- Indriyanto Nugroho membentuk starter pilihannya dari para alumni PSSI Primavera.
- PSSI Primavera dengan anggota salah satunya Indriyanto Nugroho, berguru di Italia pada periode 1993-1995.
- Ada nama pelatih timnas U-16 Bima Sakti dan pelatih Sabah FA Kurniawan Dwi Yulianto.
SKOR.id - Jauh sebelum ada program Garuda Select, PSSI juga pernah menjalankan program pembinaan pemain junior di Eropa, tepatnya di Italia.
Program itu adalah PSSI Primavera dan Baretti pada periode 1993-1995. PSSI Primavera diikuti oleh sejumlah pemain pilihan untuk kategori pemain U-19.
Sedangkan PSSI Baretti khusus untuk pemain dengan usia di bawah 16 tahun. Tim pelatih saat itu adalah Danurwindo, Romano Matte, dan Harry Tjong.
Salah satu pemain yang merasakan manfaat dari program pembinaan tersebut adalah Indriyanto Nugroho.
Berita Timnas Indonesia Lain: Kilas Balik Piala Tiger 2000: Hendro Kartiko Bicara Faktor Kegagalan Timnas dan Polemik PSSI
Berkat tempaan tersebut, karier Indriyanto di persepakbolaan Tanah Air cukup mengilap.
Kini, Indriyanto bahkan tergabung dalam tim kepelatihan timnas Indonesia U-16 bersama pelatih kepala Bima Sakti, Firmansyah, dan pelatih kiper Markus Horison.
Baca Juga: Tim Promosi Liga 2 2020 Ini Sedang Bergairah, Sayang Corona Mewabah
Indriyanto pun mengenang program PSSI Primavera dan coba merancang best starting XI pilihannya.
Ia mengatakan, bukan berarti nama yang tidak ada dalam pilihannya ini tidak layak masuk ke dalam starting eleven.
Pemain jebolan tim kenamaan Arseto Solo itu, membuat starter dengan formasi 4-3-2-1.
"Kalau bicara formasi itu fleksibel. Kadang di lapangan, ada improvisasi dan yang dilakukan pelatih tergantung situasinya. Formasi itu bisa berubah jadi 4-4-2 atau 4-3-3," kata Indriyanto.
Namun pada era itu, formasi 4-4-2 dan 3-5-2 paling familiar. Lini pertahanan menjadi sektor yang paling penting dan genting.
Baca Juga: Tekad Umuh Muchtar Bantu Perangi Wabah Virus Corona di Indonesia
Untuk posisi penjaga gawang, Indriyanto memilih Kurnia Sandi. Kiper yang dikatakannya memiliki kelebihan saat duel satu lawan satu dan udara.
Untuk stopper, dia menempatkan duet Eko Purjianto dan Yeyen Tumena. Eko dikatakan Indri adalah bek yang cerdik, terutama dalam menghalau bola-bola udara.
Sementara itu, Yeyen adalah tipikal bek yang keras dan piawai dalam membaca pergerakan lawan.
Sedangkan untuk dua bek sayap, dia menaruh Anang Maruf yang stylish di sisi kanan dan Aples Tecuari, dengan keunggulan dari segi fisik yang dia miliki.
Menurut Indri, siapapun yang berhadapan dengan Aples, dipastikan gentar dan sulit menembus pertahanan timnya.
Untuk posisi trio gelandang, Indriyanto memilih Gusnedi Adang, Bima Sakti, dan Supriono Prima.
Baca Juga: Asa Esti Puji Lestari pada Hari Kartini untuk Perempuan Indonesia di Sepak Bola
"Ketiga pemain ini punya karakter yang berbeda dan itu jadi keuntungan. Ketika dibutuhkan, Gusnedi juga bisa dimainkan sebagai sayap, ia punya kekuatan dan kecepatan," kata Indriyanto.
Beralih ke lini depan, selain dirinya sebagai pembagi bola, Indriyanto menempatkan duet striker Asep Dayat yang powerfull dengan Kurniawan Dwi Yulianto, striker katalisator di kotak penalti.
Menurut Indriyanto, tim ini pernah diturunkan bersama saat timnas Indonesia menjalani Pra Olimpiade 1996.
Saat itu, tim yang diasuh Danurwindo ini takluk dari Korea Selatan skor 1-2 di Jakarta. Gol tunggal Indonesia dicetak oleh Indriyanto.
Baca Juga: Aksi Mulia Para Senior Saddil Ramdani dari Klub Liga Malaysia