- Jepang mengadakan uji coba alat pencegah penyebaran virus Covid-19 pada Jumat (30/10/2020).
- Puluhan alat deteksi disebar di Stadion Yokohama untuk menangkap cara penyebaran Covid-19 melalui udara atau airborne.
- Data dari uji coba ini akan jadi bekal untuk menyempurnakan alat pencegahan penularan Covid-19 di area terbuka.
SKOR.id - Pemerintah Jepang berupaya menciptakan peralatan canggih yang bisa mencegah penyebaran Covid-19 selama Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo, tahun depan.
Usaha tersebut kian mendekati sempurna karena Jumat (30/10/2020), Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo (TOCOG) melakukan uji coba pertama alat pencegah penyebaran virus.
Kegiatan uji coba alat pencegah virus Covid-19 ini berlangsung di Stadion Yokohama, yang nantinya bakal menjadi venue cabang olahraga (cabor) bisbol dan softball Olimpiade.
Puluhan alat pendeteksi tersebut diletakkan di berbagai penjuru stadion yang dipadati penonton untuk menyaksikan lanjutan liga bisbol Jepang secara langsung.
Teknisi memasang berbagai sensor dan kamera dengan resolusi sangat tinggi untuk menangkap proyeksi partikel mikro yang bertebaran di udara saat pertandingan.
Termasuk juga alat pendeteksi karbondioksida (CO2) guna mengukur kerapatan penonton hingga nantinya mencegah terjadinya kerumuman saat event berlangsung.
Guna melengkapi uji coba tersebut TOCOG menginstruksikan setiap penonton untuk menginstal aplikasi khusus sebelum mereka memasuki stadion.
Aplikasi ini nantinya memberikan informasi mengenai jarak aman antarpengunjung serta notifikasi khusus jika terjadi penyebaran Covid-19 di dalam stadion.
Meski berbagai sensor telah dipasang sebagai alat pencegah penyebaran Covid-19, TOCOG mengingatkan penonton untuk selalu pakai masker selama di Stadion Yokohama.
Hal ini dilakukan agar panitia bisa mengumpulkan berbagai data penyebaran virus Covid-19 melalui udara atau airborne meskipun responden telah memakai masker.
Data-data tersebut kemudian dikirim langsung ke superkomputer tercepat di dunia, yaitu Fugaku yang berada di Kanagawa, Jepang.
Fugaku akan memproses setiap data dari Stadion Yokohama yang nantinya menjadi informasi untuk para pengguna aplikasi terkait penyebaran virus corona.
Uji coba ini akan berlangsung selama tiga hari dengan penonton sebagai responden yang memadati 80 hingga 100 persen dari kapasitas 32.000 kursi di Stadion Yokohama.
Salah satu panitia mengatakan eksperimen ini akan membantu mereka menciptakan kondisi yang aman dan nyaman selama berlangsungnya Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.
"Untuk saat ini belum ada data soal bagaimana pola penyebaran virus di area terbuka, dalam ini stadion yang menjadi objek lokasi," kata salah satu ofisial dilansir Japan Today.
"Dengan mengamati kondisi angin dan konstruksi bangunan stadion yang dikelilingi kursi kami akan mengetahui bagaimana droplet menyebar untuk mencari cara mencegah infeksi."
Olimpiade Tokyo 2020 dijadwalkan berlangsung pada 23 Juli sampai dengan 8 Agustus 2021. Sedangkan, Paralimpiade bergulir pada 24 Agustus s.d. 5 September.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Yamaha Jadi Prioritas, Jorge Lorenzo Sebut Aprilia sebagai Pilihan Kedua https://t.co/F9tW6JjqMP— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 31, 2020
Berita Olimpiade Tokyo Lainnya:
Pandemi Covid-19, Durasi Pengembalian Tiket Olimpiade Bisa Diperpanjang
Gugus Tugas Olimpiade Tokyo Berencana Bangun Pusat Kontrol Penyakit Menular