- Dalam olahraga basket, bisa bermain di NBA jadi salah satu tolok ukur keberhasilan.
- Namun, hal itu tak berlaku untuk Niko Galis.
- Nikos Galis merupakan legenda basket asal Yunani yang menurut kabarnya berhasil mencetak 50 poin dalam satu laga.
SKOR.id - Nama Nikos Galis mungkin tidak banyak dikenal, bahkan di kalangan penggemar bola basket sekalipun.
Pebasket asal Yunani tersebut memang tidak pernah bermain di ajang NBA, yang sering dianggap kompetisi paling prestisius.
Namun, keahlian Galis melesakkan bola ke ring diakui oleh salah satu pemain terbesar sepanjang sejarah NBA, Michael Jordan.
Semua berawal dari laga ekshibisi pada 20 Oktober 1983 antara timnas basket Yunani melawan Universitas Carolina Utara yang diperkuat sang legenda.
Kala itu, Galis, yang masih berusia 26 tahun, turun berlaga membela timnas Yunani, sedangkan Jordan, 20 tahun, beraksi untuk tim kampusnya.
Dalam laga di Alexandreio Court, Tesalonika, Yunani, tersebut Jordan tampil impresif dengan 34 poin. Sedangkan Galis jadi top scorer tuan rumah dengan 24 poin.
Namun, mitos menyebutkan bahwa jumlah poin yang dilesakkan Galis jauh lebih banyak dari itu.
Galis, yang lahir di Amerika Serikat, dikabarkan mencetak hampir 50 poin. Sayang, tidak ada catatan resmi soal itu mengingat kedua tim hanya melakoni laga persahabatan.
Penampilan luar biasa yang dipertontonkan Galis tak pelak membuat Jordan berdecak kagum.
"Dia adalah pemain yang komplet," ujar Jordan usai laga, dikutip dari Essentially Sports.
"Saya tidak mengira ada pencetak angka sehebat itu di Eropa, terlebih di negara ini," tuturnya.
Laga melawan Jordan tersebut lantas membuat banyak orang penasaran soal siapakah Galis sebenarnya.
Lahir dari keluarga imigran di New Jersey, AS, Galis sudah menjadi ujung tombak saat membela tim basket Seton Hall.
Di tim basket kampus tersebut, torehan poin per pertandingan Galis mencapai angka 27,5 pada tahun 1978-1979.
Namanya lantas masuk dalam radar tim NBA, Boston Celtics, pada NBA Draft 1979. Sayag, Galis lantas dicoret karena sang pemain mengalami cedera engkel.
Pelatih Celtics saat itu, Red Auerbach, mengatakan di kemudian hari bahwa keputusan mencoret Galis adalah keputusan terbesar sepanjang kariernya.
Peluang Celtics memboyong Galis akhirnya benar-benar tertutup setelah Galis memutuskan untuk bergabung dengan tim lokal Yunani.
Saat itu, peraturan FIBA memang melarang seorang pemain asing NBA untuk membela negara asalnya.
Di Yunani, Galis akhirnya meraih delapan gelar Liga Yunani dan lima kali dinobatkan sebagai MVP.
Puncak penampilan Galis terjadi saat dirinya membantu Yunani memenangi Kejuaraan Eurobasket 1987, yang memantik euforia luar biasa pada bola basket di Yunani.
Pencapaiannya tersebut membuat FIBA memasukkan namanya ke dalam daftar 50 pemain terhebat sepanjang masa pada 1991.
17 tahun sesudahnya, nama Galis juga termasuk dalam daftar 50 pemain EuroLeague terbaik sepanjang sejarah.
Prestasinya yang luar biasa di Eropa bahkan dianugerahi Naismith Memorial Basketball Hall of Fame pada 2017 kendati Galis tak sekalipun bertanding di NBA.
Berita basket lainnya:
LIMA Jadi ajang Pebasket Muda IBL Mendapatkan Menit Bermain Lebih Banyak
Pebasket Indonesia Ini Ikuti Jejak Derrick Michael Main di NCAA Divisi I
Jelang Liga Basket Putri ASEAN, Timnas Indonesia Diingatkan Soal Kerjasama Permainan