- Kepala Operasi Liga TJ Sports, Brett Sun, mengatakan bahwa kasus pengaturan skor melibatkan banyak pihak seperti pemain, pelatih, dan staf.
- Melalui konferensi pers secara daring yang digelar pada 23 April, Brett Sun sampaikan beberapa poin penting terkait hal tersebut.
- Brett Sun menyampaikan bahwa timnya akan lebih memperketat pengawasan untuk meminimalisir kecurangan dalam kompetisi.
SKOR.id - Dalam dua bulan terakhir, kancah esports League of Legends China (LPL) tengah menjadi topik hangat di industri esports global.
Di satu sisi, ada kabar soal kesepakatan hak siar selama lima tahun senilai 310 juta dolar AS untuk kompetisi LoL profesional di Cina yang mengejutkan banyak pihak.
Namun, di sisi lain, kancah profesional mereka juga dilanda berbagai skandal pengaturan skor, yang membuat banyak orang mempertanyakan nilai kesepakatan hak media tersebut.
Sebelum tim League of Legends Pro League (LPL) Cina, Royal Never Give-Up (RNG), berkompetisi untuk Mid-Season Invitational (MSI) di Islandia, operator esports League of Legends China, TJ Sports, merilis temuan dan hukuman dari penyelidikannya terhadap kasus tersebut.
Untuk tuduhan kasus pengaturan skor di liga kasta kedua, League of Legends Development League (LDL), mereka menyatakan ada tiga pemain dan 36 staf terkait yang dinyatakan bersalah melanggar aturan anti pengaturan skor.
Akan tetapi, hukuman yang berasal dari penyelidikan tersebut dikritik oleh banyak pihak karena dianggap terlalu ringan bagi pemain profesional yang dinyatakan bersalah soal kasus pengaturan skor.
Jika menilik dari kasus yang sama, ada kasus seperti Newbee di Dota 2 yang mendapat hukuman larangan berlaga seumur hidup, dan juga hukuman penjara pada satu pemain di ajang StarCraft Korea Selatan yang dihukum penjara 18 bulan.
Pada tanggal 23 April, TJ Sports mengadakan konferensi pers daring dan menunjuk Brett Sun, kepala operasi dan pengembangan liga LPL, untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana mereka menangani masalah pengaturan skor ini.
Brett Sun mengatakan bahwa hukuman ringan akan diberikan kepada pemain atau staf yang mau berkoordinasi dengan pihak mereka untuk mengungkap skandal ini, jika mereka tak mau bekerja sama maka hukuman yang diterima akan berat.
Hal ini dilakukan karena banyak pemain yang masih berusia muda dan mudah sekali ditekan atau dibujuk oleh pihak manajemen melakukan hal tersebut, artinya bukan keinginan pribadi mereka.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Tim Esports Jerman Resmi Bermitra dengan Perusahaan Perangkat Audio EPOS https://t.co/AcpJN8KHA2— SKOR.id (@skorindonesia) May 13, 2021
Berita League of Legends Lainnya:
Hasil Investigasi Riot Games Atas Kasus Pengaturan Skor di LPL Cina
Huya Pegang Hak Siar LPL dan LDL Selama 5 tahun Senilai Rp 4 Triliun