- Indonesia sempat menjadi skuad yang ditakuti di ajang Thomas Cup usai empat kali beruntun merebut juara, pada 1970-1979.
- Sosok Liem Swie King sempat menjadi pemain kunci dalam perebutan dua dari empat gelar tersebut.
- Namun, kisah Liem Swie King justru cukup dramatis saat turun di final Thomas Cup 1984 dan 1986.
SKOR.id - Skuad Indonesia kembali berusaha mengulang prestasi di Thomas Cup 2020, berusaha menjadi juara kembali usai 19 tahun lamanya.
Indonesia akan bertemu Cina di final Thomas Cup 2020, Minggu (17/10/2021). Ini akan menjadi final ke-20 skuad Merah Putih di ajang bulu tangkis beregu putra.
Berkaca pada sejarah, skuad Indonesia memang diperhitungkan di kompetisi beregu putra paling populer ini.
Indonesia masih memegang catatan gelar juara terbanyak di Thomas Cup dengan 13 trofi yang telah dikumpulkan. Meskipun, sudah 19 tahun Indonesia tak mengangkat trofi.
Skuad Merah Putih bahkan sempat menjadi yang ditakuti, dengan komposisi skuad yang diisi pebulu tangkis papan atas.
Salah satunya, Indonesia sempat diperkuat Liem Swie King. The Smash King, julukan sang legenda, turun pertama kali pada Thomas Cup 1976 dan merebut tiga gelar.
Liem Swie King bahkan merebut dua dari empat gelar beruntun yang didapatkan Indonesia pada tahun 1970-an, pada edisi Thomas Cup 1976 dan 1979.
Namun, jalan Liem Swie King juga penuh drama. Kisah ini terjadi pada laga final Thomas Cup 1984 dan 1986.
Liem Swie King sempat bertabur gelar sebelum ajang thomas Cup 1984. Ia meraih medali emas SEA Games 1983 dan medali perak Olimpiade 1983, membuatnya makin diperhitungkan di kancah internasional.
Benar saja, Liem Swie King tampil dominan di Thomas Cup 1984. Performanya membuat Indonesia tak terkalahkan di fase grup, hingga bertemu Cina di partai puncak.
The Smash King menjadi pembuka di babak final. Menghadapi Luan Jin, Liem Swie King harus menyerah dalam pertandinga tiga set, 15-7, 11-15, 10-15.
At the age of 17, Liem Swie King won PON, and in late 1973, he was recruited into Pelatnas headquartered in Hall C Senayan. #AsianGames2018 pic.twitter.com/phmXLxb5Tm— Asian Games 2018 (@asiangames2018) March 24, 2017
Namun, kegagalan ini dibayar lunas. Liem Swie King kembali turun di nomor ganda, berpasangan dengan Hariamanto Kartono.
Menghadapi Sun Zhian/Tian Bingyi, pasagan Liem/Hariamanto menjadi penentu gelar juara dengan kemenangan 18-14, 15-12.
Dua tahun setelahnya, Liem Swie King kembali dipanggil dalam skuad. Namun, hasil kurang maksimal kembali didapatkan.
Liem Swie King kembali bertemu dengan Cina di partai puncak. Ia kembali turun dalam dua nomor, tunggal dan ganda.
Liem Swie King menghadapi Xiong Guobao di partai ketiga. Meski laga berjalan ketat, atlet Indonesia tersebut harus menyerah dalam straight set, 15-13 dan 15-13.
Di laga ganda, The King turun berpasangan dengan Bobby Ertanto. Ia kembali bertemu Tian Bingyi yang berganti pasangan dengan Li Yongbo.
Tian Bingyi justru berhasil membalaskan kekalahan dua tahun sebelumnya. Pasangan Cina menang dalam dua set lagsung dengan skor 15-12, 15-9.
Kini, pada Thomas Cup 2020, Indonesia kembali bertemu dengan Cina di final.
Laga bisa disaksikan melalui link live streaming maupun siaran TVRi pada Miggu (17/10/2021) pukul 18.00 WIB.
View this post on Instagram
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Hasil Semifinal Thomas Cup 2020: Sama-Sama Menang 3-1, Indonesia dan Cina Jumpa di Final
Indonesia Tak Bisa Kibarkan Bendera Merah Putih di Thomas Cup 2020