- Aldila Sutjiadi ternyata tak luput dari kasus pelecehan dan kekerasan berbasis daring (online).
- Perempuan 26 tahun itu pun tergerak untuk menjalankan kampanye sosial #SayNoToOnlineAbuse.
- Aldila Sutjiadi berharap kampanye #SayNoToOnlineAbuse dapat berkontribusi pada penggunaan internet yang lebih aman bagi semua orang.
SKOR.id - Sebagai seorang atlet, Aldila Sutjiadi tak hanya berjuang di arena pertandingan. Ada kalanya petenis andalan Indonesia itu harus berurusan dengan masalah di dunia maya.
Berdasar data dari Internet World Stats 2021 Q1, Indonesia tercatat sebagai salah satu populasi pengguna internet terbesar di dunia (171 juta pengguna).
Penggunaan internet yang masif di Indonesia tentu membuka berbagai peluang dengan dampak positif. Sayangnya, ada pula risiko dengan dampak negatif yang menyertai.
Salah satu efek negatif yang bisa terjadi adalah maraknya kasus pelecehan dan kekerasan berbasis daring (online).
Bahkan, 49 persen dari 171 juta pengguna internet di Indonesia telah mengalami hal di atas. Sayang, 78 persen korban memilih tidak melaporkan karena takut atau malu.
Aldila Sutjiadi ternyata tak luput menjadi korban pelecehan dan kekerasan berbasis online. Namun, perempuan 26 tahu itu memilih berdiri dan melawan.
Salah satu bentuk perlawanan yang dilakukan oleh peraih tiga medali emas PON XX Papua 2021 tersebut adalah meluncurkan kampanye sosial #SayNoToOnlineAbuse.
"Saya telah menerima ratusan pesan yang menghina, melecehkan, dan bahkan mengancam keselamatan saya di sepanjang karier saya," ujar perempuan kelahiran Jakarta itu.
"Pesan-pesan (kasar) ini telah mengganggu, menyebabkan tekanan mental, serta membuat kehilangan fokus dan kepercayaan diri."
"Syukurlah, hari ini saya bisa lebih mengabaikan mereka dan tetap fokus pada permainan saya," Aldila menjelaskan.
Aldila pun mengaku kerap membahas topik soal online abuse, termasuk dengan rekan sesama atlet. Dari diskusi itu, ia tersadar bahwa dampak isu ini sudah begitu besar.
"Saya menyadari bahwa isu ini lebih luas dari yang saya perkirakan. Jadi saya memutuskan sudah waktunya untuk melakukan sesuatu tentang kekerasan online," katanya.
"Kekerasan online dapat menarget siapa saja dan perempuan tampaknya jadi korban pelecehan paling banyak. Saya ingin kampanye ini berbicara mewakili mereka semua."
Fakta tersebut kemudian mendorong Aldila untuk memulai kampanye sosial bertajuk #SayNoToOnlineAbuse.
Kampanye sosial ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang efek buruk dari perundungan dan pelecehan online yang terjadi kepada siapa saja di media sosial.
“Saya tergerak untuk memulai #SayNoToOnlineAbuse karena saya sendiri mengalami pelecehan ini selama bertahun-tahun," ujarnya.
View this post on Instagram
"Dengan menggunakan platform saya sebagai atlet, saya ingin kampanye ini menarik perhatian tidak hanya pada apa yang terjadi pada kami tetapi juga kepada masyarakat luas.”
Kampanye#SayNoToOnlineAbuse ini sudah dimulai sejak 8 Februari lalu yang bertepatan dengan perayaan Internet Safer Day.
Aldila Sutjiadi pun berharap kampanye #SayNoToOnlineAbuse dapat berkontribusi pada penggunaan internet yang lebih aman bagi semua orang.
Berita Tenis Lainnya:
Juara Turnamen Tanah Liat di Bogota, Aldila Sutjiadi Tembus 100 Besar Dunia
Wawancara Eksklusif Aldila Sutjiadi: Wujudkan Grand Slam Impian di Australian Open 2022