- Tahun ini, genap klub Indonesia berpartisipasi selama 50 tahun di Liga Champions Asia.
- Selama setengah abad, ada 17 klub yang berpartisipasi pada kejuaraan tertinggi antarklub Asia tersebut.
- Krama Yudha Tiga Berlian dan Pelita Jaya menjadi klub Indonesia dengan prestasi tertinggi di ajang itu.
SKOR.id - Keikutsertaan klub-klub asal Indonesia pada kejuaraan tertinggi antarklub Asia alias Liga Champions Asia sudah berusia 50 tahun, sejak pertama kali berpartisipasi pada 1970.
Dari banyaknya partisipasi, tercatat hanya tiga klub yang mampu menorehkan prestasi menembus minimal posisi empat besar.
Mereka adalah PSMS Medan (1970), Krama Yudha Tiga Berlian (1985-1986), dan Pelita Jaya (1990-1991). Itu ketika nama resmi kejuaraan masih bertitel Asian Club Championship.
PSMS Medan menjadi wakil pertama Indonesia pada Asian Club Championship 1970 di Teheran, Iran.
Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya: 7 Pesepak Bola Indonesia dengan Subscriber Youtube Tertinggi
Diperkuat pemain-pemain muda ketika itu seperti Ronny Pasla (kiper), Tumpak Sihite, dan Ipong Silalahi, PSMS sebagai runner-up Grup B lolos ke semifinal menghadapi Taj Tehran (Iran).
Sayang, mereka harus mengakui keunggulan tim tuan rumah dengan skor 0-2 (7/4/1970). Dua hari berselang, pada perebutan posisi ketiga, tim Ayam Kinantan kalah tipis 0-1 dari Homenetmen (Lebanon).
PSMS pun harus puas pulang dengan predikat peringkat keempat.
Sementara itu, Krama Yudha Tiga Berlian mencatatkan sebagai klub Indonesia pertama yang berhasil menempati peringkat ketiga pada Asian Club Championship 1985-1986.
Kala itu, babak empat besar ajang tersebut digelar di Jeddah, Arab Saudi. Sama seperti PSMS, Krama Yudha Tiga Berlian juga menelan kekalahan pada babak semifinal.
Mereka kalah dari Daewoo Royal (Korea Selatan) dengan skor 0-3 (26/1/1986). Tapi, pada perebutan tempat ketiga, Krama Yudha Tiga Berlian mampu meraih kemenangan atas tim tuan rumah Al Ittihad dengan skor tipis 1-0, 28 Januari 1986.
Gol tunggal kemenangan dicetak oleh Zulkarnain Lubis pada menit ke-17.
Prestasi Krama Yudha Tiga Berlian diikuti Pelita Jaya pada Asian Club Championship 1990-1991 yang babak semifinal-nya diselenggarakan di Dhaka, Bangladesh.
Pada babak empat besar, Pelita Jaya ditundukkan Esteghlal dengan skor 0-2, 27 Juli 1991.
Namun pada perebutan posisi ketiga, Pelita Jaya berhasil menaklukkan April 25 (Korea Utara) melalui babak adu penalti dengan skor agregat 7-6, setelah sebelumnya kedua tim bermain imbang 2-2.
"Waktu era saya dulu bersama Arema Malang, event-nya masih bernama Asian Club Championship dan kalau sekarang AFC Champions League. Dulu peta kekuatan klub-klub di Asia, masih sebatas Indonesia, Iran, Jepang, Korea Selatan, Cina, dan Thailand," kata Kuncoro, mantan bek kanan Arema pada era 1991-1996 dan 2001 itu.
"Tapi memasuki era 2000-an kekuatan relatif merata di hampir negara Asia, walaupun Iran, Jepang, dan Korea Selatan masih paling mendominasi. Saat Asian Club Championship 1993-1994, saya bersama Arema empat kali main penuh dan mencetak satu gol di Stadion Gajayana, Malang, mengalahkan Quang Nam Vietnam 2-1," Kuncoro mengenang.
Sepanjang Asian Club Championship (1970-2002) dan AFC Champions League (2003-2020), tercatat 17 klub di Tanah Air pernah ikut serta.
Statistik mencatat, total 137 laga yang dijalani 17 klub wakil Indonesia dalam 50 tahun, dengan 38 kemenangan, seri 18 kali, dan menelan kekalahan 81 kali, dengan selisih 163 gol-313 kemasukkan.
Dua kemenangan terbesar dicatat Krama Yudha Tiga Berlian, saat melumat Brunei ADP FC 7-0 (22/12/1984) dan menggulingkan Tiong Bahru CSC (Singapura) 5-0, 20 Desember 1984.
Sedangkan kekalahan terbesar wakil Indonesia, masing-masing dialami Persik Kediri saat dipermak Seongnam Ilhwa Chunma 0-15 di Korea Selatan, 11 Mei 2004 pada penyisihan Grup G AFC Champions League 2004.
Kemudian Persipura Jayapura ditaklukkan wakil Cina, Changchun Yatai, 0-9, pada penyisihan Grup F AFC Champions League 2010, 9 Maret 2010.
Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya: Kurnia Meiga Masih Pegang Rekor Menit Bermain Tertinggi Arema FC
Dalam hitungan total main terbanyak, PSM Makassar menjadi yang teratas dengan 21 kali main, mencatat tujuh kali menang, seri dua kali, dan kalah 12 kali, meski hanya mencatatkan 21 gol dan kebobolan 46 gol.
Posisi kedua Arema Malang (kini Arema FC) 16 kali bermain dan mencatat tiga kemenangan, tiga seri, 10 kali kalah, dan selisih gol juga minus 10-38. Krama Yudha Tiga Berlian ada di peringkat ketiga, 15 kali main dengan delapan kemenangna, tiga seri, empat kali kalah dan satu-satunya yang mencatat surplus gol 28-10.
Asian Club Championship/AFC Champions League (1970-2020)
Statistik 17 klub asal Indonesia :
Laga: 137
Durasi: 12.480 menit
Menang: 38
Seri: 18
Kalah: 81
Gol: 163
Kebobolan: 313 gol
5 Besar total main terbanyak (main, menang, seri, kalah, gol)
1. PSM Makassar 21, 7, 2, 12, 31-46
2. Arema FC 16, 3, 3, 10, 10-38
3. Krama Yudha Tiga Berlian 15, 8, 3, 4, 28-10
4. Pelita Jaya 12, 3, 2, 7, 17-19
5. Persik Kediri 12, 3, 2, 7, 11-43
Dua kemenangan terbesar :
22/12/1984: Krama Yudha Tiga Berlian vs Brunei ADP FC (7-0)
20/12/1984: Krama Yudha Tiga Berlian vs Tiong Bahru CSC (5-0)
Dua kekalahan terbesar :
11/05/2004: Seongnam Ilhwa Chunma vs Persik Kediri (15-0)
09/03/2010: Changchun Yatai vs Persipura Jayapura (9-0)
17 klub Indonesia yang berpartisipasi di AFC Champions League/Asian Club Championship:
1. Pelita Jaya (1989-1990, 1990-1991, 1991, 1994-1995)
2. Krama Yudha Tiga Berlian (1985-1986, 1986, 1987)
3. PSM Makassar (1996-1997, 2000-2001, 2004, 2005)
4. Arema Malang (1993-1994, 2007, 2011)
5. Sriwijaya FC (2009, 2010, 2011)
6. Persija Jakarta (2001-2002, 2019/babak kualifikasi)
7. Persebaya Surabaya (1997-1998, 2005)
8. PSMS Medan (1970, 2009)
9. Persib Bandung (1995, 2015)
10. Persik Kediri (2004, 2007)
11. Persipura Jayapura (2010, 2012)
12. Bali United (2019/babak kualifikasi, 2020/babak kualifikasi)
13. PSIS Semarang (1999-2000)
14. Niac Mitra (1988-1989)
15. Arseto Solo (1992-1993)
16. Petrokimia Putra (2002-2003)
17. Persita Tangerang (2002-2003)