SKOR.id – Ada yang berbeda di Icahn Stadium, New York City, Amerika Serikat (AS), Kamis (26/9/2024) lalu. Saat lampu mulai menyala melintasi panggung di tengah lapangan, tiga gadis remaja berteriak dan berlari ke arah panggung tepat saat Megan Thee Stallion muncul.
Setnya menutup Athlos NYC, perlombaan lari khusus wanita yang menawarkan hadiah tertinggi dalam olahraga atletik tersebut. Namun, kebanyakan track meet tidak diakhiri dengan penampilan artis pemenang Grammy Award seperti Megan Thee Stallion.
Apa sebenarnya Athlos? Siapa sosok di balik lomba glamour ini, dan mengapa ajang ini digelar? Mengapa pula para atlet wanita yang turun menjadi seperti selebritas atau bintang rock?
Skor.id akan coba mengulasnya dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
Apa Itu Athlos dan Tujuan Digelarnya
Athlos adalah rangkaian pertemuan (seri) atletik profesional khusus atlet wanita. Pertemuan pertama awalnya diumumkan pada bulan April 2024. Namun, akhirnya diputuskan bila Athlos pertama digelar di New York City.
Dinamakan berdasarkan kata Yunani, Athlos – yang berarti kontes atau trial yang terkait dengan atletik – gelaran pertama dimaksudkan untuk menyoroti atletik wanita dan menjadikan olahraga ini pengalaman yang ramah penonton.
Karena itulah setelah berkonsultasi para ahli pertunjukan dan sejumlah atlet, termasuk Gabby Thomas yang juga turun di ajang ini, penggagas Athlos, Alexis Ohanian menyederhanakan jumlah pertandingan menjadi enam nomor, yakni lari gawang 100 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, dan 1.500 m.
Ohanian, pengusaha dan investor internet asal AS yang juga suami legenda tenis Serena Williams, mengaku sudah mengikuti dan mengamati lomba-lomba track and field sejak tahun lalu.
Dari situ, Ohanian berbagi perusahaan modal ventura Seven Seven Six yang berinvestasi di bidang atletik wanita dengan 776 Invitational.
Setelah berbincang dengan para atlet dan pakar di masyarakat—termasuk juara Olimpiade lari 200 meter Gabby Thomas, yang akhirnya menjadi mitra—Ohanian memutuskan ingin mengatasi kurangnya liputan atletik oleh media dan peluang penyiaran di luar siklus Olimpiade.
Ohanian, yang juga salah satu pendiri Reddit, melihat potensi yang belum tergali dan kurangnya penghargaan untuk para atlet hebat ini.
“Setiap empat tahun sekali, hanya selama Olimpiade (atletik) ini menjadi olahraga yang sangat populer. Namun kemudian semua liputan dan segala sesuatunya tampak hilang,” kata Ohanian sebelum digelarnya lomba, kepada ESPN sambil juga mengungkapkan perlunya meningkatkan hadiah uang bagi para atlet elite ini.
“Yang paling penting adalah ajang ini harus memiliki hadiah terbesar dalam sejarah atletik wanita. Mengapa? Karena pertama, saya terkejut ketika mengetahui berapa hadiah tertinggi saat ini (30 ribu dolar AS untuk acara final di Diamond League IAAF).
“Kedua, harus ada ketegangan yang sehat, yaitu hadiah uang harus berkorelasi langsung atau terkait dengan skala dan cakupan acara itu sendiri.
“Dengar, ini penting. Mereka adalah kumpulan manusia luar biasa yang selama ini membuat Anda terpesona selama Olimpiade, dan Anda akan melihatnya dengan cara yang berbeda di Athlos.”
Peserta Athlos NYC dan Hadiah Uang Fantastis
Athlos NYC diikuti total ada 36 atlet elite wanita, termasuk Gabby Thomas – peraih tiga emas Olimpiade Paris 2024 (200 m; 4x100 m; 4x400 m), Alexis Holmes – emas 4x400 m Olimpiade Paris 2024, dan Faith Kipyegon – peraih emas 1.500 m wanita di tiga Olimpiade beruntun: Rio 2016, Tokyo 2020, dan Paris 2024 – asal Kenya.
Ditambah sprinter Dominika Marileidy Paulino, peraih pera 400 m Olimpiade Tokyo 2020 dan emas nomor yang sama di Olimpiade Paris 2024, total ada 30 medali Olimpiade yang direbut seluruh 36 atlet yang turun di Athlos NYC ini.
Athlos NYC memberikan penghargaan terbesar yang pernah ada untuk cabang olahraga lari wanita dengan enam finis pertama di setiap lomba mendapatkan hadiah uang.
Pemenang membawa pulang 60 ribu dolar AS (sekira Rp910,3 juta), tempat kedua 25 ribu dolar AS (Rp379,3 juta), dan tempat ketiga mendapatkan 10 ribu dolar AS (Rp151,7 juta).
Adapun peringkat keempat, kelima, dan keenam masing-masing mengantongi 8 ribu dolar AS (Rp121,37 juta), 5 ribu dolar AS (Rp75,85 juta), dan 2.500 dolar AS (Rp38 juta).
Para atlet yang berpartisipasi juga memperoleh penghasilan lebih banyak melalui program giveback unik di Athlos NYC, karena 10 persen dari seluruh pendapatan dari penjualan tiket, sponsor komersial, dan siaran didistribusikan kembali ke seluruh kompetitor.
Tidak berhenti sampai di situ, Ohanian juga memberi penghargaan kepada mereka yang memperoleh medali emas Olimpiade di Paris dengan tambahan 60 ribu dolar AS.
Faith Kipyegon boleh saja memenangi lari 1.500 meter dan Marileidy Paulino menguasai 400 meter. Namun pengoleksi uang terbanyak di Athlos NYC 2024 adalah sprinter AS Brittany Brown.
Usai finis di posisi kedua dalam nomor 100 meter, Brown mengalahkan Thomas untuk memenangi nomor 200 meter. Secara total, Brown mengumpulkan 85 ribu dolar AS pada malam itu.
Kemasan Lomba nan Menghibur dan Tidak Biasa
Tapi Athlos bukanlah perlombaan lari biasa. Selain jumlah hadiah uang yang tertinggi, Ohanian meningkatkan pengalaman pertemuan tersebut dengan konser dari pemenang Grammy Award tiga kali Megan Thee Stallion.
Athlos rasanya lebih seperti pertunjukan yang diproduksi dengan sangat baik, mulai dari teknik kembang api selama walk-out atlet, gelang menyala yang berkedip seirama dengan lagu walk-out perkenalan setiap atlet pilihan mereka sendiri yang dimainkan oleh DJ Derrick “D’Nice” Jones, hingga menganugerahkan mahkota Tiffany kepada pelari pemenang.
Lampu merah jambu dan magenta menyala di sekeliling lintasan. Bagian VIP dengan sofa hitam dan meja tinggi berjajar di depan tribune tempat para selebritas dan para jagoan atletik berbaur.
“Memang itulah intinya. Biasanya, pertemuan lintasan adalah tentang lintasan. Semuanya tentang duduk di kursi Anda dan menonton perlombaan. Namun Athlos ini tentang merayakan lintasan, merayakan para pelari,” ucap Thomas, sehari sebelum acara.
Konsepnya penyajian Athlos NYC sejatinya sederhana, pameran atlet atletik wanita top. Tiga puluh enam wanita tercepat, enam balapan, hadiah uang besar dan peluang bagi hasil.
Ohanian menyebut, lintasan atletik cocok untuk penyampaian cerita yang unik, ada irama alami dengan jeda di antara acara yang memungkinkan penonton mempelajari lebih lanjut tentang para atlet dan menjadi bersemangat. Jadi, ketika pistol start berbunyi, Anda terkunci dalam perlombaan.
Ohanian menyarankan, jika ingin membangun sebuah acara yang dapat mendatangkan lebih banyak penggemar dan membuat mereka tetap terlibat di luar Olimpiade, hal itu berarti memusatkan acara tersebut pada atlet wanita yang selama ini mendominasi media sosial.
“Budaya online kini sudah menjadi budaya. Jika Anda ingin menceritakan sebuah kisah yang menjadi perhatian generasi muda, untuk generasi muda penggemar olahraga, Anda harus memulainya dari sana,” tutur Ohanian.
Terbukti, banyak penggemar muda yang hadir di Athlos NYC. Mereka berbaris di pintu masuk stadion untuk meminta tanda tangan maupun selfie, serta berteriak ketika para atlet datang.
Aktualisasi Diri Atlet lewat Gaya Busana
Kemasan acara Athlos NYC juga otomatis memberikan kesempatan kepada para atlet untuk menunjukkan kepribadian mereka, sesuatu yang mungkin tidak mereka lakukan pada pertemuan lainnya.
“Trek (selama ini) selalu sangat serius. Anda masuk ke trek dan pergi. Tetapi berada di sini dan mampu menampilkan beberapa gaya, sungguh luar biasa,” kata Lynna Irby-Jackson seperti dikutip Self, gaya busana karpet merah yang membuatnya “girly, tomboi”.
Dari setelan oranye ramping yang dikenakan Nia Akins, catsuit hitam Brittany Brown, penampilan Candace Hill yang terinspirasi era tahun 1990-an, hingga kolaborasi Naomi Osaka x Nike yang dipakai Tonea Marshall, “tunnel fit” Athlos NYC menjadi ajang unjuk pakaian gaya menyenangkan hingga desainer kelas atas.
“Kami benar-benar menjadi wanita di sini,” ucap Jasmine Camacho-Quinn yang memenangi lari gawang 100 m di Athlos NYC, mengakhiri musim yang juga mencakup medali perunggu Olimpiade dan gelar final Diamond League.
“Kami tidak pernah benar-benar memiliki kesempatan ini. Ini sungguh bagus untuk kami. Kami bisa keluar dari mode kerja, dan masih menikmati waktu.”
Meskipun mereka semua datang untuk berkompetisi, ada pengakuan kolektif bahwa pertemuan ini bukan hanya soal uang dan lari.
“Ini lebih besar daripada diri saya, lebih besar dari balapan ini. Ini benar-benar tentang apa yang kami lakukan untuk olahraga wanita,” tutur Thomas.
“Kami senang berkompetisi dan itulah yang kami lakukan. Kami akan membagikan hal ini kepada dunia dan semoga dapat mendorong olahraga ini lebih jauh lagi.”