SKOR.id - Dalam satu akhir pekan, lagu kebangsaan Indonesia Raya dua kali berkumandang di Sirkuit Mugello, Italia. Pemandangan yang tak pernah terlihat sebelumnya.
Di pusat fenomena tersebut, ada Veda Ega Pratama, remaja 16 tahun asal Gunungkidul, Yogyakarta.
Veda secara brilian memenangi dua balapan beruntun di Sirkuit Mugello dalam lanjutan Red Bull Rookies Cup 2025, mengukir sejarah sebagai pembalap asal Indonesia pertama yang mampu melakukannya.
Sebelum Veda, pencapaian terbaik dicatat Mario Suryo Aji yang mampu finis kedua di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, pada edisi 2020.
Veda Ega Pratama meraih kemenangan perdananya pada Sabtu (21/6/2025), mengatasi perlawanan rider Spanyol, David Gonzalez, dan jagoan tuan rumah, Giulio Pugliese.
Start dari P2, dia sukses finis terdepan dengan keunggulan 0,071 detik dari Gonzalez dan 0,145 detik dari Pugliese.
Sehari berselang, Minggu (22/6/2025), Veda kembali dengan penampilan beda, tanpa kumis, tapi hasrat menangnya tetap membara.
Soal perubahan kecil ini, Veda sedikit bergurau. "Biar mengurangi aero," ujarnya sembari tertawa.
Berpengaruh atau tidak, yang jelas Veda berhasil membukukan lagi waktu tercepat pada balapan kedua. Kali ini lebih dramatis, cuma berselisih 0,011 detik dari rival asal Malaysia, Hakim Danish.
Veda sejatinya mampu memimpin pada lap pamungkas, tapi disalip Danish di tikungan terakhir. Untungnya, dia tetap pede dan akhirnya sukses mengambil alih kembali P1 dalam akhir yang ketat, bahkan harus ditentukan photo finish.
"Balapan yang sulit, Hakim memenikung di saat akhir, tapi saya yakin lebih cepat dari dia," ujar Veda.
"Kemenangan dobel, saya tidak percaya dan tidak menyangka. Sekarang saya tahu saya bisa melakukannya. Terima kasih kepada semua yang sudah mendukung," tambahnya.
Dua kali menang di Mugello membawa Veda Ega Pratama ke peringkat ketiga klasemen Red Bull Rookies Cup 2025 dengan 92 poin. Dia masih terpaut jauh dari Hakim Danish di puncak (148) dan Brian Uriarte di tangga kedua (116).
Namun, mengingat masih ada enam balapan tersisa, apapun masih bisa terjadi.
Darah balap mengalir deras
Lahir pada 23 November 2008 di Wonosari, bakat balapan Veda Ega Pratama sudah terlihat sejak kecil. Apalagi bapaknya, Sudarmono, merupakan mantan pembalap nasional.
Setiap kali sang ayah ikut lomba, Veda kecil kerap menemani. Dia pun cepat akrab dengan kendaraan roda dua.
Menginjak usia enam tahun, Veda mulai menjajal motocross, ikut di kelas 50cc dan 65cc. Dua tahun berselang, dia dialihkan ke balapan aspal, digembleng langsung sang ayah yang jawara Indoprix 2012 kelas 600cc.
Talentanya membuat Astra Honda Racing School mengambil Veda sebagai salah satu murid dan dia pun membalas dengan berbagai prestasi.
Paling mentereng tentu saat Veda juara Asia Talent Cup 2023, pembalap Indonesia pertama yang mampu melakukannya di ajang tersebut.
Setahun berselang, dia debut di Red Bull Rookies Cup 2024, dan finis di peringkat kedelapan klasemen keseluruhan. Prestasi terbaiknya kala itu adalah podium ketiga di Sirkuit Red Bull Ring, Austria.
Kini, Veda Ega Pratama kian matang. Podium ketiga di balapan pembuka di Sirkuit Jerez, Spanyol, ditambah dua kemenangan di Sirkuit Mugello, adalah bukti perkembangan pesatnya sebagai pembalap.
Tapi, ini baru awal. Bagaimanapun, mimpi besar pengagum Casey Stoner ini adalah menjadi pembalap MotoGP pertama asal Indonesia dan memenangi gelar juara dunia.
"Sangat penting bagi saya melihat orang senang dan bangga ketika saya menang dan membawa nama Indonesia ke level internasional," katanya.
Pelan-pelan mimpi itu mulai terwujud.