SKOR.id - Gelaran Piala Dunia U-17 2025 yang dilangsungkan di Qatar, telah dimulai Senin (3/11/2025).
Tidak hanya sederet talenta muda yang menarik perhatian, tetapi di ajang Piala Dunia U-17 2025, terdapat beberapa inovasi baru yang diterapkan.
Salah satunya adalah digunakannya Football Video Suport (FVS) atau yang juga dikenal sebagai kartu VAR pada edisi Piala Dunia U-17 2025.
Dilansir dari inside.fifa.com, inovasi kartu VAR telah diperkenalkan FIFA sejak 2024 lalu. FVS ini dinilai menjadi jawaban atas beberapa permintaan yang diterima FIFA dai asosiasi anggota yang tak dapat menerapkan sistem VAR karena keterbatasan sumberdaya manusia, keuangan, dan minimnya jumlah kamera dalam kompetisi.
"FVS adalah alat untuk mendukung wasit dalam kompetisi dengan sumber daya dan kamera yang lebih sedikit. FVS tidak boleh dianggap sebagai VAR atau versi modifikasinya, karena tidak mencakup video ofisial pertandingan yang memantau setiap insiden," ujar Pierluigo Collina, ketua komite wasit FIFA.
Mengenal Kartu VAR
- Setiap tim mendapatkan dua kesempatan review dalam pertandingan.
- Jika keputusan berubah, kesempatan tetap disimpan.
- Jika keputusan berubah, kesempatan hilang.
- Hanya kepala pelatih (head coach) yang dapat meminta review.
- Gunakan jari memutar untuk memulai review.
- Wasit akan meninjau ulang di Referee Review Area (RRA).
- Keputusan hanya berubah jika terbukti jelas ada kesalahan.
- Kartu VAR hanya dapat digunakan untuk empat situasi, kondisi gol/tidak gol, penalti/tidak penalti, kartu merah langsung, hingga salah identitas pemain.
Kartu VAR bukan untuk mengganti sistem VAR yang sudah diterapkan, karena tidak ada ofisial pertandingan melalui video, sehingga semua keputusan/insiden yang memenuhi syarat tidak diperiksa secara otomatis.
Keputusan untuk meminta review merupakan tanggung jawab kepala pelatih, atau jika tidak ada, ofisial senior tim yang hadir di area teknis.
Jika teknologi mengalami malfungsi, pertandingan tetap dimainkan dan dilanjutkan tanpa sistem VS, dan pelatih serta kapten harus segera diberi tahu.
