Mengapa Timnas Prancis Masih Percaya Didier Deschamps

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Dengan reputasi, pengalaman, dan kemampuannya, Didier Deschamps masih sangat pantas menjadi pelatih Timnas Prancis. (Hendy AS/Skor.id)
Didier Deschamps, pelatih Timnas Prancis. (Hendy AS/Skor.id)

SKOR.id – Kekalahan 1-3 dari Italia yang dialami Timnas Prancis di kandangnya Parc des Princes, Paris, pada laga pertama Grup 2 UEFA Nations League A 2024-2025, Jumat (6/9/2024) malam lalu, benar-benar mengejutkan. 

Prancis, kampiun UEFA Nations League 2020-2021 baru kali itu kemasukan hingga tiga gol dalam sebuah laga di waktu normal, usai terakhir mengalaminya dari Argentina pada final Piala Dunia 2018.

Pelatih Didier Deschamps mengaku Kylian Mbappe dan kawan-kawan hanya mampu bermain bagus selama 20 menit awal, yang ditandai gol cepat dari Bradley Barcola saat pertandingan baru berjalan 14 detik! 

Deschamps dikritik keras usai Prancis tersingkir di semifinal Euro 2024. Saat itu, Les Bleus hanya mampu mencetak satu gol murni dari open play lewat sundulan Randal Kolo Muani saat kalah 1-2 dari Spanyol (yang akhirnya juara) di empat besar. 

Uniknya, laga melawan Italia pada Jumat malam lalu seperti ulangan semifinal Euro 2024. Prancis unggul lebih dahulu lalu kalah. Bedanya, jika di Euro 2024 Prancis kebobolan tiga kali dalam enam pertandingan, di UEFA Nations League A mereka sudah kemasukan tiga hanya dalam satu laga. 

Sebagai catatan, usai kekalahan di Euro 2024, pertandingan kompetitif pertama Prancis adalah melawan Italia di fase grup di UEFA Nations League A.

Deschamps sendiri mengaku siap dikritik terkait hasil memalukan melawan Italia. Ini memang baru pertandingan pertama UEFA Nations League A. 

Namun, jika melihat permainan Prancis saat melawan Italia pada Jumat malam lalu, muncul pertanyaan, apakah Deschamps masih pantas menangani Les Bleus, yang terkesan kembali bermain membosankan dan tak mampu mencari celah untuk membongkar pertahanan lawan? Apa yang membuat Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) mempertahankan Deschamps untuk menangani Les Bleus

Skor.id akan coba mengulasnya dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.). 

Usai kandas di semifinal Euro 2024, Presiden FFF Philippe Diallo mengatakan kepada media Prancis L’Equipe bahwa Deschamps sudah aman dalam pekerjaannya karena mencapai semifinal turnamen di Jerman. Ia akan membawa tim ke Piala Dunia 2026 yang diadakan di Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. 

“Dia memiliki kontrak (yang berlaku hingga 2026) dan telah mencapai target yang ditetapkan untuknya,” kata Diallo, kala itu. 

“Saya melihat kontraknya tidak perlu dipertanyakan. Hasil-hasilnya di masa lalu sudah membuktikannya dan tujuannya telah tercapai. Deschamps akan melanjutkan misinya.”

Diallo dan FFF tentu memiliki pertimbangan mengapa masih mempertahankan Deschamps sebagai pelatih Timnas Prancis. Apa faktor-faktor yang membuat Deschamps dipertahankan? 

Kemampuan Mengatur Tim dengan Fondasi dan Etos Kerja 

Karena kesuksesannya bersama Timnas Prancis sebagai pemain (gelandang tengah dan kapten negaranya saat juara Piala Dunia 1998 dan Euro 2000), Deschamps dikenal sebagai manajer turnamen yang cerdik dan mampu mengatur tim dengan fondasi dan etos kerja yang kokoh. 

Mantan kiper dan kapten Prancis Hugo Lloris menggambarkan Deschamps sebagai sosok yang “tenang dan menyatu” yang menular ke para pemain. Ia juga membawa pemahaman dan pragmatisme, akal sehat dan kemampuan beradaptasi. 

Kualitas yang sama itu telah membantunya saat menjadi pemain di lini tengah, kala Prancis memiliki segudang gelandang bertalenta yang lebih glamor seperti Zinedine Zidane, Youri Djorkaeff, Robert Pires, Emmanuel Petit, hingga Patrick Vieira.

Tidak Takut Bereksperimen

Saat kalah dari Italia, Deschamps menggunakan laga itu untuk menguji sejumlah pemain baru. Deschamps memberikan debut kepada penyerang Michael Olise, dan juga memasukkan gelandang Manu Kone untuk pertandingan pertamanya.

“Ini masalah keseimbangan atau ketidakseimbangan, tim masih muda dan beberapa melakukan debut hari ini,” kata Deschamps, usai laga melawan Italia. 

“Saya tahu bahwa dengan tidak menurunkan tim inti di lapangan, saya mengambil beberapa risiko dan ini merusak kinerja secara keseluruhan.”

Deschamps juga mencadangkan Jules Kounde dan Dayot Upamecano untuk memberi kesempatan kepada Ibrahima Konate dan Jonathan Clauss menjadi starter.

"Pertahanan telah berubah, saya sudah mengatakan itu. Waktunya telah tiba untuk memberikan waktu bermain kepada sebanyak mungkin pemain dan malam ini di hadapan lawan tingkat tinggi, kami harus membayar mahal,” ucap Deschamps.

“Pada pertandingan berikutnya, visi tidak akan berubah (untuk terus bereksperimen), inilah saatnya untuk melakukannya.”

Boks data Didier Deschamps - Hendy AS Skor.id.jfif
Statistik Didier Deschamps sejak menjadi pelatih Timnas Prancis tidak terlalu buruk. (Hendy Andika S/Skor.id)

Eksperimen Deschamps mungkin gagal saat melawan Italia. Namun, saat melatih Prancis merebut Piala Dunia 2018, Deschamps memainkan gelandang bertahan Blaise Matuidi di posisi melebar, bukan di tengah, sebagai pemain sayap bertahan sisi kiri atau gelandang serang dalam formasi 4–2–3–1 yang mengalir. 

Sistem ini terbukti membantu memberikan keseimbangan pada tim dengan menutup sayap kiri secara bertahan, sehingga membatasi ancaman serangan dari full-back lawan. Hal ini pada gilirannya memberi Kylian Mbappe kebebasan untuk menyerang dan berlari di pertahanan dari sayap kanan. 

Selain itu, Matuidi sering ditempatkan di tengah lapangan, untuk memberikan dukungan defensif kepada playmaker Paul Pogba di lini tengah, bersama dengan N’Golo Kante, dan membantu mengurangi ruang di lini tengah lawan.

Pada Piala Dunia di Rusia enam tahun lalu itu, Deschamps juga menggunakan penyerang tengah Olivier Giroud sebagai false-9 yang menggunakan fisiknya untuk menciptakan ruang dan peluang bagi penyerang Antoine Griezmann dan Mbappe, memberi mereka kebebasan untuk menghasilkan peluang dan mencetak gol. 

Taktik ini mirip dengan Stephane Guivarc’h, yang adalah rekan setim Deschamps di tim Prancis yang memenangi Piala Dunia 1998. 

Usai kegagalan di final Piala Dunia 2022 Qatar karena banyaknya gelandang kunci yang cedera serta kekalahan di semifinal Euro 2024, Deschamps sepertinya harus mencoba menemukan formula yang tepat untuk mendapatkan keseimbangan di tim. Upaya itu tentu tidak akan berhasil tanpa eksperimen. 

Mengedepankan Lingkungan Tim yang Kohesif

Deschamps sangat mementingkan terciptanya lingkungan tim yang kohesif (padu) dengan mengembangkan hubungan positif dengan para pemainnya. Ia juga percaya akan pentingnya kepribadian para pemainnya, dan bagaimana mereka menyatu satu sama lain. 

Deschamps juga suka memberi contoh dalam hubungan profesionalnya dengan staf dan pemainnya. Meskipun ia percaya pada pengendalian penguasaan bola, ia menekankan pentingnya transisi khususnya selama pertandingan. 

Secara taktik, Deschamps suka membiarkan pertandingan berjalan tanpa memberikan instruksi kepada pemainnya dari bangku cadangan, dan tidak suka terlalu mengontrol pemainnya. Dia suka mengamati pertandingan dan mendiskusikan kemungkinan perubahan dengan stafnya.

Dari kelebihan dan kemampuan di atas, Deschamps mampu membangun soliditas, efisiensi, dan kualitas, hingga Timnas Prancis menjelma menjadi tim spesialis turnamen. 

Statistik mencatat, sejak menangani Prancis mulai Juli 2012, pencapaian “terburuk” Les Bleus adalah 16 besar. Prancis menjadi finalis Euro 2016, juara Piala Dunia 2018, 16 besar Euro 2020, runner-up Piala Dunia 2022, dan semifinal Euro 2024.    

RELATED STORIES

Prancis vs Italia: Ditandai Kembalinya Sandro Tonali, Gli Azzurri Menang 3-1,

Prancis vs Italia: Ditandai Kembalinya Sandro Tonali, Gli Azzurri Menang 3-1,

Timnas Italia menang 3-1 atas tuan rumah Prancis dalam laga pertama Grup 2 UEFA Nations League 2024-2025, Sabtu (7/9/2024) dini hari WIB.

51% Fan Desak Pelatih Prancis Didier Deschamps Mundur

Tidak kurang 51% penggemar sepak bola Prancis menginginkan pelatih Didier Deschamps pergi.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Klub PSV Eindhoven, Celtic, Manchester United, Barcelona, Bayern Munchen, Inter Milan, dan Ajax Amsterdam pernah meraih treble winnter (M. Yusuf/Skor.id).

World

11 Tim yang Pernah Raih Treble Winners, PSG Terbaru!

PSG jadi tim terbaru yang mampu meraih treble winners di kompetisi Eropa, siapa aja tim yang pernah melakukannya?

Thoriq Az Zuhri | 31 May, 23:34

Liga Champions 2024/2025. (Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Desire Doue dan Deretan Pemain Terbaik Final Liga Champions

Di final Liga Champions musim ini, Desire Doue jadi Pemain Terbaik usai bawa PSG menang lawan Inter Milan.

Thoriq Az Zuhri | 31 May, 23:25

PSG berhasil melaju ke final Liga Champions 2024/2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

World

Komentar Pelatih dan Pemain usai PSG Juara Liga Champions

Usai PSG berhasil jadi juara Liga Champions mengalahkan Inter Milan, berikut ini komentar para pelatih dan pemain.

Thoriq Az Zuhri | 31 May, 23:17

PSG dan Inter Milan di final Liga Champions. (Deni Sulaeman/Skor.id)

World

8 Fakta saat PSG Juara Liga Champions Gulung Inter Milan

Usai gulung Inter Milan, PSG berhasil jadi juara Liga Champions musim ini, berikut ini fakta-faktanya!

Thoriq Az Zuhri | 31 May, 23:06

FFWS alias Free Fire World Series. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

Esports

FFWS SEA Spring 2025: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Gelaran FFWS SEA Spring 2025 sedang dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen Free Fire se-Asia Tenggara ini.

Thoriq Az Zuhri | 31 May, 22:38

Massimiliano Allegri, kembali menangani AC Milan. (Yusuf/Skor.id).

Liga Italia

Kembali Tangani AC Milan, Ada 2 Formasi yang Bisa Digunakan Massimiliano Allegri

Ada 2 kemungkinan formasi yang akan dipakai Massimiliano Allegri di AC Milan musim depan.

Pradipta Indra Kumara | 31 May, 15:39

Hasil Pro Futsal League 2024-2025, kompetisi futsal putra kasta tertinggi di Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Bintang Timur Dikalahkan Pangsuma FC, Black Steel Menang Telak Lawan Unggul FC

Rekap hasil lima laga pada hari pertama pekan ke-12 Pro Futsal League 2024-2025 di Pontianak, Sabtu (31/5/2025).

Taufani Rahmanda | 31 May, 13:03

Sepak Bola ASEAN. (Yusuf/Skor.id)

Timnas Indonesia

Jadwal Timnas Negara ASEAN di FIFA Matchday Juni 2025, Indonesia pada Level Tertinggi

Timnas Indonesia tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026, sedangkan para tetangganya Kualifikasi Piala Asia 2027.

Taufani Rahmanda | 31 May, 10:58

Salah satu Jungler terbaik di Indonesia, Alberttt. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

Esports

Albert Ambil Pelajaran Ini dari Gagalnya EVOS ke Playoff MPL ID Season 15

EVOS Esports menjadi salah satu dari tiga tim yang gagal ke playoff MPL ID Season 15.

Gangga Basudewa | 31 May, 10:53

Penyanyi, Bernadya. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Bernadya Resmi Hadir di PUBG Mobile

Sejumlah item in game eksklusif dari kolaborasi PUBG Mobile dengan Bernadya bakal hadir.

Gangga Basudewa | 31 May, 10:15

Load More Articles