- Bhanyangkara FC membawa misi tersembunyi dalam mengarungi Liga 1 2020.
- Selain mengincar juara, Bhayangkara FC juga hendak memikat suporter lebih banyak lagi di Liga 1 2020.
- The Guardian sudah melakukan berbagai cara, termasuk lebih aktif di medsos dengan berbagi video laga pada musim 2017 saat mereka juara.
SKOR.id - Bhayangkara FC punya misi tersembunyi di balik perjuangannya di Liga 1 2020, yang tidak lain adalah memikat suporter.
Lain dengan klub-klub Indonesia lainnya, Bhayangkara FC memang hampir tidak memiliki fan. Meskipun ada, jumlahnya tidak sebanyak pendukung tim lain.
Padahal animo dari penggemar tidak kalah penting dalam sepak bola, sebab hal itu memberi suntikan energi tambahan ke pemain yang didukung.
Baca Juga: 2 Pemain yang Juventus Pagari dari Kesepakatan Tukar Tambah
Kehadiran Bharamania, sebutan fan Bhayangkara, juga bisa memberi pemasukan tambahan lewat penjualan tiket laga ataupun merchandise klub.
Karenanya, selain mengejar prestasi, di Liga 1 2020 manajamen Bhayangkara FC punya misi agar jumlah Bharamania bisa bertambah banyak musim ini.
Membentuk skuad berlabel dream team adalah salah satu cara yang dilakukan. Berbagai pemain bintang yang datang diharap bisa menjadi magnet untuk suporter.
"Niat serius yang dilakukan klub saya harap dapat menarik animo masyarakat agar bisa lebih mendukung kami," kata COO Bhayangkara FC, Kombes. Pol Sumardji.
Adapun bagi pelatih Paul Munster, dia tidak memedulikan status kebintangan pemain. Paul Munster lebih condong memaksimalkan pilar yang ada.
"Semua pemain saya sama statusnya. Saya sama sekali tidak menganggap tim saya adalah dream team," kata pelatih asal Irlandia Utara.
Klub milik Polri ini sebenarnya sudah berusaha keras untuk memikat suporter sejak lama, seperti dengan cara berpindah-pindah kandang.
Bhayangkara FC pernah bermarkas Surabaya hingga kini pindah ke Jakarta, harapannya penikmat sepak bola sekitar wilayah tersebut bisa mudah memberikan dukungan.
Pada musim ini, tim berjulukan The Guardian ini juga begitu gencar untuk memikat suporter dengan cara aktif di media sosial (medsos).
Akitivitas Bhayangkara di Youtube dan Instagram lebih aktif daripada biasanya, tentu saja tujuannya untuk mengundang ketertarikan dari fan.
Baca Juga: Jepang Ciptakan Aplikasi Lomba Marathon Mandiri
Belakangan saat Liga 1 2020 libur, klub juga sering mengunggah video laga di musim 2017, yang pada akhir musim tersebut Bhayangkara jadi juaranya.
Jika musim ini tak berhasil juga memikat suporter, The Guardian mungkin bisa mengikuti jejak tim aparat lainnya, PS TNI, yang merger dengan Persikabo Bogor.