- Agung Firman Sampurna memberi klarifikasi tentang polemik bonus Thomas Cup 2020 yang sempat menghangat.
- Ketua Umum PBSI tersebut memastikan bahwa pengelolaan anggaran federasi berjalan transparan.
- Agung Firman Sampurna juga memastikan bahwa semua atlet telah memahami situasi yang sebenarnya.
SKOR.id - Agung Firman Sampurna selaku Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) memberi klarifikasi perihal polemik bonus Thomas Cup 2020 dari Pemerintah sejak akhir tahun lalu.
Bonus yang dimaksud adalah nominal Rp10 miliar dari Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang simbolis disebut "Bonus Thomas Cup 2020 (PB PBSI)" pada Senin (27/12/2021).
Tak lama berselang, PBSI mengumumkan jika bonus dari Kemenpora tidak sepenuhnya diberikan kepada para atlet. Sebagian digunakan untuk membantu pembinaan dan pengembangan.
Agung pun memberikan klarifikasi atas polemik tersebut dalam video terbaru PBSI yang dirilis di kanal Youtube pada Rabu (12/1/2022).
"Saya perlu meluruskan ya. Selain Ketua Umum Pengurus Pusat PBSI, saya ini juga masih Ketua Badan Pemeriksa Keuangan," ucap Agung.
"Saya tahu betul peruntukan atau alokasi anggaran dari negara. Nah, negara tidak menganggarkan secara khusus (bonus Thomas Cup)."
"Walaupun dibuatkan (nama papan) bonus tetapi tidak ada akunnya di bagian anggaran. Tidak ada dana untuk penghargaan Piala Thomas. Itu enggak ada."
"Yang ada anggaran pembinaan dan pengembangan olahraga. Kalau dana pembinaan dan pengembangan, maka tidak hanya untuk satu kegiatan tertentu," imbuhnya.
Agung menambahkan bahwa dirinya sepakat dengan pernyataan Kemenpora yang sejak awal menyebut tidak ada anggaran bonus untuk pemenang Piala Thomas.
Pasalnya, penganggaran dana untuk federasi melalui proses panjang. "Mereka (Kemenpora) akan menulis dulu daftar penghargaan yang tolok ukurnya Olimpiade."
"Mulai dari tahun tertentu, tahun 2000-an, dan itu tidak hanya dari PBSI tapi banyak," Agung menjelaskan.
"Dari situ, mereka yang berhasil meraih medali di Olimpiade diberi penghargaan Satya Lencana Olahraga sedemikian rupa dan yang terbanyak akan jadi point rating untuk mengukur berapa besar anggaran untuk pembinaan dan pengembangan olahraga."
"Dalam hal ini, PBSI adalah yang paling banyak. Oleh karena itu, (PBSI) menerima yang paling banyak (dana pembinaan dan pengembangan)," katanya.
Kondisi itu pula yang menjadi dasar keputusan PBSI untuk membagi rata bonus Rp10 miliar dari Kemenpora kepada atlet, pelatih, ofisial, dan juga pembinaan pelatnas.
"Ini penting karena nanti saat evaluasi orang akan lihat pembinaan dan pengembangan tahapnya bagaimana," kata Agung menegaskan.
"Kami cukup transparan. Nanti akan ada laporannya untuk diaudit dan tidak ada satu pun pengurus ini yang ikut menikmati hadiah tersebut."
Firman memastikan pihaknya telah bertemu dengan atlet untuk membahas lebih lanjut mengenai prosedur dana dari Kemenpora terkait Piala Thomas.
"Sejauh ini, kami sudah bertemu dengan atlet dan mereka ketawa-ketawa. Sselama ini berbagai macam cerita ngawur (muncul) dan saya tahu asalnya dari mana."
"Sebagai contoh, Jonathan Christie mau liburan Natal (dan berkata) 'see you soon' dibilang keluar dari pelatnas," ia menambahkan.
Berpotensi Dibajak Tottenham Hotspur, Arsenal Naikkan Tawaran untuk Dusan Vlahovic
Klik link untuk baca https://t.co/LcIslYxJxJ— SKOR.id (@skorindonesia) January 12, 2022
Berita Thomas Cup 2020 Lainnya:
Polemik Bonus Thomas Cup 2020 Berlanjut, Ternyata Tidak Hanya untuk Tim Putra Indonesia
Indonesia Juara Thomas Cup 2020, PBSI Diguyur Bonus Rp10 Miliar dari Pemerintah