SKOR.id - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, turun tangan demi menyelesaikan sengketa dualisme kepengurusan federasi tenis meja Indonesia.
Dualisme, bahkan trialisme, kepengurusan tenis meja Indonesia telah terjadi selama bertahun-tahun.
Menurut catatan Skor.id, dualisme kepemimpinan dalam internal Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) memanas setelah terpilihnya Lukman Edy sebagai ketua umum pada 2016.
Lukman Edy terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa PTMSI 2016 untuk menggantikan ketua sebelumnya, yakni Marzuki Alie.
Pada saat yang sama, telah berdiri PTMSI pimpinan Oegroseno yang telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dan memenangkan perkara tersebut.
Akan tetapi, beberapa asosiasi olahraga nasional seperti NOC Indonesia justru mengakui kepengurusan PTMSI pimpinan Lukman Edy.
Kisruh PTMSI makin runyam dengan munculnya organisasi ketiga pimpinan Peter Layardi Lay yang sama-sama mengeklaim kepengurusan yang sah untuk periode 2018-2022.
Seiring berjalannya waktu, trialisme itu mengerucut menjadi dualime kepengurusan antara Pengurus Besar PTMSI oleh Peter Layardi Lay dan Pengurus Pusat PTMSI oleh Oegroseno.
Akibat dualisme kepengurusan tersebut prestasi tenis meja di level nasional maupun internasional pun terdampak dan cenderung merosot tajam.
Indonesia yang rutin mengirim perwakilan ke Olimpiade pada era sebelum 2000 justru gagal tampil di SEA Games 2017, SEA Games 2019 serta PON 2020.
Menpora Dito Ariotedjo pun akhirnya turun tangan untuk menengahi kisruh tersebut demi meningkatkan prestasi tenis meja nasional Indonesia.
Dito Ariotedjo berjumpa dengan dua pemimpin PTMSI tersebut di Kediaman Menpora, Jalan Widya Chandra, Jakarta, Rabu (19/4/2023).
Pada pertemuan tersebut, disepakati bahwa Menpora akan mengambil alih permasalahan sengketa kepengurusan tenis meja di Indonesia.
"Telah terjadi kesepakatan antara Komjen Pol (Purn) Oegroseno dan Peter Layardi Lay untuk menyerahkan sepenuhnya ke Menpora untuk penyelesaian permasalahan dan persatuan tenis meja," ujar Dito dalam rilis Kemenpora.
"Akhirnya setelah 10 Tahun lebih organisasi tenis meja bersengketa bisa menemukan solusi."
"Bahwa kedua pihak telah sepakat untuk di tengahi oleh Kemenpora dalam menyelesaikan konflik lebih dari 10 tahun di PTMSI," katanya
Menpora Dito pun menegaskan bahwa normalisasi kepengurusan PTMSI akan langsung berada di bawah komandonya.
Tak lupa, Dito juga berterima kasih kepada kedua pihak yang telah menunjukkan kepedulian terhadap tenis meja Indonesia.
"Sekarang saya akan memimpin langsung normalisasi kepengurusan PTMSI dengan cara yang sesuai peraturan berlaku dan terus berkordinasi dengan kedua belah pihak," tutur Dito menegaskan.
"Saya ucapkan terima kasih untuk Pak Oegroseno dan Pak Peter Layardi yang sangat serius memikirkan masa depan olahraga tenis meja di Indonesia."