- Perenang transpuan, Lia Thomas, jadi perbincangan hangat setelah membela Universitas Pennsylvania di nomor putri.
- Perenang nasional AS, Erika Brown, menentang atlet transpuan tampil di nomor putri karena faktor fisiologis.
- Timnas renang AS menegaskan Lia Thomas bukan bagian dari mereka.
SKOR.id - Lia Thomas, perenang transpuan, jadi perbincangan usai membela Universitas Pennsylvania di nomor putri kejuaraan mahasiswa nasional Amerika Serikat (AS).
Atlet 22 tahun itu sebelumnya tergabung dalam tim renang putra kampus tapi memutuskan melakukan transisi dengan terapi hormon, Mei 2019.
Pada masa transisi itu pula, dirinya masih tampil di nomor putra. Baru pada 2020, sepenuhnya turun di tim putri Universitas Pennsylvania.
"Saya pertama kali menyadari sebagai transgender sebelum musim panas 2018," kata Thomas kepada Swim Swam.
"Ada banyak ketidakpastian, kala itu. Saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan jika ingin tetap menjadi atlet renang."
"Jadi, saya memutuskan tetap berenang sebagai atlet putra pada 2018-2019. Tapi, itu membuat tekanan besar dalam diri saya."
"Saya terpuruk, kondisi mental tidak baik-baik saja. Ada banyak kesulitan karena merasa terkurung dalam tubuh sendiri."
"Sejak itu, saya memutuskan untuk keluar (dari situasi tersebut) dan memulai transisi (menjadi perempuan)," imbuhnya.
Dan, keputusan Thomas untuk menjadi seorang transpuan mendapatkan banyak pro dan kontra, terkhusus dalam dunia renang AS.
Salah satu atlet nasional AS, Erika Brown, mengaku keberatan dengan keberadaan atlet transpuan yang bertanding di nomor putri.
Peraih dua medali Olimpiade Tokyo 2020 itu menganggap fisik atlet transpuan tetap berbeda daripada perenang putri tulen.
Sekalipun mereka telah menjalani terapi hormon maupun sejenisnya. "Saya ingin berbagi isi hati terkait apa yang sedang terjadi di dunia renang AS saat ini."
"Saya tidak berniat menciptakan kebencian, hanya mengungkapkan apa yang benar," katanya via Instagram Story, Rabu (29/12/2021) dan dilansir Swim Swam.
"Kita tidak boleh membiarkan transgender perempuan bertanding lawan atlet putri tulen. Atlet putra melalui masa pubertas. Meski dia telah melakoni masa transisi."
"(Bagaimanapun) dia masih memiliki fisiologis (seorang) lelaki," tegas atlet bernama lengkap Erika Jade Brown tersebut.
View this post on Instagram
Perenang 23 tahun tersebut mengatakan terapi testosteron dan estrogen, meski dilakukan dalam beberapa tahun, tak bisa mengubah fakta bahwa seseorang tetap memiliki otot yang lebih bertenaga.
"Belum lagi ukuran jantung dan kapasitas paru yang lebih besar dari wanita normal. Ini saatnya membela olahraga, untuk atlet putri, sebelum kita kehilangan yang sudah diperjuangkan pendahulu."
Erika Brown pun berharap masalah Lia Thomas mendapat perhatian. Tidak terkecuali dari otoritas terkait. "Saya berharap (pendapai) ini akan menginspirasi atlet lain untuk ikut bersuara," imbuhnya.
Presiden USA Swimming, Tim Hinchey, memastikan bahwa Lia Thomas bukan bagian dari tim nasional. Namun, dia enggan menjelaskan lebih lanjut bagaimana sikap dari organisasi yang dipimpinnya.
Kontroversi atlet transgender sebelumnya juga terjadi dalam angkat besi. Lifter transpuan asal Selandia Baru, Laurel Hubbard, menjadi kontroversi saat akan mewakili negaranya di Olimpiade Tokyo 2020.
Laurel Hubbard akhirnya mentas di Olimpiade Tokyo dan turun di kelas +87 kg. Namun, dirinya gagal mengangkat beban dengan sempurna pada tiga kali kesempatan snatch.
OPINI: Indonesia Kalah soal Timnas dan Beras dari Thailand
Klik link untuk baca https://t.co/ZOHQM0uox3— SKOR.id (@skorindonesia) December 30, 2021
Berita Renang Lainnya:
Baca Juga: Perenang Australia Ini Berambisi Jadi Penakluk Laut Utara, Siap Berenang dari Inggris ke Belgia
Baca Juga: 2 Atlet Renang Belia Ini Disebut Punya Potensi Menggebrak di Masa Depan