SKOR.id - Perjalanan karier legenda pesepak bola Indonesia asal Papua, Boaz Solossa bisa menjadi kisah inspiratif bagi peserta Liga TopSkor.
Bisa dikatakan Boaz Salossa menjadi salah satu pemain terbaik di Indonesia dalam dua dekade terakhir.
Tapi siapa sangka dalam perjalanannya pemain kelahiran Sorong, 16 Maret 1986 itu sangat sulit menggapai kesuksesan di dunia sepak bola.
Bahkan dahulu seorang Boaz Solossa berfikir berkarier di dunia sepak bola adalah sebagai mimpi belaka.
Dikutip dari podcast kanal Youtube Sport77 Official, Boaz Solossa mengaku keinginannya menjadi pesepak bola profesional sempat tak direstui keluarga.
Ia menyebut salah satu yang menjadi tameng untuk terjun di dunia si kulit bundar adalah sang paman yang punya karakter keras.
Diketahui paman Boaz Solossa bernama Jaccobus Perviddya Solossa, sosok yang sempat menjabat sebagai gubernur Papua periode 2000-2005.
"Ayah saya meninggal tahun 2000, kebetulan paman saya Gubernur makanya setelah ayah saya meninggal, saya diurus dengan beliau. Suatu saat paman saya bilang saya harus ke Jayapura dan harus sekolah," ujar Boaz.
"Paman saya bilang hal itu karena Kakak Ortiz (Ortizan Solossa) sudah duluan ke sepak bola, jadi paman bilang saya harus sekolah," ungkapnya.
PON 2004
Karier Boaz Solossa untuk terjun ke sepak bola di mulai dari Jayapura. Saat itu, lelaki yang kini berusia 37 tahun menjalani pendidikan SMA disana.
Boaz kemudian mendapatkan informasi mengenai seleksi tim Papua yang akan mengikuti PON 2004 yang berlangsung di Palembang. Ia secara diam-diam mengikuti seleksi tim yang ditukangi Rully Nere.
"Saya dapat informasi soal seleksi PON, saya memberanikan ikut tapi tanpa sepengetahuan paman saya," kata Boaz.
"Saya tunggu paman saya ke kantor dulu, saya pergi diam-diam naik taksi, selama perjalanan awal itu saya tidak beri tahu ke keluarga, hanya beberapa yang tahu," ucapnya.
Sampai akhirnya sang paman mengetahui bahwa Boaz berada di tim sepak bola Papua yang sedang seleksi PON.
Namun, dalam hal ini sosok Rully Nere yang menjadi pelatih kala itu berhasil meyakinkan Jaccobus Solossa bahwa Boaz mempunyai talenta yang sangat baik di sepak bola.
Rully pun mengajak Jaccobus Solossa untuk menonton salah satu laga uji coba tim PON Papua untuk melihat kualitas Boaz di lapangan.
"Itu pertandingan belum ada satu menit, saya sudah bisa cetak gol," ujar Boaz.
Setelah laga uji coba itu, restu dari sang paman pun didapatkan Boaz yang membuat kariernya pun terbuka lebar di dunia sepak bola.
"Saat itu paman saya bilang, kalau saya sehebat apapun menjadi pesepak bola harus pendidikan yang diutamakan," Boaz menambahkan.
Tim Papua yang berlaga di PON 2004 pun mampu meraih medali emas bersama tim Jawa Timur.
Karier dan Pendidikan Seimbang
Penampilan gemilang Boaz di PON 2004 menghasilkan panggilan ke timnas Indonesia asuhan Peter White untuk mengisi skuad Garuda di Piala AFF 2004.
Boaz yang saat itu berusia 18 tahun dan belum berstatus pemain profesional memberikan penampilan gemilang dengan menyumbang empat gol, sekaligus membawa Timnas Indonesia ke final, meski akhirnya dikalahkan oleh Singapura.
Setahun kemudian, Boaz semakin berkembang bersama Persipura Jayapura dengan meraih juara Liga Indonesia pada musim 2005.
Kemudian Boaz kembali mengantarkan Persipura juara di musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2013 di Liga Indonesia yang saat itu bernama Indonesia Super League (ISL).
Dalam hal penghargaan individual, Boaz juga sempat menjadi pencetak gol terbanyak ISL, yakni pada musim 2008-2009 dengan 28 gol, ISL 2010-2011 sebanyak 22 gol, dan ISL 2012-2013 mencetak 25 gol.
Selain itu, ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik di tahun 2009, 2011 dan 2013.
Bahkan pada tahun 2017 lalu, nama Boaz Solossa masuk dalam daftar 50 Pesepak Bola terbaik Asia versi FourFourTwo.
Saat ini, Boaz masih berkarier di sepak bola Indonesia bersama PSS Sleman. Ia bergabung dengan Super Elang Jawa pada 30 Mei 2022 setelah sebelumnya bersama Borneo FC.
Menariknya selama berkarier di sepak bola, Boaz tak lupa dengan janjinya kepada sang paman.
Hal itu dibuktikan ketika pada akhir tahun 2022 lalu, ia meraih gelar magister saat kompetisi Liga 1 sedang jeda paruh musim.
Boaz memiliki gelar M.Si (Magister Sains) di Universitas Cenderawasih, Jayapura.
Diketahui Boaz Solossa sudah menjalani pendidikan S2 di Universitas Cenderawasih, Jayapura, sejak pertengahan 2020.
Sebagai informasi, sebelumnya Boaz juga telah memiliki gelar S.IP (Sarjana Ilmu Pemerintahan).