- Nozomi Okuhara menceritakan kisah di balik Denmark Open 2020.
- Tunggal putri Jepang tersebut mengatakan sempat kesulitan dengan protokol Covid-19 yang diterapkan di Odense Park.
- Menurut Nozomi Okuhara, tekanan dalam pertandingan sangat berkurang selama Denmark Open 2020.
SKOR.id - Nozomi Okuhara menceritakan pengalaman uniknya selama mengikuti Denmark Open 2020 di Odense Park, Odense, Denmark, pada 13-18 Oktober.
Tunggal putri Jepang tersebut mengaku sempat kesulitan mengikuti protokol Covid-19 yang diterapkan panitia Denmark Open 2020.
Tidak hanya itu, Nozomi Okuhara juga merasakan banyak hal ganjil yang terjadi di sekelilingnya selama turnamen berlangsung baik di dalam maupun luar pertandingan.
"Pada hari pertama, selama pertandingan, kami dilarang bersalaman dengan lawan. Hal ini sudah diawali sejak All England 2020 (bulan Maret). Jadi, saya meniru petenis yang melakukan tos dengan raket," ujar Nozomi Okuhara dilansir dari Aiyuke.com.
"Perubahan paling besar adalah soal bola. Dulu, bola diberikan langsung oleh asisten wasit. Namun, kali ini setiap pemain mengambil sendiri di sebuah boks pinggir lapangan dan bisa membuang bola lama di sana."
Juara dunia 2017 tersebut menuturkan bahwa tidak sedikit pemain yang kebingungan dengan sistem terbaru itu, termasuk dirinya.
Kesulitan mengambil bola tersebut berpengaruh terhadap permainan di tengah pertandingan karena konsentrasi terpecah.
Selain gagap teknologi anyar, Nozomi Okuhara mengaku kagum dengan ketaatan para pemain dan penduduk area sekitar Odense Park, Denmark, yang menggunakan masker di manapun.
Para atlet dan penduduk lokal sangat waspada dengan penyebaran virus Covid-19.
Protokol kesehatan pun berlaku sangat ketat ketika akan memasuki area pertandingan, baik untuk atlet maupun penonton.
"Dari hotel ke area pertandingan, dan sebaliknya, kami menggunakan bus khusus. Sebelum memasuki arena kami harus cek suhu badan dan disterilkan dengan cairan alkohol," kata Okuhara.
"Para staf juga mengenakan masker dan sarung tangan khusus yang berbeda dari penduduk lokal. Ini memberikan kesan bahwa pencegahan pandemi di sini sangat bagus."
"Selain itu, ada ruangan khusus untuk wawancara jarak jauh usai pertandingan. Jadi, para reporter tidak berkumpul di satu titik. Ini meminimalisir jumlah orang."
Namun, di tengah protkol kesehatan yang sangat ketat Okuhara menyadari ada ruang kosong selama pertandingan Denmark Open 2020.
Ya, atmosfer kompetisi yang biasanya dirasakan ketika pemain memasuki arena pertandingan yang disaksikan ribuan penonton yang memadati tribun itu, tak ada di Denmark Open 2020.
"Tidak ada tekanan dalam pertandingan seperti yang dulu. Secara personal saya merasa lebih mudah dan tidak terbebani," ucap Okuhara.
"Namun, karena tidak ada bangku untuk para atlet, maka kami tidak bisa menganalisis sesama pemain. Kami tidak bisa memantau arah angin serta atmosfer di arena pertandingan. Ini rasanya bikin frustrasi."
"Jika Anda melihat tayangan ulang, bahkan sebagai seorang pemain, saya tidak merasakan adanya tensi pertandingan lewat suara atau layar."
Meskipun demikian, Okuhara berharap bahwa bulu tangkis bisa kembali seperti semula dan pandemi segera usai.
"Saya juga ingin segera bisa menonton lebih banyak pertandingan lagi. Saya berharap situasi bisa segera kembali normal," kata Okuhara.
Setelah Denmark Open 2020 berakhir pada 18 Oktober lalu, turnamen selanjutnya akan digelar pada 12-17 Januari tahun depan dengan tajuk Asia Open I di Thailand.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Panitia Olimpiade Tokyo Pamerkan Alat Pengamanan Covid-19 https://t.co/rOUEGuNgH3— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 22, 2020
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
BWF Batalkan Kejuaraan Dunia Junior 2020, Selandia Baru Legawa
Penantian 2 Tahun Nozomi Okuhara Berakhir di Denmark Open 2020