- Kevin Reza mengeluhkan minimnya solidaritas dari dunia balap sepeda soal isu rasisme.
- Pembalap sepeda asal Prancis tersebut pernah mengalami diskriminasi saat bertanding.
- Kevin Reza merupakan satu-satunya pesepeda kulit hitam yang tampil pada Tour de France 2020.
SKOR.id – Menjadi minoritas adalah salah satu hal paling sulit. Dan itu dialami Kevin Reza. Ia adalah satu-satunya pembalap sepeda kulit hitam dalam Tour de France 2020.
Beban Kevin Reza kian berat karena dirinya harus berjuang sendiri memerangi rasisme lewat gerakan Black Lives Matter yang telah menjadi kampanye global melawan diskriminasi.
Pesepeda asal Prancis tersebut mengeluhkan minimnya dukungan dari cabang olahraga yang digelutinya, termasuk dalam Tour de France yang baru selesai Minggu (20/9/2020) lalu.
“Saya telah menjadi (atlet) profesional selama 10 tahun dan belum pernah melihat banyak solidaritas dalam balap sepeda,” ujar Kevin Reza seperti dilansir Cycling News.
“Ini bukan kritik, tapi hanya observasi berdasarkan pengalaman terkait rasisme. Saya tidak memiliki beban seberat Lewis Hamilton di Formula 1 atau LeBron James pada NBA.”
Reza, yang tergabung dalam tim B&B Hotels-Vital Concept, pernah terlibat insiden dengan pesepeda Italia Gianni Moscon, dari tim Sky (kini Ineos Grenadiers), pada April 2017.
Ketika itu, pada ajang Tour de Romandie, Moscon melecehkan Kevin Reza. Ia pun diskors timnya selama enam pekan dan mendapatkan kursus toleransi dan keberagaman.
Yang membuat Reza kecewa, Persatuan Balap Sepeda Internasional (UCI) tak mendisiplinkan Gianni Moscon. Sang pelaku bahkan menampik tuduhan melakukan tindak rasisme.
Hasil NBA Play-off: Buzzer Beater Anthony Davis Antar LA Lakers Tekuk Denver Nuggetshttps://t.co/HjlZplQQyY— SKOR Indonesia (@skorindonesia) September 21, 2020
“Saya tidak membunuh siapa pun dan tuduhan-tuduhan kepada saya tidak sepenuhnya berdasar,” ujar Moscon menanggapi soal dirinya melecehkan Kevin Reza.
Itu bukan yang pertama. Sebelumnya, Reza pernah menjadi korban rasisme pesepeda Swiss Michael Albasini yang melontarkan bahasa melecehkan pada Tour de France 2014.
Namun Albasini membantah tuduhan bahwa dirinya melakukan tindak rasisme dan mengatakan jika itu merupakan sebuah kesalahpahaman antara dirinya dengan Kevin Reza.
“Insiden pertama, ASO berinisiatif, bertanya apa yang ingin saya lakukan terkait Albasini. Saat itu saya masih sangat muda dan memilih fokus ke Tour de France perdana saya,” kenang Reza.
“Namun kejadian kedua, dengan Moscon, saya tidak dapat pernyataan atau pesan dari panitia (ASO) dan organisasi (UCI). Tak ada dukungan sama sekali. Tidak ada publikasi. Sangat rumit.”
Pesepeda 32 tahun tersebut berharap para koleganya, yang mayoritas berkulit putih, mau lebih terbuka, berani, dan vokal dalam melihat isu-isu krusial yang terjadi di dunia, termasuk rasisme.
“Karena di antara teman dekat dan rekan setim saya, kami tidak banyak bicara soal itu. Ini menyedihkan sebab isu diskriminasi telah menjadi sorotan dalam beberapa bulan terakhir,” ucapnya.
“Saya adalah satu-satunya pembalap kulit hitam di dalam tim dan merasa bisa jadi orang tepat untuk mereka bertanya atau bicara topik tersebut,” sambung Reza.
Kini Kevin Reza tahu bagaimana cara agar komunitas balap sepeda lebih memerhatikan isu rasisme, yaitu dengan mengungkapkan ke publik pengalamannya pada 2014 dan 2017 lalu.
“Sebelumnya, saya membiarkan diskriminasi yang saya terima. Kini saya harus memberikan reaksi. Dengan begitu mungkin lebih banyak orang akan melihatnya sebagai isu serius.”
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Balap Sepeda Lainnya:
Juara Tour de France 2020, Tadej Pogacar Buat Sejumlah Rekor
Hadiah Uang Tour de France Tidak Sebesar Gengsinya