SKOR.id - Gendut Doni Christiawan, pemain timnas Indonesia pertama dan termuda yang berhasil menyabet gelar top skorer di Piala Tiger (kini Piala AFF).
Gendut Doni menyandang status pemain tersubur pada edisi Piala Tiger 2000 di Thailand. Usianya kala itu baru menginjak 22 tahun.
Kian terasa spesial, Piala Tiger 2000 merupakan turnamen pertama Gendut Doni bersama timnas Indonesia senior.
Tak ada rasa canggung baginya saat tampil dengan para senior seperti Hendro Kartiko dan Aji Santoso. Duetnya di lini depan pun Kurniawan Dwi Yulianto.
Pemain asli Salatiga, Jawa Tengah itu mengoleksi lima gol pada Piala Tiger 2000 yang jadi turnamen antarnegara se-Asia Tenggara edisi ketiga.
Gendut Doni bersaing dengan striker timnas Thailand yang juga melesatkan lima gol yakni Worawoot Srimaka.
Masing-masing gol dicetaknya ke gawang timnas Thailand (satu gol) dan Myanmar (dua) pada babak penyisihan, lalu Vietnam (dua) saat semifinal.
Kepada Skor.id beberapa waktu lalu, Gendut Doni mengaku tak pernah berpikir dirinya bakal menjadi Top Skor Piala Tiger 2000.
Ban Serep
Dipanggil untuk memperkuat timnas Indonesia pada Piala Tiger 2000 saja sudah disyukuri, apalagi menjadi pencetak gol terbanyak.
"Yang pasti, saya tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang top skorer. Intinya itu saya sudah ada di dalam tim juga sudah bersyukur dan bangga sekali," kata Gendut Doni.
"Karena saya terpilih untuk menggantikan striker yang dipanggil, tapi tidak bisa bermain, seperti Bambang Pamungkas dan Rochy Putiray," ia menambahkan.
Menariknya, Gendut Doni bukan pemain inti di timnas Indonesia saat itu. Bisa dibilang, dipanggil untuk menjadi pelapis Kurniawan Dwi Yulianto dan Miro Baldo Bento.
Faktanya, pada tiga pertandingan fase grup menghadapi Filipina, Thailand, dan Myanmar, ia tampil sebagai pemain pengganti.
Namun, Gendut Doni membuktikan kepada pelatih bahwa dirinya adalah striker muda potensial. Kala itu, skuad Garuda ditangani Nandar Iskandar.
Buktinya, tiga gol disumbangkan pada fase grup. Kala itu timnas Indonesia kalah dari Thailand (1-3) dan menang telak atas Myanmar (5-0).
"Saya membuktikan di babak penyisihan, diberikan kesempatan oleh coach Nandar waktu itu menggantikan Bento. Saya menjawab dengan menciptakan gol di babak penyisihan melawan Thailand, kita kalah," ujar Gendut Doni.
"Masih di babak penyisihan, saya masuk sebagai pemain pengganti lalu saya bikin dua gol (ke gawang Myanmar). Setelah itu saya diberi kepercayaan menjadi pemain inti waktu semifinal dan final," ia bercerita.
Gantikan Bambang Pamungkas
Gendut Doni menceritakan bagaimana bisa tampil di Piala Tiger 2000. Sejatinya namanya tak tertera dalam skuad jelang keberangkatan.
Mantan penyerang Persija Jakarta itu mengatakan, striker yang dibawa untuk Piala Tiger 2000 awalnya adalah Bambang Pamungkas, Rochy Putiray, dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Bagai pelangi yang datang setelah badai, Gendut Doni mendapat kabar baik ketika sedang dalam perjalanan pulang menuju kampung halamanya, Salatiga.
Kabar mengejutkan itu datang, Gendut Doni dipanggil untuk memperkuat timnas Indonesia pada Piala Tiger 2000 sebagai pengganti Bambang Pamungkas.
Gendut Doni mengatakan, pada waktu itu Bambang Pamungkas yang sedang menjalani trial di Belanda bersama Roda JC tak dilepas untuk tampil di Piala Tiger 2000.
"Piala Tiger tahun 2000 itu awalnya sih saya sebagai pelapis. Waktu itu posisi striker ada Kurniawan, Bambang Pamungkas, Rochi Putiray, dan saya. Menjelang keberangkatan ke Thailand itu nama saya tidak masuk untuk Piala Tiger 2000," kata Gendut Doni.
"Yang masuk itu namanya Kurniawan, Bento, Bambang Pamungkas, dan Rochi. Saya tidak dipanggil ya sudah saya pulang ke Salatiga. Waktu di jalan dari Jakarta hendak ke Salatiga ditelepon lagi sama pengurus, kalau saya itu disuruh gabung lagi."
"Jadi, karena Bambang Pamungkas tidak mendapat izin dari klubnya yang waktu itu sedang trial di Belanda saya menggantikan dia, dan Rochi Putiray juga tidak dapat izin, itu alasannya saya dipanggil lagi," Gendut Doni mengisahkan.
Pemain Termuda di Timnas Indonesia
Pada Piala Tiger 2000, Gendut Doni dan Ismed Sofyan menjadi pemain termuda pada skuad timnas Indonesia. Keduanya berumum 22 dan 21 tahun.
Selain itu, Piala Tiger 2000 merupakan pertama kali Gendut Doni tampil timnas Indonesia senior. Ia mengatakan mendapatkan banyak suntikan motivasi dari para pemain senior.
"Ya waktu itu sangat bersyukur sekali, karena waktu itu saya salah satu pemain termuda dengan Ismed Sofyan. Bisa bergabung dengan pemain-pemain senior, bisa dibilang pemain sepak bola top di negeri ini," ucap Gendut Doni.
"Saya juga mendapatkan dukungan, motivasi, dan support dari para senior, seperti Kurniawan, Bima Sakti, Hendro Kartiko, Aji Santoso banyak pokoknya. Intinya waktu itu para senior sangat mendukung para juniornya semacam saya dan Ismed."
Selain itu, pada Piala Tiger 2000, Gendut Doni juga mengenakan jersey bernomor punggung 22. Itu dipilih karena menandakan usianya saat turnamen digelar.
"Iya, saya pilih nomor punggung 22 karena waktu itu usia saya masih 22 tahun," kata Gendut Doni.
Kekuatan Thailand pada Piala Tiger 2000
Timnas Indonesia tumbang dalam dua pertemuan pada Piala Tiger 2000. Perjumpaan pertama dengan Thailand pada babak penyisihan, Skuad Garuda menelan kekalahan.
Setelah sukses mengalahkan Vietnam dengan skor tipis 3-2 pada semifinal, tim Gajah Perang, julukan timnas Thailand, kembali dihadapi pada partai pamungkas.
Nahasnya, skuad asuhan Nandar Iskandar kembali dipaksa gigit jari. Timnas Indonesia menelan kekalahan dengan skor telak 1-4.
Striker Thailand sekaligus pesaing Gendut Doni dalam daftar pencetak gol terbanyak, Worrawoot Srimaka, menciptakan hat-trick dalam final itu.
Sang pesaing pun diibaratkan seperti Zlatan Ibrahimovic oleh pemain yang pernah memperkuat Persikota Tangerang dan PSIS Semarang itu.
"Worrawoot itu posturnya tinggi besar seperti Ibrahimovic-lah. Kuat pegang bola. Memang dulu itu kesulitan kami adalah antisipasi bola-bola atas, itu yang dimanfaatkan oleh Thailand dengan memanfaatkan postur Worrawoot," ujar Gendut Doni.
Lebih lanjut diakui kalau keberadaan Thailand dalam turnamen se-Asia Tenggara itu sangat diperhitungkan, dibandingkan Malaysia dan Vietnam.
"Yang pasti pada Piala Tiger 2000 itu Thailand menjadi tuan rumah dan bisa dibilang tim yang paling siap untuk jadi juara. Terbukti Thailand tidak terkalahkan," kata Gendut Doni.
"Apalagi support dan dukungan suporter Thailand karena mereka sebagai tuan rumah, luar biasa sekali. Ya memang layak waktu itu Thailand menjadi juara, komposisi pemainnya juga merata."
Meski demikian, sejak awal turnamen, Gendut Doni mengatakan bahwa para pemain di skuad Garuda sangat menanti pertandingan melawan Gajah Perang.
"Karena memang di level ASEAN masih Thailand waktu itu yang jadi rival buat kami," ujarnya.
"Dulu, Malaysia, Vietnam, Singapura juga tidak ada apa-apanya, yang kami perhitungkan saat mengikuti turnamen hanya Thailand," Gendut Doni memungkasi.