- Di kontingen Jawa Barat (Jabar), menembak merupakan satu dari sekian cabor yang ditangani pelatih-pelatih asal Korea.
- Untuk PON 2021 Papua, tim menembak Jabar mengandalkan 19 atlet, 8 putra dan 11 putri.
- Olahraga menembak tidak sama dengan olahraga lain yang mengandalkan fisik atau tenaga.
SKOR.id – Tim menembak Jawa Barat (Jabar) yang dipersiapkan menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2021 Papua, batal melaksanakan sentralisasinya di Korea Selatan (Korsel).
Sejatinya, cabang olahraga (cabor) yang berada di bawah naungan Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (Perbakin), Juli ini seharusnya sudah bertolak menuju Negeri Ginseng itu.
I Ketut Wahyu Adhiarma, Komisi Bidang Kepelatihan Perbakin Jawa Barat, menjelaskan, bulan Juli ini tim menembak Jabar seharusnya berangkat ke Korea. Tetapi karena kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya program tersebut diurungkan.
"Bukan saja di Indonesia, kondisi yang sama, pandemi Covid-19, masih rawan di Korea. Dengan pertimbangan itulah kami tetap melaksanakan sentralisasi di Bandung,” kata I Ketut Wahyu Adhiarma dalam Obrolan Santai Olahraga SIWO PWI Jabar, belum lama ini.
Di kontingen Jabar, menembak merupakan satu dari sekian cabor yang ditangani pelatih-pelatih asal Korea. Karena itu, cabor ini dikhususkan masuk ke dalam program sentralisasi di Korea di bawah pelatih Jung Ki Won.
Tim menembak Jabar mengandalkan 19 atlet, 8 putra dan 11 putri, yang disiapkan turun di pesta olahraga nasional empat tahunan itu.
Dari 42 medali emas yang akan diperebutkan di Papua, 2-13 Oktober 2021 mendatang, Jabar membidik delapan keping emas untuk dapat memenuhi target menjadi juara umum di cabor yang satu ini.
"Kerja sama antara Jawa Barat dengan Korea sudah terjalin sejak tahun 2011 dan para pelatih yang didatangkan khususnya untuk cabor menembak adalah para pelatih terbaik," ucap I Ketut Wahyu Adhiarma.
Pelatih Jung Ki Won mengakui, kegagalan tim asuhannya melaksanakan sentralisasi di negerinya tidak menjadi hambatan. Sebaliknya, kata dia, dengan kondisi saat ini, di masa pandemi saat ini sangat bermanfaat untuk kembali mematangkan skill atlet.
“Dengan kondisi ini kita jadikan sebuah keuntungan bagi tim menembak Jawa Barat. Waktu persiapan akan menjadi lebih panjang," ujar kata Jung Ki Won.
Piala AFF 2020 Terancam Diundurhttps://t.co/4cSrsGAccI— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 28, 2020
"Kami akan lebih banyak melaksanakan try out dan mengikuti kejuaraan di Indonesia. Saya pikir tidak ada masalah dan kondisi atlet Jabar sangat bagus selama pandemi ini.”
Menurutnya, dengan waktu yang panjang akan menjadikan atlet memiliki persiapan terutama untuk mengasah dasar dan konsentrasi. Namun secara kondisi tidak ada pengaruh yang begitu besar.
“Olahraga menembak tidak sama dengan olahraga lain yang mengandalkan fisik atau tenaga. Atlet menembak hanya membutuhkan konsentrasi, fokus, karena itulah sebagai dasarnya," kata Jung Ki Won.
"Dengan lamanya tidak ada turnamen juga cukup bagus karena berlatih dengan pistol tanpa peluru akan mengasah kemampuan mereka terus menerus."
Pelatih muda Korsel ini pun tidak merasa khawatir dengan atletnya. Kini tim menembak Jabar dihuni lima atlet asal pelatnas.
Fathur Gustavian (10m air rifle men, 10m std rifle mixed team), Dewi Laila Mubarokah (10m air rifle women, 10m air rifle mixed team), Audrey Zahra (10m air rifle women, 10m air rifle mixed team), Citra Dewi Resti (50m air rifle 3 pos women), dan Vidya Rafika (10m air rifle women, 10m air rifle mixed team).
Atlet menembak lainnya berasal dari TNI AD, tepatnya dari Divisi Infanteri 2 Kostrad Cilodong, yakni Gusti Ayu Indrdewi, Nina Agustina, dan Ninda Sepinja Putri.
Dari Polri, tim menembak Jabar memiliki Anang Yulianto, Iwan Setiawan, dan Sonny Prabowo (Brimob Kelapa Dua).
Selebihnya atlet-atlet penghuni Cisangkan Cimahi yakni, Marthin J Lala, Trinarmanto, Edi Susanto, Ipung Saefuil, Oktofin Rarun, Ni Putu Sri Rachmawati, Vegi Sepfriani A, dan Kinanti Ulfha Aristi.
Dengan sejumlah atlet tersebut, tim menembak Jabar tetap mewaspadai DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Papua yang akan menjadi pesaing utama di ajang PON nanti.
"Semua punya standar, indoor 10m tidak ada masalah. Yang kami waspadai dan khawatirkan adalah diluar pertandingan yang harus diperhitungkan,” tutur I Ketut Wahyu.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita PON Papua Lainnya:
Venue Akuatik PON Papua Raih Sertifikasi FINA
Selain Venue, Kementerian PUPR Bangun 15 Rusun untuk Peserta PON Papua
Jabar Andalkan Gregoria Mariska Jadi Pendulang Emas di PON Papua