- Australian Open tidak menutup kemungkinan pindah dari Melbourne di masa depan.
- Penyebabnya adalah masalah finansial karena pembatasan akibat Covid-19 yang menguras kas Tennis Australia.
- Sydney dan Shanghai, Cina, disebut-sebut sebagai dua kota yang berpotensi pengganti Melbourne.
SKOR.id – Australian Open dalam risiko serius beranjak dari Melbourne sebagai lokasi penyelenggaraan. Ajang Grand Slam tenis ini bisa dipindahkan ke Sydney, bahkan tak menutup kemungkinan di Cina.
Pembatasan kerumunan karena pandemi Covid-19 telah menyebabkan Tennis Australia (TA) menderita masalah finansial. Mereka telah menghabiskan cadangan dana 80 juta dolar AS (setara Rp1,24 triliun).
Jumlah tersebut dikeluarkan dalam 15 bulan jelang gelaran Australian Open 2021 yang terpaksa ditunda, menyusul pembatasan Covid-19 yang berlaku di Negeri Kanguru dan untuk biaya karantina petenis.
Isu finansial Tennis Australia ini telah dikaitkan dengan potensi perubahan kota tuan rumah, meski event telah teken kontrak 23 tahun untuk tetap berlangsung di Melbourne, atau hingga 2046 mendatang.
Tetapi situasi keuangan yang sangat buruk sehingga diskusi ‘serius’ diadakan dengan kota yang potensial menggantikan Melbourne jadi tuan rumah. Cina diketahui masih tertarik memboyong Australian Open.
Menurut laporan The Age, Australian Open berusaha mati-matian guna dapat mengimbangi Grand Slam lain: Wimbledon, French Open dan US Open. Tiley ingin stadion serta lapangan baru di Melbourne Park.
Pria 61 tahun tersebut menuntut lebih banyak dana untuk turnamen. Uang sebanyak 1,2 miliar dolar AS (setara Rp18,7 triliun) dikucurkan demi pemulihan fasilitas di Melbourne, tapi cadangan kas kini habis.
“Saya tahu itu (pemindahan kota penyelenggara) telah dibahas dan diperdebatkan. Dari sudut pandang pribadi, Australian Open harus selalu ada di Melbourne,” ujar Tiley dilansir dari Herald Sun.
“Saya selalu mendukung itu. Namun, saya hanya satu orang. Ada organisasi, ada dewan, ada pemangku kepentingan dan ada juga perusahaan untuk masa depan,” imbuh CEO Tennis Australia itu.
Australian Open 2023 akan mulai pada 16 Januari mendatang. Sorotan utama adalah kembalinya Novak Djokovic setelah dideportasi dari Negeri Kanguru 12 bulan lalu, karena menolak divaksinasi Covid-19.
Petenis tunggal putra Serbia dengan sembilan gelar Australian Open tersebut mendapatkan lampu hijau untuk datang setelah pembatasan ketat dicabut. Dengan kehadirannya turnamen akan kembali menarik.
Berita Australian Open Lainnya:
Grand Slam Australian Open 2023 Disambut Protes Para Aktivis
Pengalaman Dideportasi Masih Hantui Novak Djokovic jelang Australian Open 2023