- Roy Karamoy adalah sosok penting di balik kelahiran BAINDO (Badminton Amatir Indonesia).
- Berangkat dari pengalaman di luar negeri, Roy Karamoy tergerak membuat wadah untuk menampung pemain amatir berkompetisi.
- Dengan moto "Bertanding dengan Sebanding", BAINDO mengkategorikan peserta kompetisinya berdasar usia dan kemampuan.
SKOR.id - Bicara soal BAINDO (Badminton Amatir Indonesia) tentu tak bisa lepas dari sosok sang pendiri yang bernama Roy Karamoy.
Roy Karamoy adalah seorang pencinta bulu tangkis yang menaruh perhatian besar terhadap perkembangan olahraga ini di level amatir.
Sebagai informasi, pria asal Manado ini mulai aktif main bulu tangkis sejak masih 19 tahun dengan spesialisasi nomor tunggal putra.
Pada 1994, Roy pindah ke Jakarta dan terus mengasah kemampuan bermain bulu tangkis tanpa mengecap latihan bersama klub formal.
Ia kemudian membuat terobosan besar pada 2008 dengan meneliti, mempelajari, dan melatih skill-nya dengan program latihan terstruktur.
Tiga tahun berselang, kerja kerasnya berbuah manis saat tampil sebagai runner up Kejuaraan Kota Jakarta Selatan untuk kategori tunggal putra dewasa.
Meski "hanya" runner up, pencapaian Roy saat berusia 39 tahun itu tergolong luar biasa karena dirinya belajar bulu tangkis secara otodidak.
Selain di Indonesia, Roy juga pernah bermain di luar negeri dalam turnamen bulu tangkis yang menyediakan kategori single bagi pemain amatir berusia 30-40 tahun.
Berbekal pengalaman tersebut Roy kemudian tergerak untuk membuat wadah serupa di Indonesia dan terlahirlah Badminton Amatir Indonesia (BAINDO).
BAINDO hadir bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, melainkan untuk tercapainya tujuan bersama.
BAINDO juga mengedepankan kepuasan para pemain amatir di Indonesia dengan menghadirkan turnamen yang dilaksanakan secara profesional.
Konsep BAINDO
Sebenarnya, sudah ada beberapa turnamen bulu tangkis amatir yang diselenggarakan di Indonesia. Tapi, BAINDO hadir dengan konsep berbeda.
BAINDO menawarkan turnamen bulu tangkis dengan pembagian kategori khusus yang sesuai dengan moto "Bertanding dengan Sebanding".
Hal tersebut dilakukan karena praktik penyelenggaraan turnamen bulu tangkis amatir di Indonesia yang cukup kompleks.
Mantan pemain profesional yang belum lama beralih status jadi amatir masih bisa ikut dan itu membuat persaingan jadi sedikit tidak imbang.
Maka dari itu, BAINDO memiliki klasifikasi tertentu untuk mengkategorikan para peserta turnamennya agar tercipta persaingan yang imbang.
BAINDO membuat pengkategorian kompetisi berdasar usia, yakni maksimal 29 tahun, 30-39 tahun, 40-49 tahun, dan di atas 50 tahun.
Selain itu, BAINDO juga membuat klasifikasi berdasarkan skill yang terbagi dalam kelas bronze, silver, dan gold.
View this post on Instagram
Eks pemain Pelatnas diperbolehkan mengikuti ajang BAINDO dengan syarat sudah mencapai usia minimal 45 tahun dan hanya dapat bermain di kelas skill gold.
Sedangkan pemain eks binaan prestasi (Diklat/Pelatda/dsb) juga hanya boleh bermain di kelas skill gold dengan syarat sudah tidak aktif mengikuti turnamen dalam lima tahun.
Hal ini dilakukan agar turnamen yang digelar BAINDO dapat menghadirkan kompetisi yang adil dan berkesinambungan, terutama untuk para pemain amatir.
BAINDO pun tak segan mendiskualifikasi peserta jika terbukti melanggar klasifikasi yang sudah dibuat seketat mungkin.
Klasifikasi berdasarkan skill tersebut ditentukan dari pengalaman sang pemain, apakah pernah jadi binaan klub atau bahkan jadi anggota Pelatnas.
Sementara itu, BAINDO juga menggelar kompetisi untuk nomor double family yang bisa diikuti orang tua dan anak. Pengklasifikasian itulah yang juga diterapkan BAINDO Master 1.
BAINDO Masters dijadwalkan berlangsung di Ardes Arena, Tangerang, 25-27 Maret 2022. Pendaftaran dibuka sejak 12 Februari dan ditutup 21 Maret mendatang.
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Kejuaraan BAINDO Master 1 Segera Digelar, Begini Syarat Pendaftarannya
BAINDO Master 1 Siap Digelar, Protokol Kesehatan Ketat Disiapkan