- Indonesia memiliki banyak pelatih bulu tangkis yang kualitasnya sudah tak diragukan lagi.
- Mengingat slot di Pelatnas Cipayung yang terbatas, banyak pelatih berkualitas asal Indonesia yang melatih level klub maupun di luar negeri.
- Berbagai upaya terus dilakukan untuk meregenerasi dan memperbaiki kualitas pelatih Indonesia agar tetap "up to date".
SKOR.id - Indonesia sejak lama dikenal sebagai salah satu kekuatan yang disegani dalam peta persaingan bulu tangkis dunia.
Tak hanya pemain, Indonesia juga punya banyak pelatih mumpuni yang kualitasnya sudah diakui dunia.
Sayang, PBSI selaku induk organisasi bulu tangkis di Indonesia tak bisa menampung semua sumber daya yang dimiliki untuk mengisi tim kepelatihan di Pelatnas Cipayung.
Saat ini, Timnas Bulu Tangkis Indonesia (Utama dan Pratama) dibesut oleh 23 pelatih yang empat di antaranya merupakan pelatih fisik.
Jumlah di atas sudah termasuk Flandy Limpele yang dipulangkan dari Malaysia dan Namrih Suroto yang sebelumnya berkarier di India.
Mengingat slot tim kepelatihan di Pelatnas Cipayung terbatas, para pelatih Indonesia lainnya harus mencari wadah lain untuk berkarier. Melatih di level klub jadi salah satu opsi.
Bahkan beberapa mantan pelatih Timnas yang tak diperpanjang kontraknya memilih kembali ke klub, seperti Minarti Timur dan Vita Marissa yang kini melatih di PB Djarum.
Opsi karier lain yang cukup banyak ditempuh pelatih bulu tangkis Indonesia adalah berkiprah di luar negeri.
Pada pertengahan 2021, Badminton Asia pernah merilis artikel yang menyebut setidaknya ada 12 pelatih asal Indonesia yang berkarier di luar negeri (sembilan negara).
Kata "setidaknya" digunakan karena diyakini masih banyak pelatih Indonesia yang berkiprah di luar negeri dan sulit terlacak karena melatih di level klub/profesional.
Kabid Humas dan Media PP PBSI, Happy Broto, saat dihubungi Skor.id pun mengaku pihaknya tak memiliki data pasti soal pelatih Indonesia yang berkarier di mancanegara.
Pasalnya, para pelatih tersebut memang tak pernah melaporkan aktivitasnya kepada pihak PP PBSI.
Pada sisi lain, regenerasi pelatih di Indonesia terus bergulir. Proses ini ikut terbantu dengan kehadiran program pendidikan pelatih yang dirilis BWF pada awal 2012.
BWF Coach Education terdiri dari empat level sesuai dengan materi yang diajarkan, yakni kursus dasar, lanjutan, spesial, dan elite.
Pengprov PBSI Jateng jadi salah satu yang rutin memanfaatkan fasilitas di atas. Pada awal April 2022, ada 16 pelatih yang diikutkan dalam program BWF Coach Education Level 1.
Selain regenerasi, PBSI selaku otoritas bulu tangkis Indonesia juga sudah menerapkan sport science untuk memaksimalkan potensi pemain.
Sport science belakangan jadi faktor penting sehingga membuat program latihan "konvensional" dianggap tak lagi cukup.
Oleh karena itu, pelatih yang dibekali dengan pemahaman yang baik terkait pemanfaatan sport science bakal sangat membantu dalam proses pengembangan pemain.
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Peta Kekuatan Bulu Tangkis Asia dalam 30 Tahun Terakhir
Melacak Kiprah Pelatih Bulu Tangkis Indonesia di Berbagai Negara Asia