- Prof. Moch. Asmawi mengungkapkan alasan Tim Review PPON Kemenpora tidak memilih atlet senam ritmik, Sutjiati Narendra, untuk berangkat ke SEA Games 2021.
- Sutjiati Narendra disebut juga tidak mendapatkan rekomendasi dari PP Persani untuk berangkat ke SEA Games tahun ini.
- Prof. Moch Asmawi juga menekankan kembali sikap pemerintah untuk cabor maupun atlet yang ingin berangkat mandiri ke SEA Games 2021.
SKOR.id - Ketua Tim Review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Prof. Dr. Moch. Asmawi, mengungkapkan alasan pihaknya tidak memilih atlet senam ritmik, Sutjiati Narendra, untuk berangkat ke SEA Games 2021 yang akan digelar di Vietnam, 12-23 Mei 2022.
Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari standar pemilihan yang sudah ditetapkan oleh pihaknya dalam mereview cabang olahraga mana saja yang bisa diberangkatkan.
Seperti diketahui, pada SEA Games 2021 Kemenpora melakukan efisiensi sebesar 43.4% berupa penurunan jumlah cabang olahraga dan atlet yang diberangkatkan dibandingkan SEA Games 2019 Filipina.
Jika di Filipina yang diberangkatkan mencapai 841 atlet dari 52 cabor, pada SEA Games tahun ini hanya 471 atlet dari 31 cabor yang diikuti.
“Ramai di media tentang senam. Kami punya ukuran, punya patokan bahwa atlet yang disebutkan itu tidak mendapatkan rekomendasi dari PB-nya (PP Persani),” ucap Prof. Asmawi, kepada wartawan di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (22/4/2022).
“Kedua, rankingnya jauh untuk ASEAN. Kalah dari Thailand, Malaysia, Filipina. Jadi kami tidak berani memberangkatkan karena di SEA Games diharapkan bisa membawa medali, baik perak maupun perunggu, khususnya medali emas,” ia menjelaskan.
Pertimbangan lainnya dari tim review adalah, nomor senam ritmik yang dipertandingkan pada SEA Games kali ini berkurang, yakni hanya ada satu emas yang diperebutkan dari kategori serba bisa. Jumlah itu berkurang dibandingkan SEA Games 2019 yang mempertandingkan lima nomor.
Selain nama Sutjiati tidak diajukan PP Persani, Tim Review SEA Games 2021 juga melihat pencapaian terakhir atlet kelahiran New York, Amerika Serikat, itu di event internasional.
“Hasilnya jauh sekali rankingnya, apalagi jika merujuk hasil di Rusia lalu, hanya mampu berada di posisi ke-47. Sehingga belum bisa bersaing dengan atlet Asia Tenggara lainnya,” kata Prof. Moch Asmawi.
“Kalau catatannya terlalu jauh, walaupun juara PON, bagaimana mau bersaing? Karena itu, hasil PON itu bukan menjadi parameter dan belum tentu hebat di PON kemudian bisa bersaing di level Asia Tenggara,” Prof. Asmawi menegaskan.
Sementara itu, terkait dengan niat cabor atau atlet yang tidak mendapatkan rekomendasi ingin berangkat secara mandiri ke SEA Games nanti, Prof. Asmawi menekankan sikap Pemerintah Indonesia.
“Sudah ditekankan oleh pemerintah bahwa atlet yang dibiayai induk cabang olahraga maupun mandiri itu tidak diperkenankan, karena ini memang tanggung jawab pemerintah,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga berharap atlet-atlet yang belum lolos untuk diberangkatkan ke SEA Games tahun ini tidak patah semangat.
“Silakan yang masih muda ini nanti dibina di induk cabang olahraga masing-masing karena induk cabang olahraga itu mempunyai kewajiban membina. Silakan dibina, ikut kejuaraan single event yang mempunyai ranking yang baik,” ia menegaskan.
Baca Juga Berita SEA Games 2021 Lainnya:
Atlet Muda Jadi Prioritas untuk Bertanding di SEA Games 2021
Pemanasan ke SEA Games 2021: Timnas U-23 Vietnam Kalahkan Korea Selatan