Mengapa FA Memilih Thomas Tuchel sebagai Pelatih Timnas Inggris

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Sederet tugas berat menanti Thomas Tuchel yang menjadi pelatih asing ketiga di Timnas Inggris. (Dede S. Mauladi/Skor.id)
Sederet tugas berat menanti Thomas Tuchel yang menjadi pelatih asing ketiga di Timnas Inggris. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

SKOR.id – Untuk ketiga kalinya – setelah Sven-Goran Eriksson (2001-2006) dan Fabio Capello (2007-2012) – Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) kembali mempercayai pelatih asing usai menunjuk Thomas Tuchel sebagai manajer tim nasional pada Rabu (16/10/2024) lalu.

Tuchel, pelatih asal Jerman berusia 51 tahun, akan mulai bertugas menangani Timnas Inggris – dengan menggantikan pelatih interim Lee Carsley yang akan kembali menangani tim U-21 – pada 1 Januari 2025. Menariknya, Tuchel hanya dikontrak selama 18 bulan alias 1,5 tahun.  

Banyak hal maupun pertanyaan menarik mengapa Tuchel mau menerima tawaran FA untuk menangani Timnas Inggris. Apa saja kelebihan Tuchel hingga FA mempercayakan Three Lions ditangani olehnya? 

Skor.id akan coba membahasnya Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).

Inggris Minim Pelatih Lokal Hebat 

Timnas sepak bola dilatih oleh orang asing bukanlah sebuah masalah besar di Inggris saat ini, sejak Eriksson diberi pekerjaan tersebut pada akhir tahun 2000 (dengan debut pada 28 Februari 2001). 

Namun hal ini (memakai pelatih asing) merupakan masalah yang cukup besar di antara tim-tim nasional besar lainnya yang belum pernah mempekerjakan pelatih dari luar negeri, seperti Brasil, Argentina, Jerman, Prancis, atau Italia. 

Kendati begitu, tidak satu pun dari negara-negara dengan tradisi sepak bola kuat di atas yang memiliki liga yang berwawasan ke luar, beragam, dan terglobalisasi seperti Inggris. Jadi memakai pelatih asing dirasa masih masuk akal bagi FA.

Selain itu, negara-negara seperti Brasil, Argentina, Jerman, Prancis, maupun Italia juga tidak menghadapi problem kekurangan pelatih lokal bertalenta yang sudah berlangsung lama seperti yang terjadi di Inggris. 

Saat ini, bisa dibilang hanya pelatih Newcastle United Eddie Howe, satu-satunya pemain Inggris yang berhasil finis di 10 besar liga dalam beberapa tahun terakhir. Jadi, cukup masuk akal jika FA memilih Tuchel. 

Tipe dan Model Tuchel

Salah satu hal terpenting mengapa FA memilih Tuchel karena (juga seperti Capello dan Eriksson sebelumnya) keinginan yang sangat besar untuk menang, dan harus segera melakukannya. 

Tuchel dipandang sebagai jalan pintas menuju kesuksesan – seorang pelatih yang sangat gemar mengeksekusi, bukan membangun. Tidak ada kepastian, yang ada hanyalah persentase, seperti yang diketahui oleh klub terakhirnya, FC Bayern Munchen. 

Tuchel, setidaknya di antara para pelatih yang tersedia, telah menunjukkan bahwa ia dapat mengambil tindakan dan memberi Anda peluang terbaik untuk menang selama kans masih terbuka.  

Fakta bahwa Tuchel diberi kontrak berdurasi 18 bulan bukti lebih lanjut dari hal ini. Semuanya sesuai dengan pandangan Tuchel saat ini: tipe pelatih yang mampu memperbaiki secara instan dan memberikan hasil. 

Pun begitu, Tuchel selama ini juga dipuji atas gaya permainan, visi, dan kreativitasnya dibandingkan dengan hasilnya.

Tuchel Telah Memenangi Banyak Trofi

Usai menghantam Finlandia 3-1 pada Minggu (13/10/2024) lalu, Carsley sejatinya berpeluang untuk menjadi pelatih permanen Timnas Inggris. Namun, ia kemudian menyatakan bahwa dirinya bukan yang paling cocok untuk posisi tersebut.

“Pekerjaan ini layak dilakukan pelatih kelas dunia yang telah memenangi trofi dan saya masih dalam jalur untuk mencapainya,” kata Carsley kepada BBC Sport.

Sepanjang kariernya, Tuchel sudah mengoleksi 11 trofi di sejumlah klub dari tiga negara berbeda. Enam gelar direbut saat menangani klub raksasa Prancis Paris Saint-Germain (PSG), tiga bersama klub elite Inggris Chelsea, serta masing-masing satu bersama dua klub top Jerman, Borussia Dortmund dan FC Bayern Munchen.

Timnas Inggris belum bisa dikatakan tim yang menua. Meskipun, sang kapten Harry Kane serta sejumlah besar pemain kuncinya sudah berusia 30 tahun. 

Masalahnya, mereka hanya mencapai dua final, semifinal, dan perempat final dalam empat turnamen besar terakhir. Jadi, ini adalah waktu yang tepat untuk mengambil langkah terakhir menuju trofi sebelum Inggris – yang terakhir mengangkat trofi di Piala Dunia 1966 – yakin bahwa mereka “dikutuk selamanya”. 

Boks Skor Specil Thomas Tuchel - Rahmat Ari Hidayat Skor.id.jfif
Salah satu kehebatan Thomas Tuchel dalam melatih adalah saat mengantar Chelsea merebut trofi Liga Champions pada 2021. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Tuchel Piawai Membuat Pemain Mengeluarkan Kemampuan Terbaiknya

Inggris kini memiliki pelatih yang tahu bagaimana membuat para pemainnya berkembang dengan cara yang baru dan menarik. Tuchel sangat cermat dan menyukai detail. Ia bisa menemukan masalah kecil dan memperbaikinya, sering kali dengan cara yang tidak dilihat oleh pelatih lain.

Bukan suatu kebetulan Jorginho (gelandang tengah) dan Thiago Silva (bek tengah) memiliki periode terbaik mereka di Chelsea di bawah asuhan Tuchel. Kendati sudah tak lagi memiliki kecepatan, keduanya mampu bermain efektif berkat formasi 3-4-2-1 yang membuat mereka memiliki kecepatan dan energi luar biasa di sekitar mereka.

Tidak ada seorang pun pelatih yang mampu membuat Reece James dan Ben Chilwell – dua full-back yang menjadi penyerang Chelsea – mengeluarkan kemampuan lebih, seperti yang terjadi ketika Tuchel masih bertanggung jawab di Stamford Bridge. 

Tuchel pula yang menemukan sesuatu yang ekstra dalam diri Cesar Azpilicueta dan Mason Mount di Chelsea. Ia juga memimpin, saat Kane memecahkan rekor musim lalu di Munchen.

Tuchel mempunyai catatan luar biasa dalam mengembangkan potensi pemain dalam waktu singkat. Hal ini pada dasarnya cocok untuk seorang pelatih tim nasional, yang biasanya memiliki kamp pelatihan sangat terbatas sehingga komunikasi yang efektif menjadi kunci.

Tuchel Pelatih untuk Pertandingan Besar

Pemahaman Tuchel mengenai lawan dan cara mengalahkan mereka di pertandingan-pertandingan besar, bakal menjadi nilai tambah yang besar bagi Timnas Inggris.

Pelatih Inggris sebelumnya, Gareth Southgate, sering menekan “terapkan untuk semua” ketika menyangkut taktiknya, jarang menjauh dari dua gelandang bertahan atau empat bek bahkan ketika situasinya jelas membutuhkan perubahan. Pelatih yang hebat tahu bagaimana beradaptasi dan, yang terpenting, kapan melakukannya.

Chelsea asuhan Tuchel melakukan ini melawan Manchester City di laga final Liga Champions 2021. Mereka memaksa tim produktif sekelas City hanya mampu melepaskan satu tembakan ke gawang, sebelum Kai Havertz mencetak gol kemenangan yang terkenal.

Itu masih Havertz yang sama yang dikecam karena tidak bisa menjadi gelandang atau striker, yang berlari melewati pertahanan City untuk memenangkan trofi terbesar di level klub sepak bola. Havertz yang sama kini melakukan hal itu secara rutin untuk Arsenal FC.

Chelsea memenangi pertandingan atas Man City yang memiliki aset pemain sangat hebat. Lini tengah racikan Pep Guardiola dikalahkan dengan satu umpan dan laju Havertz tidak meningkat karena sebelumnya dia bukan pemain yang perlu dikhawatirkan dalam kapasitas tersebut. 

Itu hanyalah salah satu contoh kemampuan Tuchel dalam mengalahkan pikiran lawannya dalam sebuah pertandingan krusial.

Tuchel selama ini bekerja dengan tingkat perencanaan yang mendetail di tengah jadwal klub yang padat. Jadi, sangat menarik untuk melihat apa yang bisa dia lakukan selama berminggu-minggu untuk mempersiapkan Timnas Inggris untuk setiap jeda internasional.

Bagaimana Tuchel menyeimbangkan skuad “Jekyll and Hyde” yang memiliki potensi serangan terbaik di dunia dan pertahanan yang buruk, akan menentukan masa jabatannya di Timnas Inggris. Durasi kontrak lebih panjang akan menunggu jika ia dapat memaksimalkan bakat alaminya untuk menjadi lebih baik daripada Southgate.

RELATED STORIES

Thomas Tuchel Pelatih Baru Timnas Inggris, Aktif Mulai 1 Januari 2025

Thomas Tuchel Pelatih Baru Timnas Inggris, Aktif Mulai 1 Januari 2025

Thomas Tuchel sepakat dengan FA sebagai pelatih Timnas Inggris menggantikan posisi Gareth Southgate dan pelatih sementara Lee Carsley.

Thomas Tuchel, Pelatih Asing Ketiga yang Tangani Timnas Inggris

Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) telah mengumumkan Thomas Tuchel sebagai pelatih baru Timnas Inggris.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Laga Barcelona vs Real Madrid dalam uji coba, Minggu (4/8/2024) pagi menampilkan dua pelatih, Hansi Flick dan Carlo Ancelotti. (Yusuf/Skor.id).

World

Nikmati Melatih Barcelona, Hansi Flick Tak Pernah Berpikir Negatif soal Real Madrid

Pelatih Barcelona, Hansi Flick, tak berpikir negatif soal Real Madrid dan Carlo Ancelotti.

Pradipta Indra Kumara | 29 Mar, 16:08

Bursa transfer futsal atau pergerakan keluar-masuk pemain di Liga Futsal Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Update Bursa Transfer Paruh Musim Pro Futsal League 2024-2025

Aktivitas 12 tim peserta Pro Futsal League 2024-2025 pada bursa transfer paruh musim, yang terus diperbaharui.

Taufani Rahmanda | 29 Mar, 15:42

Pelatih Persija Jakarta, Carlos Pena. (Foto: Firas Naufal/Grafis: Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Liga 1

Jelang Lebaran Idulfitri 2025, Pelatih Persija Akui Situasi Saat Ramadan Sulit sebagai Debutan

Pelatih Persija Jakarta, Carlos Pena, berbagi pengalaman perdananya melatih tim yang mayoritas pemainnya berpuasa.

Taufani Rahmanda | 29 Mar, 14:17

Isco - Real Betis

La Liga

Tak Dilirik Luis de la Fuente ke Timnas Spanyol, Isco Tak Mau Ambil Pusing

Gelandang Real Betis, Isco Alarcon, tak ambil pusing meski tidak dipanggil Luis de la Fuente ke Timnas Spanyol.

Pradipta Indra Kumara | 29 Mar, 13:24

Kompetisi sepak bola kasta keempat di Indonesia, Liga 4. (Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Tidak Ada Dana, Salah Satu Wakil Riau di Liga 4 Nasional 2024-2025 Mengundurkan Diri

Runner-up Liga 4 Riau 2024-2025, Persemai Dumai, batal ambil bagian pada putaran nasional Liga 4 2024-2025.

Taufani Rahmanda | 29 Mar, 11:34

Timnas futsal putri Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

AFC Denda PSSI USD900 Buntut Kejadian Saat Timnas Futsal Putri Indonesia vs Kirgiztan

Pelanggaran saat Timnas futsal putri Indonesia vs Kirgiztan saat Kualifikasi Piala Asia Futsal Wanita 2025, 15 Januari 2025.

Taufani Rahmanda | 29 Mar, 10:18

Profil klub Liga Spanyol 2023-2024, Real Madrid (Dede Mauladi/Skor.id).

La Liga

Prediksi dan Link Live Streaming Real Madrid vs Leganes di La Liga 2024-2025

Prediksi dan link live streaming Real Madrid vs Leganes pada pertandingan La Liga 2024-2025.

Pradipta Indra Kumara | 29 Mar, 09:51

Kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia, Liga 1 2024-2025. (Hendy Andika/Skor.id)

Liga 1

Liga 1 2024-2025: Jadwal, Hasil, Klasemen, dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga 1 2024-2025 yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi, plus profil tim peserta.

Skor Indonesia | 29 Mar, 09:24

Logo baru kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia, Pro Futsal League 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Pro Futsal League 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Pro Futsal League 2023-2024 terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 29 Mar, 09:23

Erick Thohir

Timnas Indonesia

Erick Thohir: Tidak Boleh Ada Pemain Titipan di Timnas Indonesia

Ketum PSSI, Erick Thohir, juga tidak menutup kemungkinan bakal ada lagi pemain naturalisasi baru untuk Timnas Indonesia.

Rais Adnan | 29 Mar, 06:29

Load More Articles