.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Ob2NzSG8Ge0?si=_nTlSoLESu3qyTb6" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;

Mees Hilgers gagal membawa FC Twente meraih poin di kandang sendiri saat menjamu Lazio, Jumat (25/10/2024) dini hari WIB.

National

Mees Hilgers Main Penuh, FC Twente Takluk dari Lazio

SKOR.id - Pertandingan ketiga Liga Europa 2024-2025 diwarnai hasil imbang Manchester United, serta kemenangan untuk Ajax Amsterdam, Lazio, hingga AS Roma.Laga ketiga Liga Europa 2024-2025, mulai digelar pada Rabu, (23/10/2024) malam, hingga Jumat dini hari WIB.Ada dua pertandingan yang digelar Rabu malam pukul 21.30 WIB, antara Galatasaray vs Elfsborg dan Braga vs Bodo/Glimt.Pada laga ini, Galatasaray yang sempat unggul 3-0 pada babak pertama mengakhiri laga dengan kemenangan 4-3, sedangkan Braga tumbang 1-2 di tangan Bodo/Glimt.Berlanjut pada pertandingan Liga Europa 2024-2025 yang dilangsungkan, Kamis (24/10/2024) malam WIB.Ajax Amsterdam berhasil mencuri kemenangan di kandang Qarabag, dalam laga yang diwarnai dua kartu merah untuk tim tuan rumah tersebut.Pada laga ini Ajax menang 3-0 atas Qarabag, melalui gol yang dicetak Kenneth Taylor, Wout Weghorst (74'-pen), dan Chuba Akpom (77').Ajax kini mengoleksi tujuh poin dari tiga laga, dan sementara ini duduk di peringkat keempat klasemen Liga Europa 2024-2025.Sementara itu, AS Roma juga berhasil meraih poin penuh di Stadion Olimpico, ketika berhadapan dengan Dynamo Kyiv.I Giallorossi menang tipis 1-0 atas tamu mereka, melalui gol tunggal Artem Dovbyk (23'-pen), dari titik putih.AS Roma masih tercecer di peringkat ke-19 klasemen dengan perolehan empat poin dari tiga laga.Laga lainnya mempertemukan wakil Portugal FC Porto dengan wakil Jerman, Hoffenheim di Estadio Do Dragao, Jumat (25/10/2024) pukul 02.00 dini hari WIB.Porto menang berkat dua gol yang dicetak oleh Tiago Djalo (45'+2) dan Samu Omorodion di menit ke-75.Ini menjadi kemenangan perdana Porto di Liga Europa musim ini, mereka meraih empat poin dalam tiga pertandingan.Hasil kurang memuaskan kembali diperoleh Manchester United pada pertandingan ketiga Euro 2024-2025.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Fenerbahce_vs_Man_United_di_Liga_Europa_2024_2025_b310feec69.jpeg" alt="Laga Fenerbahce vs Man United di Liga Europa 2024-2025. (Jovi Arnanda/Skor.id)."><figcaption>Laga Fenerbahce vs Man United di Liga Europa 2024-2025. (Jovi Arnanda/Skor.id).</figcaption></figure>Man United kembali meraih hasil imbang, atau menjadi yang ketiga secara beruntun di ajang ini.Man United bermain imbang 1-1 melawan Fenerbahce, sempat mencetak gol melalui Christian Eriksen (15') gawang mereka jebol oleh Youssef En -Nesyri di menit ke-49.Setan Merah kini duduk di peringkat ke-21 Liga Europa musim ini, dengan perolehan tiga poin hasil imbang dalam tiga laga.Pada pertandingan lain, Lazio yang bertandang ke Stadion De Grolsch Veste, berhasil mencuri kemenangan atas Twente.Lazio menundukkan Twente 2-0 melalui dua gol yang dicetak Pedro (35') dan Gustav Isaksesn (87').Berikut ini hasil lengkap Liga Europa 2024-2025 yang digelar Rabu (23/10/2024) malam hingga, Jumat dini hari WIB.Braga 1-2 Bodo/Glimt Galatasaray 4-3 IF Elfsborg Eintracht Frankfurt 1-0 RFS AS Roma 1-0 Dynamo Kyiv Midtjylland 1-0 Union Saint-Gilloise Qarabag 0-3 Ajax Maccabi Tel Aviv 1-2 Real Sociedad PAOK 2-2 Viktoria Plzen Ferencvaros 1-0 Nice Fenerbahce 1-1 Man United Tottenham 1-0 AZ Alkmaar Lyon 0-1 Besiktas Anderlecht 2-0 Ludogorets Athletic Bilbao 1-0 Slavia Praha Malmo 0-1 Olympiacos Porto 2-0 Hoffenheim Twente 0-2 Lazio Rangers 4-0 FCSB<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/m__x99OL2uI?si=eyll3UJe5n1IIki2" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Hasil Lengkap Liga Europa 2024-2025, Man United imbang lagi, Ajax dan Lazio curi kemenangan di kandang lawan.

World

Hasil Liga Europa 2024-2025: Man United Imbang Lagi, Ajax dan Lazio Curi Kemenangan

SKOR.id - Berikut ini hasil pertandingan antara Lazioa vs AC Milan, pada giornata ketiga Liga Italia (Serie A) musim 2024-2025.Laga antara Lazio vs AC Milan di pekan ketiga Liga Italia musim ini, dilangsungkan di Stadio Olimpico, Minggu (1/9/2024) pukul 01.45 dini hari WIB.AC Milan yang unggul lebih dulu, harus puas dengan hasil imbang 2-2, setelah Lazio sempat membalikkan keadaan hingga pertengahan babak kedua.Dua gol Lazio dicetak oleh Valentin Castellanos (62') dan Boulaye Dia (66'), sedangkan AC Milan melalui Strahinja Pavlovic (8') dan Rafael Leao (72').Gol Rafael Leao memang menyelamatkan AC Milan, tetapi I Rossoneri belum berhasil keluar dari tren buruk.Pelatih AC Milan, Paulo Fonseca menurunkan Noah Okafor sebagai starter di posisi ujung tombak.Christian Pulisic dan Samuel Chukwueze diturunkan sebagai sayap, dan Ruben Lofts-Cheek menjadi gelandang serang.Sementara itu Youssouf Fofana dan Tijjani Reijnders berperan sebagai penghubung barisan pertahanan dan lini serang.Mike Maignan tak tergusur di posisi penjaga gawang, ia dikawal Emerson Royal, Fikayo Tomori, Strahinja Pavlovic, dan Filippo Terracciano.I Rossoneri yang belum pernah menang dalam dua pertandingan awal Liga Italia musim ini, bertandang ke markas I Biancocelesti dengan hasrat meraih poin penuh.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Strahinja_Pavlovic_877e2c644b.jpg" alt="Bek baru AC Milan, Strahinja Pavlovici. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)."><figcaption>Bek baru AC Milan, Strahinja Pavlovic. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).</figcaption></figure>Hasilnya pada menit kedelapan, anak asuh Paulo Fonseca berhasil unggul lebih dulu melalui gol Strahinja Pavlovic yang mampu menyempurnakan umpan Christian Pulisc.Skor 1-0 untuk keunggulan AC Milan ini bertahan hingga babak pertama berakhir, meski kedua tim telah sama-sam berupaya mencetak gol.Pada babak kedua, Lazio sempat mengejutkan AC Milan setelah membalikkan keadaan hanya dalam empat menit.Valentin Castellanos membuat kedudukan menjadi imbang 1-1 pada menit ke-62, setelah meneruskan umpan Nuno Tavares.Nuno Tavares kembali membuat assist untuk gol Boulaye Dia di menit ke-66 yang membuat I Biancocelesti berbalik unggul 2-1.Sejak musim 2004-2005, Nuno Tavarez menjadi pemain ketiga yang membuat setidaknya dua assist di Stadion Olimpico saat melawan AC Milan di Serie A, setelah Stefano Mauri (September 2011, Lazio) dan David Pizarro (Mei 2009, AS Roma).Kini dalam posisi tertinggal, Paulo Fonseca membuat perubahan di lini depan, Noah Okafor digantikan Tammy Abraham pada menit ke-70, dan Rafael Leao menggantikan Samuel Chukwueze, memasuki menit ke-71.Pergantian tersebut berhasil, Rafael Leao mencetak gol penyama kedudukan di menit ke-72, setelah mampu menyempurnakan umpan Tammy Abraham.Hasil imbang ini menjadi yang kedua bagi AC Milan setelah ditahan 2-2 melawan Torino di laga pembuka, dan kalah 1-2 dari Parma di pekan kedua.I Rossoneri kini duduk di peringkat ke-14 klasemen sementara Liga Italia 2024-2025 dengan dua poin, sementara Lazio di peringkat delapan dengan empat poin dari tiga laga.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/th5kOZNR04c?si=fOmabJs16bv69iOa" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Rafael Leao selamatkan AC Milan dari kekalahan saat melawan Lazio di Liga Italia 2024-2025.

Hasil Lazio vs AC Milan: Rafael Leao Selamatkan I Rossoneri

SKOR.id – Seperti diketahui, sejak awal tahun 2024 ini, Sven-Goran Eriksson menderita kanker pankreas stadium akhir. Ia pernah melatih Timnas sepak bola pria Inggris saat diisi Generasi Emas dari tahun 2001 hingga 2006.Mantan pelatih asal Swedia yang kini berusia 76 tahun itu mengungkapkan bahwa pada Januari bahwa ia memiliki “kasus terbaik dalam satu tahun” untuk dijalani dan sebuah film dokumenter baru tentang hidupnya dirilis di Amazon Prime pada Jumat (23/8/2024) nanti.“Saya harap Anda akan mengingat saya sebagai orang positif yang berusaha melakukan semua yang dia bisa lakukan,” kata Eriksson, yang sudah divonis hidupnya tinggal setahun lagi, begitu didiagnosis menderita kanker pankreas, awal tahun ini.“Jangan bersedih, tersenyumlah. Terima kasih atas segalanya untuk rekan-rekan pelatih, pemain, penonton, sungguh luar biasa. Jaga dirimu dan jaga hidupmu. Dan jalani itu.“Saya memiliki kehidupan yang baik. Saya rasa kita semua takut akan hari kematian kita, namun hidup juga tentang kematian.&nbsp;“Anda harus belajar menerimanya apa adanya. Mudah-mudahan pada akhirnya orang akan berkata, ‘Ya, dia orang baik’. Tapi semua orang tidak akan mengatakan itu.”&nbsp;Mengapa Eriksson ingin publik mengenalnya sebagai orang baik? Apa saja hal yang membuatnya pantas dikenang?&nbsp;Skor.id&nbsp;akan coba mengulasnya dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).Salah Satu Pelatih Sukses di EropaKarier Eriksson sebagai pemain – bek kanan – di Torsby IF, klub lokal Swedia, harus berakhir cepat di usia 27 tahun karena cedera. Eriksson lalu mengalihkan kariernya sebagai pelatih, tempatnya menemukan panggilan sejatinya.Eriksson memulai karier kepelatihannya dengan Degerfors IF, klub Swedia, pada tahun 1977. Di usianya yang baru 32 tahun, Eriksson memimpin Degerfors IF promosi ke divisi teratas Swedia, Allsvenskan. Keberhasilannya di Degerfors menarik perhatian IFK Goteborg, yang merekrutnya menjadi pelatih kepala pada tahun 1979. &nbsp;Pada 1982, Eriksson mengantar Goteborg memenang Piala UEFA, trofi Eropa pertamanya. Eriksson kemudian pindah ke Portugal untuk melatih SL Benfica dan memenang Liga Portugal (Primeira Liga) dua kali – total tiga dari dua periode melatih.&nbsp;Kesuksesan Eriksson berlanjut di Italia bersama AS Roma, dan memenangi Piala Italia (Coppa Italia) pada tahun 1986. Eriksson juga pernah menangani ACF Fiorentina dan UC Sampdoria.&nbsp;Saat menangani SS Lazio, reputasi Eriksson di Liga Italia (Serie A) semakin kuat. Di klub ibu kota Italia itu, ia berhasil merebut trofi terbanyak sepanjang karier melatihnya, tujuh, termasuk Liga Italia, Piala Italia, dan Piala Winners. Total, 18 trofi dikoleksi Eriksson selama berkarier sebagai pelatih.&nbsp;Tim Nasional InggrisMungkin salah satu babak paling menonjol dalam karier kepelatihan Eriksson adalah masa jabatannya sebagai manajer Tim Nasional Inggris.&nbsp;Ia menjadi pelatih asing pertama di Timnas Inggris pada tahun 2001. Di bawah kepemimpinannya, Inggris mencapai perempat final Piala Dunia FIFA 2002 dan 2006. Di masa jabatannya Eriksson juga membawa Inggris mencapai perempat final Euro 2004.&nbsp;Meskipun dikritik, ia mempertahankan tingkat kemenangan sebesar 59,7%, salah satu yang tertinggi untuk seorang pelatih Timnas Inggris.Karier dan Usaha SelanjutnyaKarier Eriksson tidak melambat setelah usai bersama Inggris. Ia masih terus menghadapi tantangan baru di seluruh dunia.Eriksson pernah menangani Manchester City di Liga Inggris pada musim 2007-2008. Eriksson kemudian mengambil peran sebagai direktur sepak bola di Notts County pada tahun 2009.&nbsp;Dia juga pernah menangani tim nasional Meksiko dan Pantai Gading. Pada tahun 2013, Eriksson pindah ke Cina untuk menangani klub Guangzhou R&amp;F dan Shanghai SIPG.Setelah menangani Timnas Filipina, Eriksson lalu dipercaya menjadi penasihat IF Karlstad antara 11 Februari sampai 5 Desember 2022, untuk kemudian menjadi direktur olahraga klub Swedia itu mulai 6 Desember 2022 sampai 23 Februari 2023, yang sekaligus menjadi pekerjaan terakhirnya.&nbsp;Warisan dan DampakPengaruh Eriksson terhadap sepak bola tidak dapat disangkal, meninggalkan warisan abadi dalam olahraga ini. Ia sering dipuji karena memodernisasi taktik sepak bola Inggris selama masa jabatannya di Three Lions.&nbsp;Sikap tenang dan pemikiran strategis Eriksson membuatnya dihormati oleh para pemain maupun rekan-rekannya sesama pelatih hingga staf.&nbsp;Filosofi kepelatihan Eriksson menekankan disiplin, kerja sama tim, dan kemampuan beradaptasi. Eriksson pun telah dianugerahi beberapa penghargaan, termasuk Medali Emas Asosiasi Sepak Bola Swedia.&nbsp;Skema dan Taktik PermainanDianggap sebagai salah satu pelatih terhebat sepanjang masa, secara taktis, Eriksson di awal karier kepelatihannya terinspirasi oleh gaya mantan rekan setim dan manajernya Tord Grip, yang pernah menangani tim Indonesia U-23 pada 1995-1996.&nbsp;Lalu, ia juga dipengaruhi oleh gaya pelatih asal Inggris Bob Houghton. dan Roy Hodgson, yang memperkenalkan formasi 4–4–2 yang inovatif ke dalam sepak bola Swedia, yang memanfaatkan penandaan zona dan tekanan yang kuat.&nbsp;Selama berada di Lazio, ia juga menggunakan formasi 4–5–1 yang cair, khususnya selama musim 1999–2000, yang bisa menjadi 4–2–3–1, 4–3–3, 4 –1–4–1, atau 4–4–2 sepanjang pertandingan.&nbsp;Gameplay tim terutama didasarkan pada penciptaan keunggulan numerik di babak lawan daripada mengendalikan bola, dan melalui upaya menyerang dan mencetak gol secepat mungkin, sambil meminimalkan risiko.Fakta Menarik dan Kurang Diketahui soal ErikssonAda beberapa informasi unik dan kurang diketahui tentang Eriksson, yang menambah kepribadiannya yang menarik.Ia pernah menolak tawaran menukangi Chelsea FC, sebelum bergabung dengan timnas Inggris. Eriksson juga diketahui fasih dalam lima bahasa: Swedia, Inggris, Italia, Portugal, dan Jerman.&nbsp;Ia sangat berminat pada pacuan kuda dan mempunyai beberapa kuda pacu. Meskipun sikapnya selalu terlihat serius, Eriksson memiliki selera humor yang tinggi dan menyukai lelucon praktis.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Data_Sven_Goran_Eriksson_Hendy_AS_Skor_id_fc39fc84d5.jfif" alt="Data Sven-Goran Eriksson - Hendy AS Skor.id.jfif"><figcaption>Karier panjang Sven-Goran Eriksson sebagai peracik taktik membuatnya menjadi salah satu pelatih sepak bola terbaik yang pernah ada. (Hendy AS/Skor.id)&nbsp;</figcaption></figure>Karier Sven-Goran Eriksson penuh dengan prestasi, kontroversi, dan momen yang tak terlupakan. Mulai dari memimpin tim, meraih kemenangan di banyak negara, hingga menjalankan tugas penting sebagai manajer Inggris, pengaruh Eriksson terhadap sepak bola tidak dapat disangkal.&nbsp;Ketajaman taktisnya, dikombinasikan dengan kemampuannya mengelola tim yang beragam, telah membuatnya mendapat tempat di antara para elite olahraga ini.&nbsp;Meskipun menghadapi kritik dan tantangan, ketahanan dan semangat Eriksson terhadap sepak bola membuatnya tetap relevan dalam dunia olahraga yang terus berubah.&nbsp;Perjalanannya menawarkan pelajaran berharga dalam ketekunan, kemampuan beradaptasi, dan pentingnya tetap setia pada visi seseorang.&nbsp;Baik Anda penggemar berat sepak bola atau sekadar ingin tahu tentang olahraga ini, kisah Eriksson adalah bukti naik turunnya karier di bidang manajemen sepak bola. Warisannya terus menginspirasi dan mempengaruhi generasi manajer dan pemain masa depan.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/22HgtK69ICw?si=tj1aUOqEuETvCwQ1" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Mantan pelatih Timnas  Sepak Bola Inggris Sven-Goran Eriksson telah mengirimkan pesan yang memilukan karena merasa ajalnya sudah dekat.

Mengapa Sven-Goran Eriksson Merasa Pantas Dikenang

Skor.id coba menjelaskan sekilas apa saja yang perlu diketahui di Liga Italia 2024-2025. 

Liga Italia 2024-2025: Semua Hal yang Perlu Anda Ketahui 

SKOR.id - Bek Timnas Indonesia, Jay Idzes, harus menunda hasratnya untuk menjalani debut di Serie A Italia 2024-2025. Pasalnya, dia dipastikan harus absen pada laga perdana Venezia di kompetisi kasta tertinggi Italia tersebut pada musim ini.Seperti diketahui, pada laga perdana Venezia bertandang ke markas Lazio, Stadion Olimpico, Roma, Senin (19/8/2024) dini hari WIB.Venezia tidak bisa memainkan Jay Idzes lantaran sang pemain terkena akumulasi kartu kuning. Ini merupakan akumulasi dari Serie B Italia 2023-2024.Ketika itu, pada laga terakhirnya di Serie B Italia 2023-2024, Jay Idzes terkena kartu kuning ketiga. Lantaran hal itu dia harus absen dalam satu laga berikutnya.Nah, karena tidak ada lagi laga yang dimainkan di Serie B, sanksi itu akhirnya dilanjutkan dalam laga terdekat Jay Idzes di Serie A 2024-2025. Sekadar mengingatkan, Venezia adalah salah satu tim Serie B yang berhasil promosi ke Serie A 2024-2025.Selain tim yang dilatih Eusebio di Francesco ini, terdapat Parma dan Como 1907 yang juga berhasil promosi ke Serie A.Tentunya kehilangan Jay Idzes menjadi salah satu kerugian bagi Venezia untuk lini pertahanan mereka. Mengingat, bek berusia 24 tahun itu merupakan salah satu pemain andalan klub berjulukan I Lagunari tersebut.Pada musim lalu, dia dimainkan dalam 29 pertandingan di Serie B. Idzes pun berhasil mencetak tiga gol dalam kiprahnya pada musim lalu bersama Venezia.Meski berganti pelatih, Idzes tetap menjadi salah satu pemain andalan. Kendati sudah banyak rumor yang mengaitkan namanya diminati klub lain. Salah satunya adalah Torino, yang mana kini dilatih juru taktik Venezia musim lalu yaitu Paolo Vanoli.Bahkan, ketika dikalahkan Brescia, 1-3, pada putaran pertama Coppa Italia 2024-2025, Idzes tampil sebagai starter dan mencetak satu-satunya gol untuk Venezia.Sementara itu, selain Jay Idzes, Venezia juga harus kehilangan beberapa pemain lainnya dengan alasan yang berbeda-beda.Di antaranya adalah Antonio Candela (sanksi akumulasi kartu kuning), Gaetano Oristanio (cedera otot), Mato Jajalo (masalah otot), Joel Pohjanpalo (masalah paha), Gianluca Busio (cedera), dan Bjarki Bjarkason (cedera).<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/DANm37GdHDc?si=Zez5x9u6jl1S4l9A" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Jay Idzes dipastikan absen saat Venezia menghadapi Lazio pada laga perdana mereka di Serie A Italia 2024-2025.

Debut Jay Idzes di Serie A Italia Tertunda

SKOR.id – AS Roma terus mendukung para penggemar dan mendengarkan kritik mereka terhadap setelan latihan alias training kit (pasangan atasan dan celana training&nbsp;yang biasa disebut tracksuit) baru dari Adidas.&nbsp;Bagian atas hingga lengan tracksuit&nbsp;tersebut memang berwarna merah tua khas salah satu klub Liga Italia (Serie A) lengkap dengan logo Roma. Namun di bawah garis putih terdapat warna biru muda yang cukup besar di bagian depan, warna klub rival sekota mereka, SS Lazio.&nbsp;Sontak penggemar Roma pun marah. Mereka menilai tracksuit&nbsp;tersebut tidak menunjukkan bahwa itu mewakili I Giallorossi.&nbsp;The Friedkin Group selaku pemilik Roma pun menanggapinya dengan memerintahkan Adidas selaku produsen sekaligus pemaso kit mereka untuk menarik desain tersebut dari penjualan.&nbsp;Pemilik klub selalu mengatakan bahwa mereka adalah penjaga Roma, berikut nilai-nilainya. Dalam hal ini, warna khas klub termasuk dalam nilai-nilai itu dan menjadi milik para penggemar Roma, Romanisti.&nbsp;Klub menilai insiden warna tracksuit, yang merupakan keluaran terbaru dari lini produk musim 2024-2025, tersebut sebagai kesalahan serius dan tidak bisa dilakukan terhadap I Giallorossi. &nbsp;&nbsp;Itulah mengapa klub berhak mengambil keputusan apa pun, termasuk mengambil tindakan terkait perilaku tidak patut seperti yang terjadi pada desain dan warna tracksuit&nbsp;tersebut.&nbsp;Menurut Corriere dello Sport, Roma juga bersiap untuk memindahkan posisi atau memecat Chief Commercial and Brand Officer Michael Wandell, yang mengawasi proyek tersebut.&nbsp;Wandell, orang yang bertanggung jawab atas peluncuran seragam Adidas untuk lini baru musim 2024-2025, telah diskors dari tugasnya dan Roma telah membuka proses disipliner terhadapnya dan bisa saja dicopot dari jabatannya.&nbsp;Baju olahraga ini rencananya memang tidak akan dikenakan oleh para pemain Roma, melainkan menjadi bagian dari koleksinya untuk para penggemar.Meskipun demikian, tracksuit tersebut telah dikeluarkan dari toko dan dihapus dari situs web mereka, meskipun celana pasangannya tetap berwarna merah dengan garis kuning.&nbsp;Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Roma dan Adidas memperkenalkan jersey&nbsp;ketiga klub untuk musim 2024-2025. Bersamaan dengan itu, mereka juga meluncurkan tracksuit&nbsp;untuk penggemar.Namun, desain atasan tracksuit&nbsp;itu langsung mengundang kontroversi dari penggemar, khususnya setelah situs kreator digital Esvaphane.com mengungkapkan detail-detailnya. Romanisti pun langsung bereaksi soal training kit&nbsp;tersebut: “It’s Lazio&nbsp;(Ini Lazio).”<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/szc7s6i-fNY?si=TWYJvoJX4JuhCGis" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Warna atasan training kit AS Roma dinilai Romanisti bernuansa klub rival mereka, Lazio. 

Culture

AS Roma Tarik Tracksuit Kontroversial dan Menskors Manajer Marketing

SKOR.id - Menyambut Euro 2024 (Piala Eropa 2024) Skor.id menampilkan artikel mengenai para legenda yang tampil dan berprestasi di turnamen tersebut.Artikel legenda Piala Eropa kali ini akan membahas Dino Zoff, seorang penjaga gawang legendaris yang menjadi andalan Italia selama dua dekade.Tidak hanya menjadi andalan Timnas Italia, di level klub, Dino Zoff juga mencapai puncak karier ketika ia berseragam Juventus.Selama aktif bermain, Dino Zoff dikenal dengan refleks, dan kemampuan menghentikan bola di atas rata-rata.Reaksinya yang cepat dan terkadang disertai penyelamatan akrobatik, menjadi faktor penting dalam kesuksesan kariernya.Ketenangannya di lapangan saat situasi penting juga membuat rekan setimnya menaruh kepercayaan penuh selama pertandingan.Berikut ini ulasan selengkapnya mengenai Dino Zoff, penjaga gawang legendaris Italia.Awal Karier Tak MudahDino Zoff lahir di komune Gorizia Mariano del Friuli, wilayah timur laut Italia pada 28 Februari 1942, atau 82 tahun yang lalu.Pada saat berusia 14 tahun, Dino Zoff mendapat penolakan dari Inter Milan, selanjutnya Juventus juga tak menerima dirinya.Dilansir dari laman resmi FIFA, Dino Zoff ditolak karena memiliki tubuh yang terlalu kecil, sehingga dinilai tidak cocok menjadi penjaga gawang.Sang ayah kemudian memintanya untuk fokus menjadi mekanik, daripada melanjutkan karier menjadi pesepak bola.<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet" data-media-max-width="560"><a href="https://twitter.com/hashtag/OnThisDay?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#OnThisDay</a> 1967, Serie A. Mario Corso vs a glove-less Dino Zoff. A.C. Mantova vs Inter Milan (1:0). <a href="https://t.co/q7UzaaZXhF">pic.twitter.com/q7UzaaZXhF</a>— Retro Football Italia (@retrofootitalia) <a href="https://twitter.com/retrofootitalia/status/1796845209361232159?ref_src=twsrc%5Etfw">June 1, 2024</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Namun, sang nenek punya pandangan berbeda, ia memiliki solusi lain untuk cucunya yang sedang dilanda kekecewaan.Setiap hari Dino Zoff diberikan delapan butir telur mentah yang diambil dari peternakannya, sebagai upaya peningkatan tinggi badan.Cara diet yang tidak biasa itu tampaknya berhasil, Dino Zoff menikmati lonjakan pertumbuhan, hingga akhirnya Udinese memberikan kesempatan menjadi bintang di Serie A (Liga Italia).Karier di KlubDino Zoff berkarier bersama Udinese, dan mendapat kesempatan tampil di tim utama, ketika usianya belum genap 20 tahun di musim 1961-1962.Hanya dua musim ia bermain bersama Udinese, kariernya kemudian berlanjut ke Mantova pada 1963-1967.Selanjutnya Zoff bermain bersama Napoli, pada periode 1967-1972. Meski begitu ia sama sekali belum meraih gelar di tiga tim berbeda tersebut.Ketika usianya telah menginjak 30 tahun, Juventus yang dulu pernah menolaknya akhirnya mendatangkan Zoff dari Napoli di tahun 1972.Bersama Juventus Zoff justru menikmati puncak karier dengan berbagai gelar di level klub.Selama menjadi bagian Si Nyonya Tua, Zoff meraih enam gelar Liga Italia, 2 Coppa Italia, dan 1 Piala UEFA.Karier di Timnas ItaliaDino Zoff baru merasakan debut bersama Timnas Italia pada saat berusia 26 tahun, tetapi justru menjadi awal kejayaannya bersama Gli Azzurri.Tampil pada babak playoff Euro 1968 (Piala Eropa 1968), Zoff tampil solid dan berhasil mempersembahkan kemenangan 2-0 untuk Italia.Italia kemudian melaju ke semifinal, format turnamen tersebut belum seperti saat ini. Pada babak empat besar tersebut mereka berhadapan dengan Uni Soviet.Hasil 0-0 bertahan hingga laga berakhir, penentuan pemenang tidak dilakukan dengan adu penalti, tetapi Italia melaju ke final setelah menang dalam lemparan koin.Pada babak final, mereka berhadapan dengan Yugoslavia, laga berakhir imbang 1-1, dan pada pertandinagan ulang, Gol Pietro Anastasi dan Luigi Riva membawa Italia menang 2-1. Piala Eropa 1968 menjadi gelar pertama Zoff bersama Gli Azzurri.Pada Piala Dunia 1970, Italia berhasil melaju ke final, tetapi itu turnamen yang mengecewakan untuk Zoff, ia hanya duduk di bangku cadangan karena posisinya direbut oleh Enrico Albertosi. Italia kalah 1-4 dari Brasil di final.Italia tidak berpartisipasi di Piala Eropa 1972, mereka kembali bermain di turnamen internasional pada Piala Dunia 1974, Zoff kembali mendapatkan tempatnya.Antara tahun 1972 hingga 1974, Zoff mencatatkan rekor internasional yaitu tidak pernah kebobolan dalam 1.142 menit bersama Italia, rekor yang akan sulit untuk dipecahkan.Gawang Zoff baru jebol di ajang Piala Dunia 1974 oleh pemain Haiti, Emmanuel Sanon, meski akhirnya Italia menang 3-1. Gli Azzurri kemudian imbang 1-1 melawan Argentina, dan kalah 1-2 dari Polandia, sehingga harus tersingkir.Gli Azzurri kembali tak berpartisipasi di Euro 1976, turnamen besar Zoff selanjutnya adalah Piala Dunia 1978.Pada awal turnamen Italia tampil menjanjikan dengan meraih kemenangan atas Prancis (2-1), Hungaria (3-1), dan Argentina (1-0), pada fase selanjutnya mereka imbang 0-0 melawan Jerman, lalu menang 1-0 atas Austria.Italia butuh kemenangan saat melawan Belanda agar melaju ke final, tetapi Zoff gagal menyelamatkan timnya dari kekalahan 1-2, gol kedua Tim Oranje yang dicetak Arie Haan, disebabkan karena Zoff gagal mengantisipasi sepakan jarak jauhnya.Kekecewaan kembali berlanjut di Euro 1980 di mana Italia menjadi tuan rumah. Difavoritkan menjadi juara, Gli Azzurri kekurangan daya gedor di lini depan.Mereka bermain imbang 0-0 melawan Spanyol, menang 1-0 atas Inggris, dan kembali imbang 0-0 saat berhadapan dengan Belanda. Gagal tampil di final, Italia juga kalah di perebutan tempat ketiga melawan Cekoslovakia.Pada pengujung kariernya, Dino Zoff masih menjadi sosok yang dihormati dan diakui ketangguhannya di lapangan, bahkan di usia 40 tahun.Zoff masih menjadi penjaga gawang utama Italia di Piala Dunia 1982. Ia berhasil membawa pulang trofi Piala Dunia 1982 setelah Italia mengalahkan Jerman 3-1 di laga final.Kemenangan tersebut membuat Dino Zoff menjadi pemain tertua yang pernah memenangkan trofi Piala Dunia. Dino Zoff kemudian pensiun pada usia 41 tahun, mengakhiri kecemerlangan kariernya selama lebih dari dua dekade.Zoff juga menjadi satu-satunya pemain Italia yang pernah memenangkan gelar Piala Eropa dan Piala Dunia.Karier KepelatihanZoff mendapat kepercayaan sebagai pelatih kiper Juventus dari tahun 1985-1986, sebelum akhirnya menjadi pelatih I Bianconeri pada periode 1988-1990.Selepas menangani Juventus, Zoff menjadi pelatih Lazio (1990-1994), kemudian ia menjabat sebagai presiden klub, tetapi di musim 1996-1997 ia sempat melatih Lazio dalam 16 laga.<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet" data-media-max-width="560">il <a href="https://twitter.com/hashtag/25aprile?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#25aprile</a> 1990 la Juve alzava l'ottava Coppa Italia, una dei trofei della Juve proletaria di Dino <a href="https://twitter.com/hashtag/Zoff?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#Zoff</a> allenatore: subito dopo qualcuno in dirigenza si prese una sbornia, lasciò la strada sicura, tradì la nostra storia e si mise nelle mani di uno sciamano arrivato dall’Emilia <a href="https://t.co/Fm55JqsuSF">pic.twitter.com/Fm55JqsuSF</a>— Radio Berto (@FuckTheVar) <a href="https://twitter.com/FuckTheVar/status/1783449878657380596?ref_src=twsrc%5Etfw">April 25, 2024</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Pada periode 1998-2000, Zoff sempat melatih Timnas Italia, ia sempat membawa timnya melaju ke final Euro, tetapi akhirnya kalah 1-2 dari Prancis.Zoff sempat menangani Lazio pada tahun 2001, dan Fiorentina di musim 2004-2005, tetapi kemudian memutuskan pensiun.Selama menjadi pelatih ia meraih gelar Coppa Italia musim 1989-1990 dan Piala UEFA musim 1989-1990.&nbsp;&nbsp;

Berikut ini ulasan Legenda PIala Eropa, Dino Zoff, yang meraih juara bersama Italia di Euro 1968.

Latest Articles - Lazio