- Ada sebagian orang yang tidak dapat membuat insulin sehingga menyebabkan penumpukan glukosa dalam darahnya.
- Kondisi seperti itu dapat menyebabkan berbagai masalah dan diabetes menjadi penyakit yang paling umum terjadi.
- Maka itu, untuk mencegah atau menunda timbulnya diabetes, harus dilakukan tindakan terhadap faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit itu.
SKOR.id - Glukosa adalah sumber energi utama yang kita peroleh melalui makanan. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas yang memindahkan glukosa dari makanan ke dalam sel kita sehingga dapat digunakan untuk energi.
Namun, terkadang tubuh seseorang tidak membuat dapat insulin, tidak membuatnya cukup, ataupun tidak menggunakannya dengan benar, sehingga glukosa tetap berada di dalam darah dan tidak sampai ke sel.
Seiring waktu, kelebihan glukosa dalam darah tersebut bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dengan diabetes menjadi penyakit yang paling umum.
Secara umum, diabetes adalah penyakit yang berkembang ketika kadar glukosa atau gula dalam darah terlalu tinggi.
Seperti yang dijelaskan oleh Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal Amerika Serikat (NIDDK), diabetes tidak ada obatnya. Namun, penderita diabetes dapat mengambil langkah-langkah untuk mengelola penyakitnya dan tetap sehat.
Faktanya, menjaga kadar glukosa darah tetap tinggi dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, masalah mata, penyakit gigi, kerusakan saraf, dan masalah pada kaki.
Oleh karena itu, dalam rangka Hari Diabetes Sedunia yang diperingati tanggal 14 November, NIDDK mengingatkan semua orang bahwa untuk mencegah atau menunda timbulnya diabetes, harus dilakukan tindakan terhadap faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit tersebut.
Apa saja faktor risiko diabetes?
Kemungkinan terkena diabetes, dan yang paling utama diabetes tipe 2, bergantung pada berbagai faktor risiko, termasuk gen dan gaya hidup.
Misalnya, seseorang lebih mungkin terkena diabetes tipe 2 jika kelebihan berat badan atau obesitas, berusia di atas 45 tahun, atau memiliki riwayat keluarga diabetes.
Diabetes juga lebih sering terjadi pada orang-orang yang memiliki tekanan darah tinggi, HDL (kolesterol baik) rendah, kadar trigliserida tinggi, riwayat diabetes gestasional, ataupun memiliki penyakit terkait jantung.
Selain itu, orang yang tidak aktif secara fisik, yang menderita depresi, atau yang memiliki sindrom ovarium polikistik, berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Dalam hal ini, para ahli menunjukkan bahwa meskipun faktor risiko tertentu seperti riwayat keluarga ataupun usia tidak dapat diubah, semua yang berkaitan dengan pola makan, aktivitas fisik, atau berat badan dapat diubah.
Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah diabetes?
Ada berbagai cara untuk mencegah atau menunda timbulnya diabetes, terutama diabetes tipe 2.
Untuk melakukan ini, penting untuk berbicara dengan dokter untuk mencoba menghentikan kondisi yang dapat meningkatkan risiko diabetes, seperti kolesterol atau tekanan darah tinggi.
Demikian juga, orang dapat menerapkan perubahan yang berbeda dalam gaya hidup mereka untuk menjadi lebih sehat dan menghindari timbulnya diabetes.
Salah satu cara untuk memerangi penyakit ini adalah dengan menurunkan berat badan dan mencoba untuk tidak menambahnya kembali, mempertahankan berat badan normal yang sehat untuk masing-masing orang.
Selain itu, penting untuk bergerak (beraktivitas), sehingga latihan fisik menjadi kunci untuk mengatasi diabetes.
Terakhir, kita harus berusaha menghindari penyakit melalui makanan, karena menjaga apa yang kita makan sangatlah penting. Dengan cara ini, kita harus makan dengan porsi lebih kecil untuk mengurangi jumlah kalori yang kita konsumsi serta memilih makanan yang sehat dan bebas lemak.***
Berita Entertainment Bugar Lainnya:
Nick Jonas Ungkap 4 Tanda Awal yang Memicu Didiagnosis Diabetes Tipe 1
Hari Diabetes Sedunia 2022: 5 Tips untuk Bebas Diabetes dan Mencapai Remisi
Hari Diabetes Sedunia 2022: Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Makan Malam bagi Penderita Diabetes