- Pada Jumat, 17 Februari 2023, Marc Marquez genap berusia 30 tahun.
- Juara dunia balap motor delapan kali asal Spanyol itu sudah kenyang pengalaman. Kemenangan, kekalahan, hingga kecelakaan hebat pernah dialami The Baby Alien.
- Apa kado yang tepat untuk Marc Marquez dari Kejuaraan Dunia MotoGP 2023 nanti?
SKOR.id – Marc Marquez bukan sekadar pembalap motor juara dunia. Hanya sedikit pembalap yang mampu mengubah sejarah Kejuaraan Dunia Balap Motor seperti yang dilakukan pembalap kelahiran Cervera, Spanyol, 17 Februari 1993 tersebut.
Lebih dari separuh hidupnya yang kini genap 30 tahun, telah dihabiskan Marc Marquez di lintasan balap. Selama 15 musim turun di kejuaraan dunia, Marquez tidak hanya mampu merebut delapan gelar – enam di antaranya MotoGP – namun juga sumbangsihnya seperti gaya balap yang revolusioner.
Meskipun terbilang spesial, ulang tahun ke-30 Marc Marquez ini dilaluinya dengan masa-masa sulit antara kendala teknis motor dan rangkaian cedera.
Pun begitu, tetap saja menarik melihat perjalanan karier pembalap dengan julukan The Baby Alien yang akan menjalani musim ke-16 Kejuaraan Dunia Balap Motor pada MotoGP 2023 nanti.
Kemenangan Pertama
Marc Marquez ternyata tidak terlalu cemerlang saat mengawali kariernya di Kejuaraan Dunia Balap Motor pada 2008. Turun di kelas 125cc (kini Moto3), ia hanya mampu tujuh kali finis podium.
Butuh dua tahun bagi Marquez untuk merebut kemenangan pertamanya. Momen itu tiba pada 6 Juni 2010, tepatnya di Sirkuit Mugello saat digelarnya GP Italia.
Turun dengan Derbi, Marquez merangsek dari kelompok tengah untuk kemudian bersaing dengan tiga pembalap terdepan: Nico Terol, Pol Espargaro, dan Bradley Smith.
Sebuah overtaking hanya tiga lap jelang finis, membuat Marc Marquez berhasil memimpin dan mempertahankannya hingga finis, sekaligus merebut kemenangan pertama di kejuaraan dunia. Seorang bintang pun lahir karena setelah itu, 84 kemenangan berhasil direbutnya.
Gelar Juara Dunia Pertama
Kemenangan pertama di kejuaraan dunia yang direbut Marquez di GP Italia 2010, menjadi awal dari lima rangkaian kemenangan beruntun hingga GP Jerman. Apakah Marquez lantas mudah merebut gelar juara dunia kelas 125cc 2010? Tidak juga.
Usai jeda musim panas, performa The Baby Alien menurun dan saat musim menyisakan lima balapan, ia hanya berada di posisi ketiga klasemen. Namun, empat kemenangan beruntun yang diakhiri di Portugal, mampu mengembalikan performanya.
Kemenangan di Estoril, Portugal, menjadi salah satu yang fenomenal bagi Marquez. Motor yang rusak sebelum start kedua karena hujan, memaksanya start dari posisi buncit. Tetapi secara luar biasa, Marquez berhasil memenangi balapan.
Pada race terakhir di Valencia, finis P4 sudah cukup bagi Marc Marquez untuk memastikan gelar juara dunia pertamanya, sekaligus meredam rival terberatnya saat itu, Nico Terol.
Rookie MotoGP yang Langsung Juara pada Musim Perdana
Marquez datang ke MotoGP pada 2013 dengan status juara dunia Moto2. Dua gelar dalam tiga musim beruntun tidak membuatnya difavoritkan menguasai MotoGP.
Maklum, tidak ada pembalap yang mampu memenangi kelas tertinggi kejuaraan dunia pada musim perdananya, sejak Kenny Roberts Sr melakukannya pada 1978.
Pun begitu, Marc Marquez memang spesial. Honda bertaruh dengan menempatkannya di tim pabrikan. Marquez pun membayar kepercayaan Tim Repsol Honda dengan merebut 16 finis podium dari 18 putaran MotoGP 2013, yang enam di antaranya menang.
Sempat kendur akibat black flag di Australia karena kesalahan tim, membuat pembalap Yamaha Jorge Lorenzo mampu kembali mendekat. Tetapi, finis ketiga di Valencia, balapan terakhir, membuat Marc Marquez memastikan gelar MotoGP pertamanya pada 10 November 2013.
Rivalitas Panas dengan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo
Gaya balap Marquez yang dinilai terlalu agresif memang kerap mengundang kecaman pembalap lain. Tidak terkecuali rekan senegaranya Jorge Lorenzo. Seiring berjalannya waktu, hubungan Marquez dengan Lorenzo membaik, namun sebaliknya dengan Valentino Rossi.
Puncak perseteruan Marquez-Rossi terjadi pada MotoGP Malaysia 2015, balapan kedua sebelum musim tuntas. Rossi yang tengah memimpin klasemen menuduh Marquez, yang saat itu sudah tidak mungkin juara, sengaja membantu Lorenzo yang tengah bersaing merebut gelar.
Pada balapan digelar di Sepang, Rossi terlibat kontak dengan Marquez yang membuatnya tidak mampu melanjutkan balapan. Rossi pun dipenalti pada balapan terakhir dan tidak mampu mengejar Lorenzo di Valencia.
Setelah itu, hubungan Marquez dengan Rossi bisa dibilang berakhir. Padahal, Rossi adalah idola Marquez saat masih kecil. Tanggal kelahiran mereka pun berdekatan, Rossi 16 Februari dan Marquez 17 Februari.
Gaya Balap Revolusioner
Bukan hanya sederet kesuksesan yang membuat Marquez terkenal. Ia juga merevolusi gaya balap di MotoGP. Selama ini, di atas Honda RCV yang bertenaga besar, Marquez dikenal hampir “merebahkan” motor saat menikung demi menjaga kecepatan tetap tinggi sekaligus menutup sisi dalam tikungan yang biasa dimanfaatkan pembalap untuk overtake.
Untuk menjaga agar motor tidak selip, saat menikung Marquez memakai siku dan lututnya sebagai penyangga. Teknik ini menjadi ikon pada 2017 saat dirinya bersaing memperebutkan gelar juara dunia melawan Andrea Dovizioso (Ducati).
Salah satu yang fenomenal adalah saat Marquez berhasil lolos dari kecelakaan karena selip di tikungan di Valencia. Teknik balap Marquez itu belakangan menginsipirasi beberapa pembalap dalam beberapa tahun terakhir.
Rekor-rekor
Pengaruh besar Marc Marquez untuk MotoGP juga bisa dilihat dari sederet rekor yang mampu dibuatnya. Pada 2013, ia menjadi pembalap termuda yang mampu merebut gelar di kelas premier: 20 tahun dan 245 hari.
MotoGP 2014 juga menjadi salah satu musim terbaik Marquez, yang saat itu mencetak jumlah kemenangan terbanyak dalam semusim, 13. Saat itu, ia berhasil memenangi 10 balapan secara beruntun sejak awal musim.
Mulai menaklukkan Rossi di Qatar hingga head-to-head di Texas, Argentina, dan Spanyol. Berikutnya di Prancis, Italia, dan Catalunya, Marquez mampu meredam Rossi, Lorenzo, dan Dani Pedrosa. Marquez juga menaklukkan trek basah di Belanda dan Jerman serta tak terbendung di Indianapolis.
Marc Marquez juga memegang rekor poin terbanyak dalam satu musim kelas premier yang dibuatnya pada MotoGP 2019: 420, yang mungkin menjadi musim terbaiknya saat ini.
Saat itu, Marquez berhasil memenangi 12 dari 19 GP, enam finis P2, dan sekali retired. Gelar juara dunia kedelapan pun direbut Marquez saat MotoGP 2019 masih menyisakan empat balapan lagi.
Rangkaian Cedera
Marc Marquez berhasil memenangi enam gelar juara dunia dalam tujuh musim MotoGP antara 2013 sampai 2019. Karier Marquez berubah drastis saat mengalami highside di Tikungan 4 Sirkuit Jerez de la Frontera pada 19 Juli 2020, balapan pertama musim itu.
Akibatnya, Marquez mengalami patah tiga tempat tulang humerus lengan kanan. Turun pada balapan berikutnya memperburuk kondisi lengan Marquez sehingga memaksanya menjalani operasi kedua.
Operasi ketiga memunculkan masalah baru, yakni proses pemulihan yang lama. Ironisnya, sebelum menjalani operasi keempat pada Juni 2022 lalu, Marquez mengalami gangguan penglihatan yang disebut diplopia.
Masalah yang pernah dialaminya pada 2011 itu muncul kembali pada akhir musim 2021 dan awal musim berikutnya. Hasilnya, Marquez hanya mampu sekali finis podium (P2 di Australia) sepanjang MotoGP 2022 dan mengakhiri musim di peringkat ke-13.
Hadiah Ideal untuk Marc Marquez
Usia 30 tahun menjadi fase sangat penting dalam hidup seorang atlet. Sebuah fase krusial dalam karier, akan dihadapi Marc Marquez pada 2023 ini. Ia akan mengevaluasi apakah mampu, atau bagaimana caranya agar bisa kembali menjadi superior seperti sebelum cedera.
Hadiah ulang tahun ke-30 yang tepat untuk Marc Marquez pastilah gelar juara dunia kesembilan agar menyamai torehan Valentino Rossi.
Tetapi, melihat hasil Honda pada tes Sepang serta kondisinya saat ini, rasanya cukup sulit bagi Marc Marquez bersaing di depan pada MotoGP 2023 nanti. Meskipun, tidak ada yang mustahil bagi pembalap sekaliber Marc Marquez.