- Pemilik Inter Milan (Liga Italia) dan Jiangsu FC (Liga Cina), Suning Group, disebut mengalami krisis finansial.
- Suning Group menonaktifkan Jiangsu FC dan beberapa klub asuhan lainnya pada musim 2021.
- Namun, nasib Inter Milan disebut masih terselamatkan dengan manuver terbaru Suning.
SKOR.id - Kabar krisis finansial salah satu perusahaan besar Cina, Suning Group, menggemparkan jagad sepak bola.
Suning Group merupakan pemilik dua klub besar, Inter Milan (Liga Italia) dan Jiangsu FC (Liga Cina).
Pada Minggu (28/2/2021), surat keterangan muncul dari laman Weibo dan WeChat resmi Jiangsu FC yang menyatakan bahwa klub jawara Liga Super Cina tersebut menghentikan aktivitasnya pada musim 2021.
"Mulai hari ini (Minggu, 28/2/2021), Jiangsu FC menghentikan seluruh kegiatannya, dan pada saat yang sama, kami menantikan pihak-pihak kompeten dan perusahaan secara luas untuk bernegosiasi bersama untuk pengembangan," tulis keterangan resmi.
Lantas, separah apa krisis keuangan yang didera Suning Group? Benarkah Suning akan bangkrut? Apakah Inter Milan akan terkena dampaknya? Berikut rangkuman Skor.id untuk anda:
Program kerja dengan biaya yang cukup banyak
Dalam rilis resmi Jiangsu FC, klub ternyata memiliki "beban" aktivitas yang cukup banyak untuk dibiayai.
Suning Group digambarkan telah melakukan perbaikan internal secara mendasar dan juga meningkatkan kualitas klub hingga akhirnya muncul sebagai tim kompetitif di Cina dan Asia.
"Kami membangun basis pelatihan sepakbola profesional dengan standar internasional, dan meluncurkan sistem manajemen klub sepakbola terbaik di dunia. Pengenalan sejumlah pelatih kelas dunia dan pemain profesional akan sangat meningkatkan kualitas manajemen klub dan kekuatan kompetisi," tulis keterangan resmi.
"Secara bersamaan, pengenalan pelatih muda dari Eropa dapat menanamkan sumber daya pendidikan dan budaya yang berkualitas tinggi di dalam negeri, seperti pada keterampilan sepakbola, perhatian terhadap gizi dan kesehatan, serta mental dan aspek lain yang dapat memperbaiki sistem pelatihan pemain muda, menciptakan tingkatan dari U-12 hingga U-19."
Di bursa transfer, Jiangsu FC memang jor-joran dalam lima tahun terakhir. Investasi terbesar klub ada dalam pembelian Alex Teixeira (2015-2016, 50 juta euro), Ramires (2015-2016, 28 juta euro), Roger Martinez (2016-2017, 8,9 juta euro), Chao Gu (2015-2016, 87 juta euro), dan Eder (2018-2019, 5,7 juta euro).
Sebesar apa Kerugian Suning?
Dalam rilis yang dikeluarkan Jiangsu FC, Suning Group menuliskan "ada banyak faktor yang tidak terkendali, Jiangsu FC tidak dapat secara efektif menjamin untuk terus berjuang di Liga Super Cina dan Liga Champions Asia."
Suning sebenarnya terus menyuplai dana untuk Jiangsu sebelum surat keterangan tersebut dikeluarkan. Suning juga mengaku bahwa ekuitas yang dikucurkan masih lancar.
Namun, kondisi sebenarnya tak sebaik demikian.
Laporan laman Nikkei menyebut bahwa Suning Holding Group menjaminkan 1.000 lot sahamnya kepada Alibaba Taobao demi mencegah kekhawatiran likuiditas. Penjaminan ini tercatat pada 10 Desember 2020.
Zhang Jindong sebagai pendiri Suning melepas lebih dari separuh kepemilikannya saat ini untuk jaminan senilai 1 miliar yuan. Karena aksi korporasi ini, saham Suning di sektor ritel (Suning.com) dan Real Estate (Suning Universal) berada di titik terendahnya dalam lima tahun terakhir.
Terbaru, Suning Group juga menjual 23 persen sahamnya kepada investor BUMN Cina yang mencakup beberapa bisnis mereka.
Shenzhen International Holdings Ltd, yang bergerak di bisnis logistik dan jalan tol, mengakuisisi 8 persen saham Suning.
Sedangkan Kunpeng Capital mengakuisisi 15 saham sisanya, dengan porsi terbesar di perusahaan Suning Holding group dan Suning Electric Appliance Group.
Kekhawatiran mengenai neraca keuangan Suning memang sudah muncul sejak 2019. Hutan Suning tumbuh cepat dari 25 miliar yuan pada 2010 menjadi 149,71 miliar yuan pada 2019.
Pandemi juga menghantam bisnis ritellnya dengan keras karena Suning.com melaporkan penurunan pendapatan operasional sebesar 4 persen dan kerugian bersih sepanjang 2020 sebesar 3,9 miliar yuan.
Penurunan jelas terjadi karena pencatatan laba tertinggi suning adalah 9,8 miliar yuan sebelumnya.
Bersamaan dengan kabar memburuknya laporan keuangan Suning Group, sosok Zhang Jindong juga disebut akan digantikan sebagai petinggi di Suning Group. Namun kabar ini masih sebatas rumor.
Menyasar perluasan investasi
Suning Group kini tengah mencari investor baru untuk Jiangsu FC, klub wanita Jiangsu Suning FC, dan seluruh program pengembangan bakat sepak bola yang telah berjalan.
Dari kacamata Suning Group, Jiangsu FC serta yang terkait di dalamnya akan bisa lebih lama bertahan jika sumber pendanaannya tak mengucur hanya dari satu sumber.
"Inkubasi investasi dari pihak eksternal hingga pengembangan (pemasukan) mandiri jangka panjang adalah satu-satunya jalan yang dilakukan industri sepakbola untuk terus berkembang. Ini juga merupakan arah perkembangan klub sepakbola Jiangsu." tulis keterangan resmi.
Bagaimana nasib Inter Milan?
Dikutip dari Football Italia, Inter Milan disebut masih akan di bawah kepemilikan mayoritas Suning Group.
Namun, Suning juga tak menutup kemungkinan untuk menggandeng investor lain untuk suntikan modal atau ekuitas lainnya.
Bahkan, Suning disebut sudah berada dalam negosiasi dengan mitra-mitra potensial untuk mengembangkan Inter Milan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
3 Legenda Olahraga yang Masuk ke Bisnis Ganja, Mike Tyson Bukan Satu-satunya https://t.co/2bUkOg6Z7y— SKOR Indonesia (@skorindonesia) February 25, 2021
Berita Inter Milan Lainnya:
Romelu Lukaku Hanya Pikirkan Kemenangan Inter Milan Meski Selevel Ronaldo
Lukaku Gemilang di Inter Milan, Pelatih Belgia Berterima Kasih ke Antonio Conte