SKOR.id – Kemenpora menegaskan bahwa bahwa paraatlet penyandang disabilitas memiliki hak dan kesempatan untuk mengukir prestasi.
Ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah, lewat Kemenpora, dalam mewujudkan kesetaraan di bidang olahraga.
Asdep Olahraga Andalan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Budi Ariyanto, pun menyatakan sudah tak ada lagi diskriminasi terhadap atlet difabel.
“Untuk sekarang ini, sudah tak ada lagi masalah diskriminasi pada olahraga penyandang disabilitas. Jadi semua penyandang disabilitas bisa berpartisipasi dan berolahraga,” Budi Ariyanto menuturkan
Pernyataan ini bisa terlihat pada penghargaan dari Pemerintah berupa bonus untuk paraatlet berprestasi yang nilainya sudah disetarakan dengan atlet non-disabilitas.
Contoh terdekat bisa dilihat dari paraatlet Indonesia peraih medali emas Paralimpiade 2024 yang mendapat bonus uang tunai Rp6 miliar, sama seperti peraih medali emas Olimpiade 2024.
“Itu salah satu bentuk bahwa Pemerintah juga fokus dan komitmen terhadap pembinaan olahraga disabilitas, termasuk tentang kesetaraan dalam berolahraga,” Budi melanjutkan.
Selain itu, paraatlet berprestasi juga berpeluang diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN). Pada tahun ini, ada sekitar 350 orang yang akan diangkat menjadi ASN, termasuk atlet-atlet difabel.
Lebih lanjut, Budi menyebut Pemerintah sangat berkomitmen mendukung pembinaan olahraga disabilitas yang selama ini ada di bawah Komite Paralimpiade Indonesia (NPCI).
Untuk cabang olahraga yang berpotensi mengikuti Paralimpiade misalnya, dilakukan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) tidak terputus sepanjang tahun.
“Alhamdulillah hasilnya sudah terlihat seperti pada Paralimpiade Paris kemarin yang memang itu kebanyakan cabang-cabang yang kami Pelatnas-kan secara tidak terputus,” ujar Budi.
Akan tetapi, dukungan dari Pemerintah ini memang belum dirasakan secara maksimal terutama dalam hal pendanaan.
Hal ini dikarenakan terkendala faktor pendanaan yang masih terbatas. Namun, itu bukan menjadi halangan untuk melakukan pembinaan sebagaimana yang diinginkan NPCI.
“Pembinaan olahraga menuju berprestasi untuk paraatlet kita tidak bisa instan dan itu jangka panjang. Kami dari Pemerintah harus menentukan skala prioritas dengan dana yang terbatas ini,” Budi menjelaskan.
Budi pun mengatakan bahwa pembinaan atlet disabilitas menjadi salah satu prioritas dari Kemenpora. Ini menjadi tujuan semua para atlet dalam menuju panggung besar paling bergengsi, yakni Paralimpiade.
Menurutnya, pembinaan ini harus diutamakan. Karena memang tujuan semua atlet penyandang disabilitas adalah bertanding di Paralimpiade.
Hal ini jadi fokus Pemerintah yang berkomitmen membuat regulasi, kebijakan, pendanaan untuk Pelatnas jangka panjang, serta pengiriman paraatlet ke ajang multievent Asia Tenggara, Asia, maupun dunia.
Sedangkan dalam bidang infrastruktur, Pemerintah sedang membangunkan pusat pelatihan atau training center (TC) di Karanganyar yang diperkirakan selesai tahun ini.
Pembangunan ini tak luput merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah memajukan olahraga untuk penyandang disabilitas.