- BWF siap menggelar tiga turnamen bulu tangkis sepanjang Januari 2021 di Impact Arena, Bangkok, Thailand.
- Kekhawatiran muncul karena angka kasus positif Covid-19 di Negeri Gajah Putih tengah melejit dalam beberapa hari terakhir.
- Sistem bubble dan protokol kesehatan yang ketat selama pertandingan bakal menjadi kesuksesan Tur Asia BWF yang digelar di Thailand.
SKOR.id - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) berencana untuk kembali menggulirkan kompetisi internasional yang akan dimulai pada pertengahan Januari 2021.
Tiga turnamen bulu tangkis dengan level elite sudah direncanakan untuk bergulir di Impact Arena, Bangkok, Thailand sepanjang bulan pertama 2021.
Sejumlah pemain dari berbagai belahan dunia pun tengah melakukan perjalanan menuju ke venue turnamen. Bahkan, beberapa di antaranya sudah tiba di Negeri Gajah Putih.
Akan tetapi, situasi pandemi virus corona (Covid-19) tampaknya masih menjadi ancaman tersendiri dalam penyelenggaraan kejuaraan tersebut.
Dua kekuatan bulu tangkis dunia pada saat ini, Cina dan Jepang, bahkan telah dipastikan tak akan mengirimkan kontingen ke Tur Asia karena efek pandemi.
Indonesia pun bakal kehilangan salah satu andalannya pada nomor ganda putra setelah Kevin Sanjaya Sukamuljo tak ikut terbang ke Thailand karena positif terinfeksi Covid-19.
Keadaan makin pelik karena angka penularan Covid-19 di Negeri Gajah Putih belakangan tengah melejit tinggi.
Dilansir Skor.id dari Bangkok Post, ada 745 kasus baru Covid-19 di Thailand pada Senin (4/1/2021). Ini penambahan tertinggi sejak kasus pertama tercatat pada Januari 2020.
Juru bicara Pusat Administrasi Situasi Covid-19 di Thailand (CCSA), Dr. Taweesin Visanuyothin, menyebut jika angka itu masih sangat mungkin untuk terus bertambah.
Hal tersebut bisa terjadi karena efek dari perjalanan antar-provinsi yang dilakukan orang-orang selama periode liburan tahun baru.
#Thailand added 745 new #coronavirus cases, 709 of them local transmissions, bringing the total to 8,439. One more death case was reported. #BangkokPost #COVID19 pic.twitter.com/HVBFQFzWMt— Bangkok Post (@BangkokPostNews) January 4, 2021
Sementara itu, muncul kabar jika Pemerintah Thailand akan menerapkan pembatasan jam malam dan lockdown nasional pada 4 Januari hingga 1 Februari 2021.
Namun, hal tersebut urung dilaksanakan dengan pertimbangan potensi kerusakan ekonomi nasional. Hal itu dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-o-cha.
"Kami tak ingin melakukan lockdown di seluruh negeri karena kami tahu apa masalah sebenarnya. Jadi, bisakah kalian semua mengunci diri?" katanya pada Minggu (3/1/2021).
"Ini tergantung pada semua orang. Jika kita tak ingin terinfeksi, maka tetap tinggal di rumah selama 14 sampai 15 hari."
"Jika Anda berpikir demikian, maka semuanya bakal tetap aman dan lebih mudah untuk (pemerintah) melakukan screening," ia memungkasi.
Dengan tak diterapkannya status lockdown secara nasional, maka para pendatang masih bisa memasuki area Thailand termasuk peserta turnamen bulu tangkis BWF.
Namun, para kontestan harus tetap waspada dan menjaga diri sebaik mungkin mengingat Bangkok termasuk wilayah yang punya angka penularan Covid-19 tinggi di Thailand.
Seluruh pemain yang telah tiba di Thailand pun tak bisa langsung beraktivitas normal karena harus lebih dulu menjalani isolasi mandiri dan serangkaian tes usap.
View this post on Instagram
Pihak Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT) juga telah menyiapkan sistem gelembung (bubble) untuk meminimalisasi risiko penularan selama kompetisi berlangsung.
Dalam sistem bubble, akses pemain dan ofisial selama di Thailand bakal dibatasi dan diawasi dengan ketat.
Mereka akan ditempatkan dalam hotel tersendiri dan disediakan transportasi khusus untuk pergi-pulang ke venue pertandingan yang tak bercampur dengan masyarakat umum.
Protokol kesehatan yang ketat juga bakal diterapkan di venue pertandingan dan penonton dipastikan tak akan hadir selama kompetisi berlangsung.
BWF pun masih akan menerapkan beberapa aturan khusus untuk meminimalisasi risiko penularan Covid-19 seperti yang dilakukan pada Denmark Open 2020, Oktober tahun lalu.
Saat itu, pemain dan ofisial pertandingan dilarang saling berjabat tangan demi mengurangi kontak langsung.
Shuttlecock dispenser juga disiapkan sehingga pemain tak perlu mendekati ke service judge setiap saat ingin mengganti kok.
Dengan begitu, sistem bubble dan protokol pertandingan ketat menjadi kunci kesuksesan turnamen bulu tangkis di Thailand yang bergulir masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Positif Covid-19, Kevin Sanjaya Batal Ikut Tur Asia di Thailand
Jepang Batal Ikut Tur Asia 2021 Usai Kento Momota Positif Covid-19, Ini Reaksi Nozomi Okuhara